8

1.1K 143 4
                                    


Kyra merengut kesal sejak tadi saga benar benar tidak membiarkan dia sendiri
saat kyra mencoba menarik tangannya yang di genggam, saga pasti akan meliriknya tajam atau menggeratkan genggamannya

"ka saga bisakah kau melepaskan tanganku" cicitnya melihat perangai sangar sagara yang dalam mode marah

"Tidak!"

Kyra hanya menghela nafas mendengarnya, dia tidak ada niat untuk membalas atau membantah perbuatan yang memang kesalahannya lagi pula membantah perkataan Sagara pada mode marah adalah menggali kuburanmu sendiri, ia tak mau mendengar ceramah Sagara yang melebihi pidato kepala sekolah saat upacara hari senin

"kak saga, maafkan kyra" ucapnya menunduk sedu, ia merasa bersalah kepadanya bagaimanapun saga pasti merasa khawatir dengannya yang menghilang tiba tiba

Saga yang melihat kyra memasang wajah murung merasa ikut terenyuh, ia tidak marah melainkan khawatir
di kediaman Alvado saga selalu merasa tidak berguna, ia merasa gagal menjadi kakak karna tidak ada siapapun yang membutuhkan sosoknya namun perubahan sikap kyra yang menjadi manja kepadanya benar benar membuatnya nyaman dirinya merasa dipercayakan kembali seperti ada sesuatu yang menggelitik didalam dirinya untuk selalu berada di samping kyra

"Baiklah, aku maafkan sebagai janji nya kau tidak boleh menghilang dan selalu tetap di sisi ku bagaimanapun keadaannya" ujar saga

"Kenapa tiba tiba?" Ucap kyra memiringkan sedikit kepalanya

"tidak ada" ucap saga memalingkan wajah dengan suara yang nyaris seperti bisikan bagi kyra

'Ah, yang penting sudah dimaafkan!' batinnya tidak mau memikirkan perkataan sagara

"baiklah aku mau tapi harus ada syaratnya" ucap kyra

"Apa syaratnya?"

"Ka saga harus membelikan kyra susu strowberri banyak banyak" ucapnya dengan kedua tangan yang memperagakan kata banyak

Saga yang melihatnya hanya tersenyum sembari mengacak rambut kyra

Tik
Tik
Tik

entah mereka yang tidak memperhatikan awan yang menggelap atau berdiri di taman yang tidak ada tempat teduh

Yang pasti titikan hujan yang mulai deras membuat mereka berdua basah kuyup, saga lekas menutupi kepala kyra dengan jaket nya yang sudah basah yang tentu saja tidak terlalu berguna karna tubuh kyra yang sudah lepek terkena hujan

mereka berlari mencari tempat teduh dan di temukan nya halte bus di pinggiran jalan yang luas itu

'entah memang karna ini dunia fiksi tapi perubahan cuaca disini benar benar menyebalkan' batin kyra menahan kesal

kyra melirik tangan saga yang tetap mempertahankan jaket di atas kepalanya membuatnya mengernyit bingung

"kak saga kurasa ini sudah tidak diperlukan" ujar kyra sembari menurunkan tangan saga yang masih setia memengang jaket di atas kepalanya

Saga hanya terdiam sembari menatap hujan dihadapannya tanpa kedip

'dia kenapa?' batin kyra

"Kak saga" saga tak menjawab ia hanya memandang lurus kedepan dengan pandangan kosongnya

Merasa tak ada jawaban kyra merasa hawa sekitar semakin dingin, ia menoleh ke arah saga yang masih tetap tidak mengalihkan pandangannya

'oke, ini menyeramkan apa novel ini bertema horror sekarang?' batin kyra

"SAGARA!" panggil kyra keras, ia ketakutan melihat tingkah saga yang aneh

"a-ampunn b-bi maafkan sagaa maafkan s-saga" ujar saga sembari memeluk dirinya sendiri dengan punggung yang bergetar

Kyra yang melihat itu tersentak kaget, ia mencoba mengingat mengingat sesuatu, 'bi, apa maksudnya, ah iya aku ingat' batin kyra

Sebelum diangkat menjadi anggota keluarga Alvado, Sagara yatim piatu sejak kecil ia sering di aniyaya oleh bibi kandungnya

Penyiksaanya tak tanggung-tanggung dari mulai memukul tangannya dengan penggaris sampai terluka dan tidak diberi makanan selama tiga hari dan tindakan kejam lainnya yang membuat trauma

penganiyaan terhadap saga selalu terjadi saat hujan turun dengan deras biasanya setelah disiksa ia dibiarkan sendirian di loteng kosong yang terdapat jendela besar disana, suara hujan sudah seperti iringan lagu penderitaan baginya sebab itu setiap melihat hujan ia akan mengingat masa lalunya.

Kyra semakin kebingungan melihat saga yang tidak hentinya mengucapkan maaf ia mengerti kondisi Sagara tapi ia tidak punya pengalaman menangani orang yang memiliki trauma

semakin khawatir dan kebingungan kyra dengan cepat mendekap tubuh saga yang menggetar hebat "kak saga tenanglah, kyra disini-kyra disini" ujar kyra mencoba menenangkan

Saga terdiam namun tak urung tubuhnya masih bergetar, kyra masih coba menenangkan saga dengan menepuk-nepuk punggung saga

hujan mulai mereda dan saga yang mulai tenang, dengan hati-hati kyra merangkul saga yang masih lemas dan membawanya ke tempat sebelumnya ia memarkir mobil

"kak saga apa bisa berjalan sendiri?" ucap kyra yang cukup kesusahan menyeret saga

sagara hanya menggeleng kecil dengan kepala yang masih setia bersembunyi di ceruk leher kyra

melihat itu kyra menghela nafas tak urung ia tetap membantu saga berjalan walau cukup kesusahan

ia membuka pintu mobil dan menaruh Sagara di kursi belakang dengan Balutan selimut yang entah kebetulan dari mana ada di sana

Kyra duduk di kursi kemudi dan menjalankan mobil itu ke mansion kakeknya dengan tenang

Sagara POV

aku tertawa kecil melihat tingkah kyra sampai rintikan hujan membuatku tersadar, aku terdiam
's-suara ini-suara ini' ujarku mulai mendengar kembali perkataan bibiku

"Anak sampah"

"tidak tau untung"

"kenapa kau tidak ikut mati bersama orang tuamu, sialan"

"cepat memohon maaf padaku"

"SAGARA!"

suara itu terus menerus memutar seperti kumpulan kaset di otak ku belum lagi suara hujan yang mendominasi suara itu

ketakutan,kedinginan, kehampaan, itulah kira-kira yang Sagara rasakan sekarang, sampai sepasang tangan datang memberi kehangatan untuknya, "kak saga tenanglah, kyra disini-kyra disini" ucap lembut sang empu yang mendekapnya, ia tau suara itu, itu suara adik tirinya kyra entah mengapa berada di pelukan kyra membuatnya mengerti arti kata nyaman

wangi lavender yang keluar dari tubuh kyra benar benar candu dan menenangkan bagi saga, ia harap bisa mencium wangi itu setiap hari

Lalu dilihatnya ada pergerakan dari sang empu yang memeluknya
Dan membantunya berjalan, ia masih terlalu lemas, jadi ia menyenderkan kepalanya di ceruk leher kyra

"kak saga apa bisa berjalan sendiri?" ucap kyra kepadaku

Aku hanya menggeleng kecil di pelukannya, kudengar ia menghela nafas dan membawa ku ke tempat aku memarkirkan mobil sebelumnya

Ia membantu ku duduk di bangku belakang dan menyelimutiku setelahnya mobil berjalan dan pandangan ku yang mulai terkantuk dan menggelap

.
.
.
.

Hyy my lovely readers💕, ch ini cukup panjang dan menguras otak bgt hahaha:')



fallin' [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang