Deal drap drap...
Bola basket yang dipantulkan terus berbunyi. Seorang pria hitam manis dengan surai Navy yang selaras dengan bola matanya, asyik mendribble bola basket yang ada ditangannya sembari berjalan perlahan, ia berhenti disebuah taman yang cukup sepi karena letaknya cukup jauh dari keramaian.Ia celingak-celinguk kiri dan kanan seperti mencari sesuatu. Dia mendesah.
"Hah seperti nya aku yang pertama, akan ku hajar mereka setelah mereka tiba nanti" ujarnya.
"Ano, Aomine-kun... aku dari tadi disini lho!" Sebuah suara tiba-tiba datang dari balik punggungnya.
Dia berbalik dan "Waa! Tetsu! Kau mengangetkan ku!" Jujur dia sudah sangat lama tidak merasakan hal seperti ini, ahh... Tetsu benar-benar menyeramkan, pikir Aomine.
"Yahoo! Aomine! Kuroko! Hisashiburidesu!" Teriak seorang pria bersurai jeruk dengan senyum secerah mentari.
"Domo!" Seorang pria bersurai puding, mengekor dibelakang nya. Ia hanya mengangguk dan kembali fokus bermain PSP yang tak lepas dari tangannya sama sekali.
"Oi Shoyo! Kenma! Osoi!" Balas Aomine.
"Hahaha gomen-gomen!" Ujar Hinata. Keempat nya membentang tikar dipinggir danau yang ada di taman tersebut.
"Yah udah lama gak bertemu, Aomine makin tinggi dan besar ya!" Hinata memukul punggung Aomine yang tengah memakan Burger hingga tersedak.
"Shoyo kebiasaan mu!" Tegur Kenma. Ia memberikan Aomine sebotol Ocha.
"Gomen Ahomine! Daijoubou-desuka?" Tanya Hinata panik. Perempatan imajiner menghiasi kening Aomine.
"Na Shoyo!" Panggil Aomine seram. Hinata merasakan hawa-hawa suram, gelap dan Hitam disekitarnya, ia tiba-tiba jadi merinding.
"Hai' Aomine-sama!" Ia duduk bersimpuh dihadapan Aomine. Aomine meletakkan Ocha yang baru saja diminum nya. Ia meregang kan tangan, membunyikan jari-jarinya, meregangkan leher dan punggungnya. Ia seakan sedang bersiap-siap. Bersiap-siap... Untuk menghajar Hinata.
Saat ia hendak memukul kepala Hinata, sebotol ocha dingin tumpah diatas kepalanya. Kepala bersurai biru muda mendekat kearah Aomine.
"Dinginkan kepalamu Aomine-kun, Shoyo tidak sengaja" Ujarnya memperingati dengan wajah datar yang minta digampar.
Aomine terdiam, ah kepalanya sudah dingin, benar-benar dingin sangking dinginnya ia memiliki perasaan tenang dengan pikiran penuh trik dan cara menenggelamkan Kuroko ke danau didepannya sekarang juga. Wajahnya tampak damai, memikirkan hal itu. Andai itu benar-benar terjadi, mungkin ia sudah tersenyum-senyum seperti orang bodoh, ah dia benar-benar Aho! Ahomine!
Kenma yang menyaksikan hal itu benar-benar ingin tertawa. Dia sudah terbiasa melihat tingkah bodoh sahabat nya Kuroo, tapi ini berbeda dia sudah lama tak bertemu dengan sahabat masa kecilnya dan masih saja mereka begitu bodoh dan tak berubah.
"Kalian masih sama saja begitu bodoh" Sarkas Kenma yang menahan ekspresi agar tidak tertawa.
"Teme!" Teriak Aomine.
Byur!
Lagi-lagi Aomine basah kuyup. Kali ini bukan Ocha melainkan milkshake dengan Boba yang membasahi dirinya.
"Kau tak boleh berkata kasar Aomine!" Ujar Hinata menasehati Aomine. "Gak baik untuk tubuhmu!"
"Ano Shoyo..." Panggil Kuroko gelap.
"Hai'?" Sahut Hinata. Ia menoleh dan mendapati dua orang berwajah suram dan gelap. 'are apa aku melakukan kesalahan? Yabai!' batinnya.
"A...Ano Kuroko dou...dousta?" Tanya Hinata gugup.
"Shoyo itu Milk–" sebuah milkshake dingin menempel pada pipi Kuroko.
"Ini kuberikan satu lagi" ujar Kenma yang sudah membelikan Milkshake untuk Kuroko saat mereka dalam perjalanan.
Kuroko terdiam dan mengambil milkshake dari tangan Kenma.
"Arigatou Kenma!" Ujar Kuroko meminum milkshake favoritnya. Masih ada satu aura lagi yang belum reda.
"Ke-kenma!" Hinata bersembunyi dibelakang Kenma.
"Hai'! Mai-chan edisi terbaru Kusomine" Kenma menyodorkan majalah ekhem kepada Aomine. Mata tajamnya berubah berbinar-binar bahkan ia tak mendengar umpatan Kenma padanya.
"Aa... Arigatou Kenma saiko na omae!" Ujarnya merampas begitu saja majalah haram tersebut.
"Eroi Mine" ujar Kuroko santai. Ahomine yang sibuk dengan Mai-chan nya tak mempedulikan perkataan Kuroko.
Setelah itu mereka terhanyut dengan pikiran masing-masing. Kuroko dan Hinata yang terlelap, Kenma yang kini berganti memainkan game online di ponsel pintar miliknya, dan Aomine dengan majalah haramnya.
Angin sepoi-sepoi menderu, menyibak kalbu, membelai tubuh yang terhanyut dalam sunyi. Mata Hinata terbuka.
"Uncrowned King" ungkapnya. Kata itu mampu membuat kedua remaja lainnya terhenti dari aktivitas nya dan seorang lagi yang terbangun dari tidurnya.
"Kalian tau siapa dia?" Tanya Hinata. Yang lain terdiam.
"Aa... Shitteru" gumam Aomine.
Lagi-lagi mereka terhanyut dengan pikiran masing-masing. Mereka kembali memikirkan bagaimana mereka dengan mudahnya menyelesaikan kasus yang didalangi oleh Uncrowned King namun tak kunjung menangkap Big Bos yang menjadi otak kriminal di Jepang itu, Uncrowned King bukan musuh yang mudah.
•
•
•
Tbc.
Continue : "Flashback"
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncrowned King
De TodoUncrowned King! Buronan kelas tinggi pihak kepolisian, akankah empat remaja SMA yang dijuluki sebagai 4 Penjaga Mata Angin, berhasil mengungkap dan menangkap Dalang dari serangkaian kasus-kasus mengerikan yang terjadi di Jepang? Masa lalu selalu te...