1.

820 60 1
                                    


"Dek, nanti ya. Kakak telpon lagi, soalnya lagi dijalan"

"Yaudah, hati hati kak. Jangan tinggalin kita semua"

Tut.

Panggilan terputus. Nadira segera menginjak rem-nya berulang kali namun nihil, rem nya blong. Wajah yang sedari tadi datar namun sekarang menunjukkan ekspresi panik. Ia mencoba untuk tenang.

Naas. Ia tidak fokus terhadap jalanan malah hampir menuju jurang. Sudah, ia sudah kelewat panik sekarang. Mobil melaju dengan kencang, ia tak ada pilihan lain. Ia harus melompat, ya! Harus!

1

2

3

Go!

Dia berhasil melompat namun dengan kepala yang terbentur batu. Kepalanya terbentur cukup keras, itu membuat kepalanya dilanda pusing dan darah yang mengalir dari pelipisnya.

Sayup sayup ia mendengar suara meminta tolong, namun tak ia pedulikan. Matanya memburam, sedikit melihat bahwa ia ditemukan oleh warga sekitar, ia senang. Perlahan matanya tertutup sambil menggumam kata 'Allah'.

_________________________

Brak!

Duaaarr!

Bunyi tabrakan terdengar nyaring di indra pendengaran. Warga yang melihat itupun panik. Salah satu dari mereka segera menelpon ambulans. Selang beberapa menit akhirnya ambulans datang menghampiri seorang gadis yang sedang dikerumuni banyak orang.

Sesampainya di rumah sakit -Fa'Al hospital- semuanya panik. Pasalnya, seorang dari pemilik rumah sakit ini yang kecelakaan. Suster segera menelpon pihak keluarga.

Tut.
Tersambung.

"Halo, dengan keluarga mbak Nadifa?"

"Iya, saya ibunya. Ada apa ya?"

"Begini bu, mbak Nadifa terkena musibah kecelakaan ditabrak truk. Jadi, kami mohon ibu dan sekeluarga segera ke Fa'Al hospital sekarang juga"

"APA! Ya, sudah saya langsung kesana. Terima kasih sus"

Tut.
Sambungan terputus.

Ditempat mansion keluarga Rasheed.

Semua sedang berkumpul diruang keluarga, karena ini hari Minggu, jadi mereka sekarang sedang menunggu Nadifa yang sedari tadi belum pulang.

Keluarganya tak membencinya! Hanya kesal karena harus bolak balik BK karena kasus anak/adiknya itu. Tak membully, tetapi bolos. Hampir setiap hari. Hebat kan?

Back topik.

Setelah mendapat telpon, Sandra-mama Nadifa langsung memberi tau anak serta suaminya.

"Pah! Ayo kita kerumah sakit" ajaknya

"Loh? Ada apa ma? Kok kayak panik gitu" tanya Andreas-anak pertama

"Nadifa masuk rumah sakit, ditabrak truk" katanya dengan muka khawatir.

"Ooo ditab-- APA!"

"Udah, jangan ribut! Ayok pah cepet" ujarnya lalu menunggu di mobil.

Semua menyusul.
Sesampainya dirumah sakit, mereka bergegas keruang rawat Nadifa karena sudah diberitahu oleh suster tadi.

Bertepatan mereka sampai didepan pintu ada seorang dokter yang mungkin sedang mengecek keadaan Nadifa.

"Gimana keadaan anak saya dok?"

Dokter itu menghela napas pelan.
"Keadaannya baik baik saja, tapi..."

Dengan tak sabar Putra-anak kedua menjawab..
"TAPI APA DOK?"

Semua sempat terkejut, namun kembali menormalkan wajah mereka.

"Tapi kepalanya sempat terbentur batu, dan itu cukup keras. Mungkin anak bapak dan ibu akan mengalami amnesia" jelas dokter tersebut.

"A-am-amnesia?"

"Iya bu, mungkin tidak permanen. Saya sarankan jangan buat anak ibu berpikir keras karena itu akan menyebabkan sakit dikepalanya" lanjut sang dokter

"Baiklah, apakah kami bisa menjenguknya dok?"

"Boleh, asal jangan berisik. Kalau begitu saya permisi, mari"

Mereka mengangguk dan langsung masuk keruangan Nadifa dirawat.

Mereka melihat kepala Nadifa yang diperban, kedua tangan di infus satunya cairan dan satunya darah karena sempat kekurangan darah tadi. Mereka meringis, tapi tak dengan Sandra yang sedari tadi menangis dipelukan suaminya.

"Eunghh"

"Sayang kamu udah bangun? Ada yang sakit? Mama panggilin dokter ya?" cerocos Sandra dengan mata berbinar

"Eungh, anda siapa?" tanya Nadira. Oghe, jiwa Nadira yang kecelakaan (hampir) masuk jurang, ternyata tersesat ditubuh (orang asing) ini. Ia belum menyadarinya.

Mereka tak terlalu terkejut, sudah mengetahui dari penjelasan dokter tadi.

"Sayang ini mama"

"Mama?" Sandra mengangguk.

Apa apaan ini? Mamanya sudah meninggal tetapi kenapa ada disini? Apa ini surga? Kan dosanya banyak, eh. Pikirnya

"ARGHH S-SAKITT!" sontak membuat semuanya panik bukan main. Apalagi yang melihat Nadira a.k.a Nadifa pingsan.

Oghey skip bawah alam sadar:v
(Aing males ngetik:))

To be continued....

___________________

Holaaa hayyy👋
Ketemu lagi kannnn

Jangan lupa vote oke!😌

Salam sayang
❤️

NADIRA not NADIFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang