BAB 1: Kalian Siapa?

1.2K 51 17
                                    

#Day1

#Hidu

Percakapan bahasa Indonesia-Jawa

Kamus bahasa Jawa ada di bagian akhir.

''''''''''''''''''''


Pendar mentari pagi menembus kelambu tipis kamar Windu hingga membuat si empunya kamar merengut tak suka tatkala pendar itu mulai menyambangi permukaan wajahnya.

"Duh, padang banget, seh? Ganggu wong tidur aja. Mana adhem banget lagi," ucap Windu dengan nada khas orang baru bangun tidur. Lelaki kelahiran Juli itu menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya.

Jangan merengut heran, Windu kalau berbicara memang suka tercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tinggal di kota besar dengan mayoritas orang berbahasa Jawa membuatnya terbiasa berbicara dalam 2 bahasa.

"Koyo'e tidur sebentar enak juga. Toh kelasku sek lama mulai'e," ujar Windu lalu memejamkan matanya kembali.

Dihidunya kuat-kuat aroma manis vanila yang menguar dari selimut miliknya. Wangi itu berhasil membuat Windu rileks dan perlahan dijemput rasa kantuk sebelum suara nyaring yang begitu mengganggu merangkak masuk ke dalam telinganya.

"Mampus koen! Mangkane jangan ganggu wong mau tidur," ujar Windu kesal sambil memaki jam beker yang sudah berada di lantai. Itu adalah jam beker ke 4 yang rusak berserakan menghantam lantai di bulan ini.

"Ngeselin pol. Ibu Sumi juga opo'o sih beliin aku jam beker terus? Mending uang'e buat aku jajan boba," kesal pria kelahiran Juli tersebut.

Windu itu berjiwa kebo. Gampang sekali untuk tidur tapi susah sekali untuk bangun. Dia tidak pernah bisa mentolerir siapapun yang berani mengganggu waktu tidurnya. Kalau kalian nekat, mungkin nasib kalian akan sama halnya dengan jam beker itu. Pecah tak beraturan.

Windu mencoba untuk tidur lagi. Tapi sial, sekuat apapun dia mencoba untuk menjemput kantuk, otaknya sudah tidak bisa diajak untuk berkompromi.

"Cuk! Ora iso turu maneh," ucap Windu kesal.

Windu menyibak selimutnya kasar hingga terjatuh ke lantai kamarnya yang dingin. Dengan malas, Windu beranjak dari kasur dan berjalan menuju ke arah balkon kamarnya. Dia terbatuk saat menyibak gorden tipis itu. Banyak debu menempel di sana.

"Kok wes pagi aja seh? Sumpah lagi males kuliah tenan. Kepingin rebahan aja." Windu merengut. Dia benar-benar sedang tidak mood untuk pergi kuliah.

Windu mematikan AC lalu membuka pintu balkon kamarnya. Hawa pagi hari langsung menyentuh kulit putihnya hingga membuat Windu reflek memeluk tubuhnya sendiri. Windu sedang tidak memakai atasan.

"Nah kan, adhem banget. Jadi males buat mandi," ucap Windu malas.

Windu menguap lebar-lebar sambil meregangkan otot-otot tubuhnya. Dilihatnya orang-orang berlalu lalang di sekitaran apartemen tempat tinggalnya. Unit apartemen Windu yang berada di lantai 5 membuatnya leluasa melihat ke arah jalan raya di depan apartemennya.

"Opo aku bolos kuliah aja yo? Gak deh, dosen'e kereng lek Senin," monolog Windu.

Windu melangkah masuk ke dalam kamarnya. Baru juga menutup pintu balkonnya, indera penciumannya tak sengaja menangkap aroma asing di dalam kamarnya.

"Bau opo iki? Koyo'e bau asap rokok. Tapi aku kan ndak ngerokok?" Tanya Windu ke dirinya sendiri.

Windu menghidu kuat-kuat aroma itu guna mengetahui sumber dari aroma yang tengah menyelimuti kamarnya.

THE BOY NEXT DOOR [POND x PHUWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang