Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Ayla mengemasi barang barangnya ke dalam koper. Hari ini adalah jadwalnya untuk kembali ke tanah air. Ia telah tinggal di London dua tahun terakhir, menemani neneknya-Almira. Kakeknya-Rusdi meninggal dua tahun lalu karena kecelakaan.
Neneknya meninggal satu minggu lalu. Tak ingin berlarut dalam kesedihan Ayla lebih memilih meninggalkan rumah yang memiliki banyak kenangannya bersama neneknya. "Dek udah belum?" tanya pria yang sudah berada di ambang pintu kamar Ayla. Dia, Axelio Cleon Anantra abang dari Ayla Sifa Anantra.
Setelah mendengar kabar bahwa neneknya meninggal, ia langsung terbang ke London. Dia mencemaskan adik kesayangannya. "Iya, tinggal beberapa baju lagi bang," Ayla segera menyelesaikan tugasnya.
Setelah mengemasi barang barangnya, ia kini tengah bersusah payah menggeret koper besarnya itu. "Bang bantuin dong," Ayla menarik napas dalam dalam, sungguh berat kopernya itu.
"Halah gitu aja ga kuat." Axel mengambil alih koper Ayla, lalu menggeretnya dengan susah payah. "Berat banget nih koper, isinya apa sih?" tanya Axel yang penasaran dengan isi koper adiknya. "Ouh itu cuma baju gue se-lemari ama barang barang gue."
"What!!" Pekik Axel tak percaya. Bagaimana bisa baju adiknya se lemari bisa masuk ke dalam koper itu, di tambah barang barangnya.
"Isshh ga usah teriak juga kali!" sentaknya kesal."Iya iya."
Axel melanjutkan menggeret koper adiknya. "Hufft akhirnya sampe." Axel menyeka keringat di dahinya. "Yuk berangkat," ajak Ayla yang sudah siap dengan bajunya. Celana jeans panjang, kaos hitam yang di balut jaket dan rambutnya yang di gerai indah.
"Bentar gue ambil napas dulu." Axel menghirup napas dalam dalam lalu menghembuskannya. "Hirup terus ga usah di keluarin bang," ucapnya membuat Axel melotot tak percaya. Tak ingin memperpanjang masalah ia masuk ke dalam mobil di susul oleh Ayla. Axel menyalakan mobil lalu mengendarainya keluar rumah. Baru saja keluar dari pekarangan rumahnya, "Dek kok ga enak ya mobilnya," ucapnya merasakan ada yang aneh dengan mobilnya. "Iya, coba cek deh bang." Axel keluar mobil, mengecek mobilnya. Ayla ikut keluar menyusul Axel, ia mengecek ban mobilnya.
"Yahh bannya kempis bang."
.
.
.
.
.
.
.
Warung mang Bejo kini sangat ramai oleh anak anak Pheonix. Pheonix adalah geng motor yang sudah berdiri sejak tahun 2015. Dan kini Alkeno Fajar Pratama menjadi ketua mereka generasi ke 3, dan Axelio menjadi wakilnya. Geng ini mempunyai 5 anggota inti yaitu, ketua dan wakilnya dan Alarzo, Marsel, dan Revano. Alarzo Zenius Pratama, adik dari Alkeno. Kini Pheonix memiliki lebih dari 300 anggota."Mang es teh satu," ucap Marsel, ia berjalan ke arah meja yang diduduki oleh ketuanya. Ia menggeser kursi lalu mendudukinya.
"Apa kabar boss?" ucapnya bertos ria dengan teman temannya, ah lebih tepatnya sahabatnya.
"Baik," jawab Keno singkat. Marsel mengangguk. Mang Bejo memberikan pesanannya, lalu kembali ke warungnya.
"Sel, patah patah apa yang menyakitkan?" tanya Alarzo. "Patah hati," jawabnya cepat. Ya semua orang sudah tahu kalau patah hati itu menyakitkan.
"Salah," ucap Alarzo. "Patah yang menyakitkan itu patah tulang," lanjutnya.
"Lha kok patah tulang?"
"Masih ga percaya?" Tanya Alarzo. "Yeeee ni anak malah balik nanya," kesal Marsel.
"Gini ya Sel, misalkan tulang Lo gue patahin sakit ga?" Tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayla's Journey
Teen FictionAyla Sifa Anantra, cewek tujuh belas tahun yang harus merelakan masa depannya demi sebuah perjodohan. Memiliki sifat yang cenderung dingin, cuek dan mahir bela diri menjadikannya seorang leader. Memiliki kemampuan spesial yamg tak banyak dimiliki or...