Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Hari ini ia sudah kembali ke Indonesia, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya ia sampai di rumahnya. Ayla membaringkan tubuhnya di atas kasur. Menatap langit langit kamarnya. Pikirannya melayang entah kemana.
Dia masih merindukan Rafasya. Sulit mengikhlaskan orang yang kita sayang pergi.
"Selamat datang, Ayla." suara bak Anging lalu itu membuyarkan lamunan Ayla. Ia menoleh dan mendapati Tisya, arwah penghuni kamarnya.
"Jangan ganggu gue," ucapnya. "Aku ga ganggu kok, aku cuma main sama kamu."
"Ga hari ini," ucapnya membuat Tisya cemberut. Tisya adalah teman keluh kesahnya. Jika ia sedang dalam masalah, pasti Tisya yang akan menjadi teman ceritanya.
Sebenarnya ia mulai bisa melihat makhluk astral itu sejak peristiwa dua tahun lalu. Peristiwa yang hampir merenggut nyawanya.
"Kamu kenapa?" tanya Tisya.
"Ga, gapapa."
"Bohong."
"Serah."
Tisya ikut membaringkan diri di samping Ayla. Ia menatap Ayla intens. Ia tahu ada yang di sembunyikan oleh Ayla.
"Gue kangen sama nenek," ucapnya. "Ikhlasin Ay, aku tau kamu bisa."
Tisya adalah korban pembunuhan. Keluarganya tak tahu jika ia sudah mati. Jasadnya juga tidak di temukan. Anehnya Tisya sendiri tidak tahu di mana jasadnya.
Pertama kali ia bertemu Tisya adalah tiga belas bulan lalu saat dirinya kembali ke Indonesia untuk bertemu kakaknya. Pertama melihat Tisya Ayla ketakutan karena kondisi Tisya yang mengenaskan. Namun lama kelamaan ia mulai terbiasa.
"Gue kehilangan dua orang yang gue sayang dalam waktu singkat," ucap Ayla, ia menyeka air mata yang tanpa izin keluar dari matanya.
"Kalo gue di ijinin buat ikut sama mereka, gue pasti ikut. Tapi gue masih mikirin bang Axel." Tisya bangkit dari tidurnya. Ia menatap Ayla dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Gila."
.
.
.
.
.
.
.
Axel berjalan gontai ke arah Ayla yang tengah memasak di dapur. Bau yang ditimbulkan oleh masakan Ayla menggugah selera makannya. Ya walaupun di rumah ini sudah ada pembantu tapi Ayla lebih suka memasak sendiri."Eh." Ayla terkejut saat Axel tiba tiba memeluknya dari belakang. Axel mendusel-dusel dalam leher Ayla, membuat sang empu geli.
"Lepas ih, kak. Ini aku lagi masak lho," ucap Ayla. Axel menurut, ia duduk di kursi.
Ayla melanjutkan acara memasaknya. Setelah selesai, ia menghidangkan masakan buatan ya di atas meja makan.
Ayla membuat oseng sayur kangkung dengan ayam goreng krispi. Jangan lupakan sambal kesukaannya, sambal terasi.
Setelah selesai makan Ayla membereskan dapur, sedangkan Axel sudah kembali ke kamarnya.
Ayla kembali ke kamarnya. Ia mengambil ponsel di meja belajarnya. Menelpon nomor seseorang di sana.
"Hallo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayla's Journey
Teen FictionAyla Sifa Anantra, cewek tujuh belas tahun yang harus merelakan masa depannya demi sebuah perjodohan. Memiliki sifat yang cenderung dingin, cuek dan mahir bela diri menjadikannya seorang leader. Memiliki kemampuan spesial yamg tak banyak dimiliki or...