BAB 8: Kinn dan Porsche

297 25 5
                                    

#Day8

#Swastamita

Percakapan bahasa Indonesia-Jawa.

Kamus bahasa Jawa ada di bagian akhir.

**********

Swastamita di ufuk barat begitu memukau mata. Cahaya jingganya menghiasi cakrawala di ujung sana. Membuat seorang lelaki muda terpesona dibuatnya.

"Swastamita," jelas seseorang di samping lelaki tersebut.

"Hah? Maksud bang Po? Aku ndak ngerti," tanya Windu.

"Namanya swastamita, Dek. Pemandangan indah di saat matahari terbenam," jelas bang Po.

"Loh? Aku baru tahu ada kata seindah itu di bahasa Indonesia?" Windu baru pertama kali mendengar kata tersebut. Sepertinya dia harus memperbanyak pembendaharaan kata miliknya.

"Yups! Memang kata tersebut terdengar indah. Seperti pemandangan indah di depan kita sekarang," ucap bang Po sambil mengusap rambut Windu dengan gemas.

Windu dan trio bar-bar sedang menghabiskan waktu bersama di pantai. Mereka bosan melihat gedung-gedung di perkotaan.

"Bang Po tahu dari mana kata itu? Kayaknya itu belum ada di KBBI deh," tanya Windu penasaran.

"Dari seseorang yang Abang kenal," ungkap bang Po.

Atlet judo nasional itu menerawang jauh ke belakang. Mengingat kejadian beberapa tahun silam. Kejadian yang tidak tertulis di novel. Kejadian yang membuatnya hampir kehilangan nyawanya. Saat itu, pemandangannya persis seperti yang dia lihat sekarang ini.

Flashback on ....

Derap langkah kaki terdengar bersahut-sahutan di dermaga peti kemas Laem Chabang. Segerombolan laki-laki bersenjata api tampak sedang mencari sesuatu atau mungkin seseorang yang tengah bersembunyi di antara peti-peti tersebut.

"Sialan! Dapatkan kepalanya atau kalian semua akan mati di tanganku!" Pekik seorang pria botak dengan tato kalajengking di bagian belakang lehernya.

Pencarian kembali dilakukan. Segerombolan yang memiliki tato kalajengking seperti si botak melongok ke sana kemari sambil menodongkan senjata api milik mereka. Mereka yang menamai diri sebagai geng Kapak Merah langsung menyebar ke setiap sisi dermaga.

Di sisi lain, atlet judo nasional yang juga seorang pacar bos mafia tengah bersembunyi di antara tumpukan barang.

"Sialan! Mereka mengejar ku sampai sini. Bagaimana ini? Aku cuma sendirian," ucap si atlet.

Ia mencoba untuk tenang dan mencari strategi baru untuk keluar dari tempatnya bersembunyi.

Terdengar berondongan pistol yang tertangkap di indera pendengaran atlet.

"Porsche, honey, kamu bisa mendengarku?" Atlet itu dikagetkan dengan sebuah suara yang cukup familiar.

"Sialan! Aku kan punya lencana khusus yang bisa dipakai untuk berkomunikasi. Bagaimana aku bisa lupa dengan benda kecil ini," batin orang bernama Porsche tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE BOY NEXT DOOR [POND x PHUWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang