Si pangeran kedua

15 4 0
                                    

Minnie hanya tinggal sendiri apartement miliknya, sedangkan ayah dan ibunya tinggal di kota lain. Sebagai anak tunggal, sebenarnya keputusannya itu agak ditentang oleh kedua orang tuanya, butuh sedikit perjuangan sampai akhirnya ayah dan ibunya luluh. Ia bertekad untuk bisa mandiri, bukankah tidak selamanya kita akan bersama orang tua?

Ya kadang-kadang minnie bisa bijak juga diluar sifatnya yang pelupa.

Sore ini, setelah memasak makan malam, minnie memutuskan untuk mandi. Tidak seperti biasa dimana ia akan menggunakan shower, kali ini ia memilih berendam di bathup. Aroma sabun bayi menguar saat ia menumpahkan hampir seperempat botol ke dalam bak sebelum mengaduk air sampai berbusa. Ia butuh sedikit ketenangan setelah seharian melakukan kegiatan, dan berendam sepertinya merupakan pilihan yang tepat.

Satu jam lamanya minnie berendam, benar-benar menunggu sampai kulit tangan nya keriput sebelum beranjak dari kamar mandi. Namun saat ia akan turun ke bawah untuk makan malam, ia teringat belum mengosongkan air di bathup. Benar-benar penyakit pelupanya sudah tingkat akut.

Tepat saat ia membuka kembali pintu kamar mandi, tiba-tiba saja secercah cahaya putih keluar memenuhi ruangan. Sangat terang sampai minnie harus menutup mata dengan kedua tangannya.

1 menit..

2 menit..

5 menit..

Apa yang terjadi? Takut-takut minnie membuka mata sebelum kembali melihat ke dalam kamar mandi. Matanya seketika membola dan refleks sebuah teriakan keluar dari mulutnya.



AAAAAAAAAA!!



Ada seseorang pria yang sedang terbaring di dalam bath up nya. Bagaimana bisa?!

Dengan keras dan cepat minnie kembali menutup pintu didepannya. Ia terduduk dengan lemas, lalu mengucek-ngucek matanya sebelum berkata dengan terbata-bata.

"G-gw gak salah lihat kan?" ucapnya pada diri sendiri, "Kenapa bisa ada dugong nyasar di kamar mandi gw?!"

Setelah memberanikan diri, sekali lagi minnie membuka pintu kamar mandinya. Ia mengintip, dan tanpa di sengaja matanya bertatapan dengan pria nyasar itu.


HUAAAAAAAAAHHH!!


Kali ini bukan minnie yang berteriak, melainkan pria itu. Melihat itu hilang sudah rasa takut minnie, ia yakin hantu tak berteriak seperti itu, yang berarti pria dihadapannya adalah manusia. Dengan amarah memuncak minnie mengambil gagang pel-an yang tersandar di dinding, ia mendekat kearah pria itu.

Berani sekali cowok itu masuk sembarangan ke apartement seorang gadis, bahkan ke dalam kamar mandinya. Selama sama-sama makan nasi, kita tidak perlu takut, itu kata ayahnya.

"Heh pria mesum, ngapain lo dikamar mandi gw hah!! " Minnie menggetok kepala pria itu dengan gagang pel-an yang dipegangnya.

"Jangan deketin aku!" Balas pria itu.

"Keluar lo sekarang!!" Perintah minnie. Namun melihat pria itu tak kunjung berdiri, minnie langsung mencercanya dengan berbagai pukulan.

"Hentikan, ini sakit! Berani sekali kamu pada seorang pangeran!"

Mendengar itu minnie menghentikan aksi brutalnya. Ia memandangi pria dihadapannya, memang sih pakaiannya terlihat seperti zaman kerajaan, tapi bisa saja ia hanya menyewa pakaian itu. Lagi pula jika pria ini benar-benar pangeran, tentu seharusnya ia dapat dengan mudah menangkis segala pukulan yang minnie berikan.

Tawa minnie meledak, "HAHAHHHHH, dan lo pikir gw percaya?"

Kening pria itu berkerut, tanda tak terima. Kemudian tanpa sadar ia berdiri, lalu menunjuk minnie.

"Kamu--"

"Pffftt WAHAHAHHAHH!! mana ada pangeran yang koloran doang!" Minnie menunjuk ke arah kolor berwarna ijo yang dipakai pria itu lalu memegangi perutnya, "Aduh sakit perut gw ketawa mulu."

Pipi pria itu memerah, kemudian berdehem menetralkan rasa kesalnya.

"Kamu tau ini sedang ramai dipakai di kerajaan ku?"

Minnie berhenti tertawa, "Masa sih?"

Pria itu mengangguk dengan yakin. Kemudian berkata, "Oh iya ini tahun berapa?"

"Tahun 2022."

Pria itu terdiam, kemudian menekukkan lutut dengan badan sedikit condong ke depan "Aku Aaron Geano Alfred, pangeran kedua dari kerajaan Alfred."

Minnie tercengang mendengarnya, ia pernah mendengar tentang sejarah kerajaan Alfred ya itu benar-benar ada, tapi apakah mungkin? Saat ini ada banyak sekali pertanyaan yang mengisi otaknya.

"Kamu aja bingung apalagi aku." Kekehnya, "Kayaknya memang gak mudah meyakinkan kamu, tapi gini aja, gimana kalo kamu bawa cincin ini ke orang yang tau sejarah?" Aaron melepaskan cincin ditangannya lalu memberikannya ke Minnie.

Minnie menerima nya, cincin yang sangat indah pikirnya, mirip seperti permata balck opal, berwarna hitam pekat. Tapi apakah ini asli?

"Kelilingnya terdapat ukiran naga khas kerajaan alfred, hanya dibuat khusus untuk anggota kerajaan. Jadi didunia ini tidak ada tiruannya." Jelas Aaron, sedangkan minnie hanya mengangguk.

"Tapi kok lo bisa nyasar ke zaman ini?"

Aaron menatap minnie tak menyangka, "Kamu percaya?"

Minnie meringis, "Sebenernya sih enggak, tapi ngeliat wajah lo yang keliatan serius kayaknya ini semua beneran."

Akhirnya Aaron menceritakan kejadian sebelum dirinya nyasar ke tahun 2022.

5 menit kemudian..

Minnie mencoba mengingat-ingat, memang dalam sejarah kerajaan alfred berakhir karena serangan yang membuat istana hancur menjadi puing-puing. Tidak ada yang tersisa. 

"Terus kenapa lo bisa pake kolor doang?"

"Bisa kalau kita tidak membahas yang satu itu?" ucapan Aaron yang membuat tawa minnie kembali pecah.

Kini mereka sedang makan malam. Minnie lagi-lagi di buat aneh dengan cara makan aaron yang menurutnya amat sulit.

Memakan bandeng bakar dengan pisau dan garpu, ga takut keikut tuh duri?

Uhukk uhukk!!

Nah kan, baru saja dia bilang. Minnie menyodorkan segelas air ke hadapan Aaron yang langsung habis dalam sekali teguk. Seperti tidak kapok Aaron kembali mengambil daging ikan dengan pisau dan garpu. Minnie tidak membiarkannya, dengan cepat ia menyita garpu dan pisau itu.

"Kenapa diambil?"

"Gak takut makan durinya?" Minnie mendengus, "Nih gini gw ajarin, pake tangan aja, terus lo pegang dulu dagingnya, kalau udah gak ada duri baru masuk mulut."

Awalnya Aaron terlihat ragu, tapi setelah ia sudah lumayan lancar malah dia yang ngabisin ikannya. Setelah selesai makan dan membersihkan piring, minnie mengambil air dingin. Hal itu tak lepas dari pandangan aaron, ia berjalan mendekat, kemudian takut-takut menyentuh freezer kulkas.

"Wah ajaib! Penyihir mana yang menciptakannya." Aaron bertanya.

Minnie tertawa, "Ini namanya kulkas, bukan karena sihir, ini teknologi. Zaman sekarang manusia sudah bisa membuat alat-alat canggih." Aaron hanya mengangguk mendengar penjelasan minnie.

"Oh iya, gw ijinin lo tinggal dirumah gw, tapi tidur di ruang tamu, dan jangan sentuh apapun." Minnie memperingatkan, kemudian memandang pakaian yang dipakai Aaron, "Baju lo basah, gak mau ganti? Kayaknya gw ada punya baju adek sepupu gw dalam lemari."

Tok..tok..tok..! PAKET!

"Lo tunggu disini." Kemudian minnie membuka pintu untuk menerima paket pesanannya.

Tak lama kemudian, setelah menerima paket, Minnie tak menemukan Aaron di setiap ruangan yang di periksanya, kecuali...

Ceklek..

Aaron yang keluar dari kamar sukses membuat tawa Minnie meledak, sedangkan Aaron terlihat kebingungan dengan daster yang dipakainya.




Next gak nihh?

Strange PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang