Rahasia kamar (2)

23 5 0
                                    

Atu membuka matanya yang terasa berat, dengan perlahan ia mengerjapkan matanya hingga terbuka sempurna.

Ada satu pertanyaan dibenak atu sekarang yaitu, "ada dimana diriku?"

"Kau sudah bangun sayang?" Tanya seseorang dengan nada yang begitu menyimpan kasih sayang.

Ia melihat wanita itu berjalan dengan anggun bak sang ratu saja, "minum dulu."

Atu hanya menurut tanpa bertanya, karena lidahnya terasa kelu untuk berbicara. "Bagaimana? sedikit lebih baik?" Mendapati pertanyaan tersebut Atu hanya membalas dengan anggukan.

Wanita itu mengelus rambut Atu seraya berkata, "baik-baik kamu disini ya, ibu tinggal dulu," lagi-lagi Atu hanya mengangguk patuh.

Ibu-nya beranjak meninggalkan tempat tersebut lalu berkata, "jaga dia baik-baik!" Titahnya kepada para dayang.

Atu kembali memejamkan matanya, namun ketika itu ia tersadar, "apakah ini mimpi lagi?" Pikirnya dengan membuka matanya sebulat bulan purnama.

Ia melihat-lihat sekitar dengan posisi masih tiduran, "tunggu! Bukankah aku tadi bertemu ibu?" Gumamnya dengan masih berfikir keras mengenai hal ini.

Akhirnya ia tak kunjung menutup matanya, pikirannya masih menganalisis keadaan.
"Apakah jika aku menutup mata aku akan kembali ke dunia nyata lagi?" Batinnya yang sedang berfikir.

Tak lama datanglah seorang pria berpenampilan seperti pangeran bak di negeri dongeng.
Mata yang biru, rambut yang coklat dan hidung yang mancung membuat pesona pria tersebut menjadi sangat tampan.

"Hey, apakah kau sudah merasa baikkan?" Tanyanya dengan mendudukan dirinya di pinggiran ranjang, "siapa kau?"Dengan sedikit terpesona akan tampilannya.

"Hm, ternyata nona mudah sekali melupakan."

Atu masih berfikir keras, namun memikirkan hal itu membuat kepala Atu tambah pening.
"Agh!Aku tak mengingat mu," erangnya sehingga membuat pria tersebut hanya terkekeh geli.

"Baiklah, aku tunggu sampai kau mengingatku." Katanya lalu pergi meninggalkan dirinya yang hanya melongo dan terheran-heran.

"Jika dia hanya datang kemari untuk hal sepele seperti itu, mending tidak usah datang! Itu hanya membuat beban pikiran saja!"Gumam Atu yang masih terdengar oleh pria tersebut.

Pria tersebut berbalik badan dan mengatakan, "Aku kesini hanya untuk melihatmu baik-baik saja atau tidak, dan kurasa karena kedatanganku badanmu seperti sehat kembali." Katanya lalu melenggang pergi. Atu hanya menatap sebal karena tingkat kePD-annya.

Setelah merasa baikan ia berdiri dan hendak mandi, karena badannya terasa lengket sekali. Namun ia teringat ini adalah istana, dan pasti banyak dayang yang membantunya. Tentu saja ia tak keberatan atas hal tersebut malahan ia berfikir, "kapan lagi kan hehehe."

"Jika tuan putri telah baikan, anda diminta untuk makan malam bersama tuan putri." Ucap Gandis, ketika ia sudah selesai memakaikan asesoris.

"Hm, aku sudah merasa baikan Gandis. Namun apakah itu suatu keharusan?"

"Tentu saja tuan putri." Katanya dengan mengangguk dan tersenyum.

"Agh!Baiklah-baiklah aku akan kesana." Atu berdiri dan melangkahkan kakinya menuju tempat makan malam.

Sesampainya ia di ruangan, ia mendudukan dirinya di kursi. Tetapi ia sempat melirik pria yang tadi masuk ke kamarnya tadi, sebenarnya ia sudah mengingatnya namun lebih baik diam saja bukan, Atu lebih menyukai ketenangan jantungnya.

"Atu," panggilan ayahnya membuatnya menoleh. "Iya ayah."

"Kau sudah merasa baikan?" Tanyanya dan di angguki oleh Atu, "tentu ayah bukankah ayah lihat sendiri? Diriku sangat sehat saat ini."

Ayah Atu tersenyum mendengar penuturan anaknya, mereka melanjutkan makan yang memang belum dijamahnya karena menunggu Atu. Setelah selesai ayahnya berkata, "saya ingin berbicara denganmu anakku." Ucapnya dan membuat dayang-dayang pergi.

"Atu, sebenarnya ini berat untuk ayah dan ibu namun umur mu sudah menginjak delapan belas tahun, sudah waktunya dirimu tahu siapa jati dirimu yang sebenarnya." Katanya dengan begitu tegas, Atu menatap ayahnya dengan merasa seperti kebingungan.

"Sayang, pasti kamu bingung kan?" Tanya Ibunya yang pastinya di angguki olehnya, "dengarkan dengan seksama,"

º~Flashback

Dahulu kala ada peperangan antar clan yang melibatkan semua clan, perang ini diakibatkan rasa iri hati clan penyihir dengan clan mermaid  karena clan mermaid menemukan sihir baru, hal itu seperti menyingung clan penyihir, dan karena hal itu mereka berperang.

Sebenarnya clan peri tak membela blok manapun, namun hal itu yang menjadi boomerang bagi clan peri. Karena clan penyihir mengira clan peri membela clan mermaid dan sebaliknya clan mermaid berfikir bahwa clan peri berada di kubu clan penyihir.

Karena kesalahpahaman dan rasa iri dengkinya, mereka saling berperang. Pada saat itu Ratu dari clan peri tengah melahirkan anak, dengan situasi yang menegangkan ia kerahkan tenaganya.
Petir menyambar kesana kemari, keadaan bertumpahan darah segar di daerah tanah lapang.

Ratu Zora dengan sekuat tenaga mengejan,
"oek, oek, oek,"suara bayi menggema di ruangan tersebut. Senyumnya tak pernah luntur melihat anaknya yang cantik dengan rambut berwana emas.

Matanya yang indah dengan bola mata coklat terang, dan hidung yang mancung. Namun tak berselang lama ada pengawal masuk dan memberitahukan bahwa istana sedang di serang, alhasil itu membuat panik yang berada di dalam kamar Ratu Zora.

"Tolong bawa anakku," ucapnya dengan penuh harap kepada Nirmala. Sedangkan Nirmala mengangguk dan mengerti, ia segera melarikan diri melewati pintu belakang naasnya istana ini sudah dikepung oleh clan penyihir.

"Aku akan melindungimu putri, walaupun bahaya menyerangku. Aku akan melindungimu sekuat tenagaku sampai titik darah habis." Batin Nirmala dengan berani ia menyerang pasukan clan penyihir menggunakan pedang yang ia bawa untuk berjaga-jaga.

Nirmala berlari tak tentu arah, ia sedang di kejar-kejar oleh pasukan clan penyihir. Clan penyihir terus menyerang tanpa hentinya dengan menggunakan tongkat mereka, tetapi Nirmala dapat yang menghidarinya.

Nirmala merasa dirinya lelah, ia mendudukan dirinya di bawah pohon rindang. Ia mengedarkan pandangannya, "pasukan itu masih jauh di belakang." Pikirnya dengan ngos-ngosan.

Ia mengatur nafasnya, ia melihat tuan putrinya yang masih tertidur dengan tenangnya. Hal itu membuat Nirmala terseyum dan berkata, "kau sangat cantik putri, wajahmu yang meneduhkan dan pesonamu terlalu indah dipandang." Katanya sambil mengelus pipi bayi mungil tersebut.

"Semoga engkau menjadi anak yang dianugrahi kekuatan yang siapa saja melihatnya berdecak kagum dan yang merasakan kekuatan tersebut akan tersiksa." Setelah mengucapkan doa itu Nirmala merasakan bahwa terdapat langkah kaki di belakangnya, dan benar adanya saat ia menoleh ke belakang pasukan dari clan mermaid mengejar  mereka. Entah mengapa kedua Clan salah paham dengan clan peri, ia tak tahu menahu dengan itu yang terpenting adalah keselamatan tuan putrinya.

Nirmala berdiri dan langsung berlari, lari dan lari adalah pikirannya. Sampai ia melihat cahaya berkilau di dalam hutan dan tanpa berfikir ia masuk ke cahaya tersebut.

Cling

Cahaya itu menghilang selepas kepergian Nirmala dan bayi yang berada di gendongannya.

Sedangkan pasukan clan mermaid masih mencari keberadaan mereka, dan terus mencari menyusuri hutan yang lebat dan berbahaya.
.
.
.
Bersambung

🍉🍉🍉

Yeey akhirnyaa, aku menyelesaikan part ini ah senangnya. 
Bagaimana kalian? kurang puas kah? hmm
Kadang aku tuh bingung guys ada ide kok pas di cocokan dengan tulisan gak nyambung akhirnya bikin males gitu. Dan alhamdulillah sedikit demi sedikit, lama-lama jadi part selanjutnya.
Jangan lupa pesan author
3M dan vaksin ya guys!!
Yukkk menormalkan bumi ini, semoga kita bisa yukk babay.

Thankyou for your support

Salam sayang
ptryags

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 DIMENSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang