Dimensi yang Berbeda

38 8 3
                                    

Ratu masih saja bingung dengan tempat yang lumayan rumit ini, ia bingung mengapa dirinya ada di tempat ini secara tiba-tiba.

Dan pria yang menjelaskan layaknya pemandu tour itu, entah mengapa Ratu seperti mengenal pria yang sedari tadi tak mau pergi.

"Biar ku tanya lagi," kata Ratu yang tak ada jawaban dari pria yang sudah menjelaskan setengah dari semuanya.

Saat ia sadar dari lamunannya dan menengok ke samping, pria tersebut berjalan dengan santuynya tanpa menghiraukan dirinya.

Ok fiks mungkin ia akan merubah perspektif dirinya kepada pria yang bernama Afarel itu.

"Kau mau kemana!!" Teriak Ratu, sontak membuat Afarel hanya menoleh ke belakang dan hanya memberi senyuman kepada Ratu.

Entah mengapa perasaan Ratu kini mulai was-was.

"Apakah ada hal yang mengerikan akan terjadi?" Batinnya yang entah dari mana ia seperti merasakan sesuatu yang kurang mengenakan akan terjadi.

Tak lama hal yang tak terduga-duga terjadi, seseorang mencoba melempar bom kepada Ratu, kejadian itu begitu cepat dan dirinya hanya pasrah.

"Ya tuhan, jika ini adalah akhir dari semuanya. Tolong pertemukan aku dengan ibu dan ayahku, yang sudah tenang di sisimu," ucap Ratu dengan menutup matanya.

Duaaar,,

Bom tersebut meletus layaknya balon hijau, namun hal anehnya Ratu tak merasakan adanya rasa sakit pada tubuhnya. Karena penasaran ia sesegera mungkin mencoba membuka matanya dan melihat apa yang sedang terjadi sebenarnya.

Perlahan-lahan ia membuka matanya, setelah terbuka sempurna ia melihat pria yang bernama Afarel ia terkena ledakan bom. Hal tersebut membuat mata Ratu sukses melotot serta syoked atas kejadian yang menimpanya.

"AFARELLL!!" Teriaknya dengan tangisan, sehingga membuat hewan-hewan di hutan tersebut takut dengan suara teriakan Ratu.

Entah mengapa, walaupun ia baru menemui Afarel beberapa menit yang lalu, ia merasa sakit jika Afarel tergeletak tak berdaya.

Ratu memfokuskan pandangannya, ia melihat orang yang melempar bom dan seketika itu ia hanya berfikir untuk membunuh yang telah menyakiti Afarel.

"Kau telah menyakitinya," ucap Ratu dengan penuh penekanan.

"Kenapa? Apakah dia kekasihmu hingga kau perduli dengannya?" Balas pria tersebut dengan wajah mengejek.

"Keparat kau!!!" Seketika Ratu emosi mendengar kalimat yang terlontar dari mulut pria tersebut.

Tak ada rasa takut sama sekali dengan tatapan tajam dari Ratu, alih-alih takut pria tersebut hanya memandangnya penuh remeh.

"Kau adalah manusia biasa!! Kau itu tak berdaya. Siapapun manusia yang menginjakkan kakinya disini, akan Mati!!" Ancaman pria tersebut tak membuat Ratu ketakutan, malah sebaliknya.

Ia tertawa layaknya mba kun, dan seketika matanya memerah mendengar perkataan pria yang melayangkan bom itu.

"Memangnya kenapa hah!!! KALAU AKU MANUSIA BIASA?! DAN KAU MEMPUNYAI KEKUATAN? NAMUN KAU GUNAKAN UNTUK HAL YANG UNFAEDAH!!! KAU TAU MAHLUK YANG TAK BERPERI KEMAHLUKAN SEPERTIMU TAK PANTAS UNTUK HIDUP!!" Teriakan Ratu sukses membulatkan mata sang musuh, yang ia kira Ratu akan ketakutan, namun kemarahan yang meledakan.

Pria itu tersenyum kecut mendengarnya, dan terkejut dalam keadaan bersama.
Wanita yang ia temui menyerangnya dengan segenggam tanah yang ia ambil dari tempat berdirinya.

Dengan segera ia membuat tanah yang di lemparkan nya menjadi abu,
"Kau hanya bisa dengan tanah ? Hahhaa kau bukanlah tandinganku nona," kata pria tersebut mengejek.

2 DIMENSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang