2.

755 57 0
                                    


"Oke, berarti gue idup lagi gitu? Transmigrasi? What! Gue sulit percaya sih, tapi ini nyata. Oke, makasih Difa udah milih gue buat nyelesaiin masalah lo, semoga lo tenang dialam sanaa:)
Terima kasih ya Allah sudah memberikan hamba hidup kembali" batin Nadira yang sudah terbangun tadi.

"Hey, sayang kok ngelamun?"

"Ha? Eh, gak papa kok mah, cuma nginget lagi"

Sandra mengangguk,
"Jangan paksakan kalau gak kuat"

"Iya mah. Mah, aku mau pulang hari ini titik!"

Samdra yang mendengar itu sontak membulatkan matanya. Apaan! Habis ditabrak truk belum sehari sudah meminta pulang? Sungguh aneh!

"No! Kamu baru aja sadar, sayang. Lusa ya? Boleh deh"

"Gak mau! Pokoknya sekarang atau aku ngambek, titik!" ujar Nadifa dengan bersedekap dada dan memalingkan wajahnya kesamping.

"Loh? Ada apa mah? Kok Difanya ngambek, kenapa?" tanya Ivan--Papa Nadifa.

"Ini pah, masa belum sehari Difa udah minta pulang!? Kan dia baru sadar

________________________

Sekarang mereka sudah didepan mansion keluarga Rasheed. Tak lama mereka--Sandra, Ivan, dan Nadifa keluar dari mobil yang mereka tumpangi.

"Ni mansion ato rumah sih? Segini mah, muat cuma buat hewan peliharaan we" batin Nadifa seraya melihat mansion yang dikira rumah itu.

Songong bat lu!--Readers

Lalu mereka mulai memasuki mansion tersebut. Disana Nadifa melihat abang serta kakaknya yang mungkin menunggu dirinya.

"ADEEEKKK!"

"Anjing makan bang Putra" latah Nadira or Nadifa karena kaget.

(Disini panggil Nadira dengan Nadifa aja:v biar kgak ribet. Mwehehehe)

"BWAHAHAHA! PUTRA DIMAKAN MA ANJING, BARU TAU GUE" teriak Andre dengan hebohnya.

Sandra dan Ivan? Sandra ke dapur sementara Ivan ke kamar. Laknat emNg_-

"Nistain aja teruss" ucap Putra kesal.

"Gue mo masuk kamar dulu, bye abang and kakak jelek" ujar Nadifa yang langsung ngacir pergi ke kamar.

________________________

"Nadira!"

"Eh, copet! Lah, lu ngapain disini?"

"Gak kangen ma gue? Sahabat kecil lo yang paling unyu"

"Setan narsis! Cepet ada apaan?" tanya Nadira tak sabaran.

"Sabar bangke! Huftt, gue mau ngasih tau kalau gue tuh punya alter ego, perusahaan, dan naungan mafia. Alter ego gue ada dua, namanya Lifa dan Alif. Kalau Lifa yang keluar, berarti ada orang yang ngusik dia, bola matanya berwarna biru tua. Nah, kalau si Alif, dia akan keluar jika gue atau lo disakiti, dihina, dan sebagainya. Dia kejam dan sadis, tak segan segan membunuh orang yang berani ngusik ketenangan gue atau lo dan dia. Bola matanya berwarna Abu pekat. Perusahaan, namanya Fa'Al Company, setelah punya lo. Gue mohon kelola yahh? Dan mafia gue namanya Redlove World, itu juga setelah mafia lo, ya kan? Please! Bantu gue, gue yakin ada yang sengaja nabrak gue waktu itu. Gue mohon balesin dendam gue ya, dadaaaaaa!" jelas Nadifa (asli) panjang lebar lalu menghilang.

Meninggalkan Nadira yang termenung mencerna setiap kata yang diberikan oleh Nadifa (asli).

"Oke, oke! Jadi Nadifa punya alter ego dua, sama kek gue. Lah? Jadi empat dong? Huaaaa gimana nih? Haisss sebel. Fa'Al Company? Kek kenal, aha! Itu kan yang ngajuin buat kerja sama sama gue, ternyata punya lo. Mafia? WHAT! ANJING BERARTI GUE NGELOLA DUA PERUSAHAAN SAMA DUA MAFIA DONG? HUAAA GIMANA OTAK GUEE NIH!"

"Oke, rileks. Sekarang gue mau bocan dulu,  sakit pala gue Ya Allah!"

_______________________

Malam hari.......

Mansion keluarga Rasheed kini sangat ramai. Kenapa? Karna satu gadis yang membuat semua penghuni berteriak tak karuan, bahkan ada maid yang sempat berteriak.

"NON! JANGAN KAYAK GITU, NANTI JATUH LOH"

"DEKKKK TURUN WOY! LO MAU MASUK RUMAH SAKIT LAGI?"

"HUAAAA ANAK GUEEE! TURUN NADIFAAA. NANTI KAMU JATUH"

"LO BOSAN HIDUP DEK? NTAR JATUH TINGGAL NAMA LO!"

"NADIFAA! TURUN WOY! LO JANGAN BUAT PANIK SEMUA ORANG DONG"

"BERISIK, ASTAGHFIRULLAH" teriak Nadifa.

Setelah berteriak, ia bersiap untuk melompat. Dannn....

Hap.

Mendarat dengan sempurna tapi membuat jantung semua penghuni nera-- eh salah, Penghuni mansion berdetak kencang.

"Dek, ntar kalo lo jatuh begimane? Ha? Lo itu... bla.... blaa.... blaa.."

"Apaan? Udah gue gak papa ini!" sewot Nadifa dengan mata melotot, ia pusing karena harus mendengar semua ocehan dari keluarga (baru)nya itu.

Mau tau apa yang dilakuin Nadifa? Inii....

Nadifa duduk dipembatas balkon yang menghadap ke ruang tamu. Tak apa jika masih dilantai satu, tapi ini dia duduk di pembatas balkon lantai tiga. Bagaimana gak khawatir coba? Orang kek mau bunuh diri aja.

Semua sibuk mengomeli anak/adiknya itu. Sedangkan si empu yang diomeli hanya diam sambil memakan apel yang berada diatas meja pantry. Sungguh contoh adik or anak laknat_~

"Sudah! Mari semua kita makan" lerai Ivan karena tak tahan dengan omelan sang istri. Bukan untuk dirinya, tapi nanti pasti akan berimbas kepadanya.

Semua anggota keluarga makan dengan hikmad, tak ada yang bersuara. Nadifa paling awal selesai, ia langsung berjalan ke ruang keluarga untuk menonton TV. Tanpa pamit, semua yang ada dimeja makan hanya bisa geleng kepala.

"MAH, PAH! BESOK DIFA SEKOLAH TITIK GAK PAKE KOMA. GOOD MALEM MAH, PAH, ABANG AND KAKAK JELEK. AING MAU BOCAN, BYE BYE"

Uhukk, uhukk
Semua tersedak akan teriakan merdu itu.

"Adek siapa sih? Astaghfirullah"

"Bukan anak gue"

"Sumpah bukan adek gue"

Dll.

_____________________________

Holaaaa alooo👋👋

Vote, komen and follow😌

Byeee🙌

Salam sayang
❤️

👇

👇

NADIRA not NADIFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang