Part 4

18.2K 2.8K 27
                                    

"Jelaskan!" Titah Yang Mulia Je Ha pada Pangeran Je Eun.

"Aku sedikit bingung harus mulai dari mana" Pangeran Je Eun meringis dan memegang tengkuknya tanpa alasan.

"Cepat atau ku kirim ke barak utara kerajaan" Ancam Yang Mulia Je Ha.

"Ck, ya, ya. Waktu pertama bertemu di acara jamuan posisinya adalah pengawal Jenderal Shu. Karena penasaran bagaimana bisa anak yang umurnya di bawahku dan seorang gadis pula bisa menjadi pengawal Jenderal Shu, aku sedikit membuntutinya"

"Hah, lalu?" Mendengar kata membuntuti, Yang Mulia Je Ha hanya bisa pasrah dengan adik satu-satunya ini.

"Tapi saat membuntutinya aku malah ketahuan" Saat mengatakan kalimat tersebut, Pangeran Je Eun menyengir. Menampilkan sebagian deretan gigi putihnya.

"Setelah ini aku benar-benar mengirimu ke barak utara untuk pelatihan"

"Dengarkan aku dulu! Setalah itu Naomi hendak mengantarku kembali ke ruang jamuan. Tapi di tengah jalan muncul pemberontakan, untungnya Naomi dengan sigap langsung menuju ke arah pemberontak yang hendak masuk lewat gerbang yang sudah tidak di pakai lagi"

"Langsung intinya saja!" Bentak Yang Mulia Je Ha.

"Lawannya lebih dari sepuluh orang dan dia menghabisinya sendiri. Gerakannya sangat cepat, sampai aku sedikit bingung, dan yang paling penting dia itu sadis! Semua kepala lawannya lepas dari tempatnya. Maka dari itu aku memintanya sebagai hadiah, karena aku yakin kakak pasti menyukainya dari pada sebuah barang!"

"Tapi dia manusia, kau tidak boleh meminta hadiah berupa manusia!"

"Tapi-" Belum juga Pangeran Je Eun menyelesaikan kalimat sanggahan, Yang Mulia Je Ha terlebih dahulu memotongnya.

"Cukup! Ru In!" Yang Mulia Je Ha memanggil pengawal Pangeran Je Eun.

"Ya, Yang Mulia!"

"Kau, seret dia ke barak utara. Bilang pada Jenderal yang memimpin di sana untuk melatihnya selama dua minggu, kau harus mengawasinya"

"Baik, Yang Mulia"

"Kakak kenapa seperti ini, padahal aku yakin kau akan menyukai bocah itu!"

"Yang Mulia, ada masalah!" Ru In yang masih menyeret Pangeran Je Eun berhenti ditengah jalan ketika melihat prajurit yang melapor sedang kepanikan.

"Ada apa?"

"Markas prajurit terjadi kerusuhan"

"Jangan bilang karena Naomi?" Ucap Pangeran Je Eun.

"Jika yang Anda maksud gadis berpakaian serba hitam yang umurnya sekitar limabelas tahun, maka yang Anda benar Pangeran" Ucap prajurit tersebut.

***

"Kenapa aku tidak boleh tinggal di markas?" Di depan Naomi berdiri para prajurit dengan badan kekar.

Mereka berbaris menghadang Naomi dengan tangan bersedekapdi atas dada. Saat Naomi melangkahkan kakinya ke kanan, mereka mengikutinya. Kakinya berganti melangkah ke kiri, mereka pun juga mengikutinya. Jangankan untuk masuk ke dalam bangunan yang di gunakan sebagai tempat tidur itu, hanya melihat pintunya saja, sepertinya mereka tidak mengizinkan.

Naomi menghela napasnya kasar. Ia membenarkan posisi kain bawahaannya yang ia tenteng di bahu. Kemudian ia sedikit melebarkan kakinya, tangannya ia sedekapkan.

Posisi tubuhnya sama persisi dengan para prajurit yang menghadapngnya. Hal tersebut semakin membuat mereka tak suka.

"Jika kami menerimamu, markas kami akan di jadikan bahan candaan!" Ucap salahsatu prajurit yang tangannya mulai di turunkan dari posisi bersedekap dada.

The Death Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang