Minnie kembali dibuat frustasi saat melihat banyak saus spaghetti yang menempel pada bibir Aaron. Ia mengambil tissu lalu menyuruh Aaron mendekatkan kepala untuk membersihkan mulutnya. Gavrian yang melihat itu mendengus tidak suka, dengan cepat ia memundurkan kepala Aaron yang terlalu dekat dengan Minnie.Aaron yang tadi tersenyum senang menatap tajam gavrian karena telah merusak moment, begitupun sebaliknya. Kedua lelaki itu saling pandang dengan raut tidak suka sebelum membuang muka ke arah berlawanan.
Setelah selesai mereka bertiga berpisah di parkiran mall. Gavrian pamit ingin menjemput adiknya di tempat les.
"Gw duluan, adek gw udah nungguin soalnya, ketemu besok di sekolah minnie." Gavrian melambai pada minnie.
"Makasih makanan gratisnya yaaa!!" Teriak minnie sambil tersenyum.
"Minnie ayo naik!" Seru Aaron yang sudah duduk diatas motor, kedua tangannya memegang setir motornya lalu bergaya seolah-olah akan mengendarainya. Minnie berdecak, lalu menyuruh Aaron duduk di belakang.
"Kenapa aku gak boleh didepan?"
Minnie menghela napas, "Gw gak mau isdet. Emang lo tau cara nyalain motor kayak mana?"
Aaron mengeleng seperti yang Minnie duga, sebelum mundur untuk duduk dijok belakang.
"Pegangan, awas jatuh." Peringat Minnie sebelum melajukan motornya, namun tanpa disangka-sangka Aaron malah memeluk pinggang minnie lalu menyandarkan dagunya di bahu gadis itu. Minnie menegang sesaat, ia dapat merasakan jatungnya yang berdetak cepat. Ia berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya. Napa gw gugup gini sih?
"Ron, maksud gw pegangan dibelakang."
Tak ada jawaban minnie melihat ke arah spion yang memantulkan wajah Aaron yang kini telah tertidur. Minnie menghela napas, bukannya apa, ia hanya takut kehilangan konsetrasi saat menyetir.
"Tapi gw gak tega bangunin..yaudah lah nanti kalo udah nyampe toko antik itu baru gw bangunin." Minnie kembali fokus pada jalanan.
10 menit kemudian.
Minnie telah sampai dan memarkirkan motornya didepan sebuah toko bercat coklat tua. Ia menoleh ke belakang lalu mengetuk-ngetuk helm Aaron.
"Bangun, dah nyampe."
Perlahan Aaron membuka mata lalu menguap, ia memandang sekeliling lalu menatap bingung pada minnie.
"Kita dimana?" Tanya nya sambil turun dari motor.
"Ini namanya toko antik, biasanya jual barang-barang lama bersejarah gitu, kita kesini karena gw mau ngecek cincin yag lo kasih kemarin itu." Minnie menarik tangan Aaron, "Ayok!"
Kringg
Seorang pria tua dengan kacamata tebal yang melingkari matanya tersenyum ramah pada dua orang yang baru saja memasuki tokonya. Ia mendekat lalu bertanya dengan ramah.
"Kalian cari apa?"
Minnie yang tadi sedang melihat-lihat langsung memberikan atensi pada pertanyaan kakek tua itu, "Saya gak lagi nyari barang kek, tapi saya mau nanya sesuatu." Minnie merogoh tas nya lalu mengeluarkan cincin milik Aaron.
"Bisa minta tolong kakek cek cincin ini?"
Kakek tua itu mengambil cincin yang diberikan minnie, tiba-tiba saja matanya membulat begitu melihat sesuatu yang tidak asing pada cincin itu, ukiran naga...ia memperbaiki letak kaca matanya agar ia bisa melihat lebih jelas.
"I-ini kan cincin legendaris peninggalan kerajaan Alfred.." Ia menatap minnie terkejut, "Darimana kamu mendapatkannya nak?"
"Itu gak sengaja nemu kok kek." Minnie menjawab, gak mungkin kan dia bilang kalau itu dari seorang pangeran.
Kemudian kakek itu pergi ke salah satu rak diujung ruangan, membuka salah satu laci yang terlihat berdebu, setelah dibuka ternyata didalamnya terdapat sebuah peti kecil dengan ukiran kuno. Kakek itu membawanya ke hadapan Minnie dan Aaron.
"Ini salah satu barang yang berhasil di selamatkan dari reruntuhan kerajaan Alfred. Dulu kakek buyutku merupakan salah satu orang kepercayaan disana." Ucapnya sambil membuka peti. Terlihat tiga buah cincin dengan ukiran yang sama, namun permatanya saja yang terlihat berbeda.
Kakek itu melanjutkan, "Ini milik raja, ratu, dan putra mahkota. Seharusnya ada empat cincin, yaitu milik pangeran kedua. Namun sayang, pangeran kedua yang bernama Aaron menghilang di malam penyerangan."
"Ketiga cincin ini sudah diwariskan secara turun temurun untuk dijaga dengan baik dan demi menghormati keluarga kerajaan. Dan saya sungguh tidak menyangka hari ini cincin-cincin ini akan kembali utuh karena telah menemukan yang terakhir." ujar kakek itu sambil menerawang.
"Anda orang yang baik, tolong jagakan cincin-cincin ini untuk sa- eh maksudnya keluarga kerajaan." ucap Aaron tiba-tiba.
"Tentu saja saya akan menjaganya, itu sebuah kehormatan."
"Oh iya, kalau boleh tau siapa nama kakek buyut anda?"
"Namanya rayon."
Itu kan orang kepercayaan ku.. gumam Aaron
Setelah berpamitan pada kakek pemilik toko antik itu mereka pun bergegas pulang.
Sepanjang perjalanan Aaron hanya diam, hal itu membuat minnie bingung dan bertanya-tanya, apa Aaron kesambet setan? biasanya ia selalu kepo terhadap hal asing yang dilihatnya.
"Ehem, ron?"
"Hm?"
"Mampir ke minimarket yok, kebetulan stok jajan gw dah menipis." ajak minnie.
"Terserah kamu aja."
"Anjir kayak cewe."
"Anjir?"
Minnie gelagapan, "Enggak kok, salah denger kali"
Minnie langsung menuju rak berisi makanan ringan begitu sampai di indoagus. Aaron hanya mengekor dibelakang sambil melihat-lihat beberapa keripik.
Brukk
Minnie jatuh terduduk dengan sangat tidak elit karena menabrak seseorang, sama halnya dengan orang yang ditabrak.
"Aduh maaf yaa."
Minnie mengangkat kepalanya, menemukan tatapan khawatir dari seorang cewek yang baru saja ia tabrak.
"Lah kan gw yang nabrak?" Minnie kebingungan.
"Eh iya juga yaa." Cewe itu cengengesan. "Yaudah cepetan minta maaf."
"Maafin gw yaak."
"Oke gw maafin." Ucap cewek itu sebelum berdiri kemudian membantu minnie.
Cewek itu mengamati wajah minnie dengan intens, "Wah ternyata kamu cantik kayak aku!"
Perkataan itu sukses membuat minnie cengo, "Lo baru tau kalo gw cantik?"
Aaron yang melihat itu hanya menepuk jidat. Namun saat matanya bertemu dengan cewe yang baru saja di tabrak minnie, entah mengapa pandangannya tiba-tiba menggelap bersamaan dengan kilasan asing yang berputar di kepalanya.
"Kak..hiks."
"Kamu kenapa?" Tanya seorang cowok begitu mendengar isakan sang adik dari seberang telepon.
"J-jemput aku sekarang yaa, lutut aku berdarah karena jatuh dilapangan." balas sang adik sesegukan.
Tanpa pikir pajang cowok tadi langsung mengambil kunci motor yang tergantung, lalu menstarter motor digarasi. Ia baru belajar motor kemarin, jadi ia belum terlau bisa. Motor itu juga hadiah dari sang ayah karena ia masuk SMP.
Tak memperdulikan itu, ia mengegas motornya menuju sekolah dasar tempat adiknya sekolah. Beberapa kali ia di klakson pengendara lain karena ia terlalu ke tengah, sampai sebuah truk dengan supir yang mabuk menabraknya dari arah berlawanan. Ia terpental dengan kencang sebelum menghantam trotoar jalan.
"Nana..maafin kakak."
See u next time all😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Prince
FantasiBagaimana jika manusia dari jaman kerajaan tiba-tiba muncul didalam kamar mandi? Tidak mungkin. Tapi minnie mengalaminya. Pria yang mengaku seorang pangeran dari kerajaan Alfred itu tiba-tiba muncul didalam bath up yang airnya lupa dikosongkan oleh...