"Ma, Pa, Kak Ino! Adek pergi dulu ya, mau main sama kak Chan!" seru Felix sambil menenteng tas kecilnya menuruni tangga rumahnya.
Felix sudah bersiap menggunakan hoodie dan beanie biru kesayangannya, rencananya mereka berdua akan kencan ke arena taman bermain salju. Iya, rencana. Karna sekarang Felix harus dihadapkan pada muka kesal kakaknya.
"Adek mau kemana? Kakak ajak jalan ngga mau, tapi malah pergi sama pacar? Emang ya kakak udah ngga penting lagi sekarang." Minho memasang wajah kesal segarang mungkin di depan adik dan kekasih adiknya. Namun Chan yang diam-diam memperhatikan ekspresi Minho berpikiran lain, "Sial, dia kenapa gemes banget sih. Gimana bisa kakak adek sama lucunya gini,"
"Kak Inooo, tadi Lix beneran capek banget, ngga bohong kok beneran! Kita jalan lain kali ya kakakku sayang?" kata Felix sambil membentuk peace dari jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Terus sekarang ngga cape?" tanya Chan yang mendengarkan keributan kakak beradik ini.
"Yaa capek sih, tapi kan Kak Chan udah nyamperin, masa aku suruh pulang."
"Tuhkan! Emang dasar kamu aja yang ngga mau jalan sama kakak." Minho memasang pose kesal terbaiknya. Berusaha membatalkan rencana jalan adik dan kekasihnya ini.
"Kalo kamu capek, kita jalannya lain kali aja ngga masalah kok Fel. Jangan maksain diri ya, kakak ngga mau kamu sakit."
Gotcha!
Mendengar Chan berkata seperti itu, Minho pun melenggang pergi darisana, tidak kuat melihat lanjutan drama dari insan yang tengah dimabuk asmara itu. Terlalu menggelikan bagi Minho.
Minho merebahkan dirinya di ruang keluarga dan beberapa menit setelahnya, Felix dan Chan terlihat berjalan beriringan ke dalam rumahnya. Felix berjalan di depan dan langsung mengambil tempat di samping kakaknya.
"Kak Ino naik keatas dong, adek mau pacaran dirumah aja." kata Felix sembari tangannya mendorong sang kakak untuk pergi.
"Lah? Ya kamu yang diatas dong, kan kakak duluan yang disini." Minho masih tidak mau kalah.
"Ih kan adek udah ngga jadi main diluar nih, yaudah kakak ngalah dong." Felix memoutkan bibirnya namun Minho nampak tidak peduli.
Sayup-sayup terdengar Mama Sana yang memanggil Minho untuk membantunya di dapur, dan tidak perlu menunggu dua kali Minho pun langsung beranjak darisana meninggalkan Chan yang mematung dengan kejadian tadi.
"Kakak kamu unik ya fel?" celetuknya.
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair (Banginho/Minchan)
Fanfiction"Jadi ini akhir dari kita?" "Maaf, karna aku ngga bisa pilih kamu," Warn ⚠️ • Cheating • Contain harsh words • Slight mature content • Read with your own risks • Really slow update • Side ship ; chanlix