3.

655 58 0
                                    


"HALLAH! ANAK HASIL GOYANGAN AJA BANGGA!"

"MENDING GUE HASIL GOYANGAN DARIPADA LO HASIL DANGDUTAN"

"HEH! RIBUT AE LU PADA! DIEM NAPA SEH, GAGAL FOKUS NIH GUE"

"BERISIK ANJING"

Dll

Kini markas FaceMoon begitu ramai dengan teriakan dan umpatan para anggota inti.

Yang sempat berteriak tadi adalah Saka dan Rendi, sang bobrok gangster FaceBlue.

"Eh, eh woy! Besok malem ada balapan lo pada ikut kagak?" tanya El memecahkan pertengkaran mereka berdua.

"Ikut lah, ya gak bos?" jawab Rendi yang berujung pertanyaan ke Alan.

"Hm."

"Astaghfirullah sabar.." batin Rendi miris.

"Adek lo gimana?" tanya Alan memecahkan keheningan sejenak.

Bukannya ramai, pertanyaan itu malah membuat semakin hening. Apalagi ada beberapa anggota namun bukan inti yang mendengarkan pembicaraan mereka. Wait? Bos nya yang dikenal kejam dan tak tersentuh menanyai seorang perempuan? Sungguh mustahil namun nyata.

"Adek gue? Yang mana?" alih alih menjawab, Putra malah ingin menggoda sahabatnya itu.

"Ck! Nadifa"

"Ada angin apaan nih lo nanyain cewek? Lo gak kesambet kan Lan?"

Mendengar hal itu, sontak Alan langsung menatap tajam Saka yang pura pura melihat kearah lain.

"Hehe, peace Lan"

Alan menghembuskan napasnya sejenak,
"Pertanyaan gue belum kalian jawab" ujarnya datar kearah Putra dan Alfin.

"Baik, malah tambah absurd sekarang" bukan Putra yang menjawab, tetapi Alfin

Karena sudah larut, mereka memutuskan untuk menginap saja di basecamp.

___________________________

"HUAAAA MAMA! ANAKMU YANG CANTEK INI DIKEJAR SETANNN!" teriak Nadifa seraya menuruni tangga.

"HEH! SEKATE KATE LO NGATAIN GUE SETAN! BERENTI ASW, LO UDAH SOBEKIN ALBUM BETEES GUEE!" teriak Alfi tak terima.

Sedangkan Sandra menghela napas panjang, apakah teriakan tadi pas mau makan malam belum cukup?  Masih mau nambah lagi? Menjengkelkan.

Melirik jam didinding, seharusnya mereka sudah tidur. Mengapa malah teriak teriak gak jelas? Huftt, sungguh memusingkan.

23.00 WIB. Bayangkan saja, jam yang harus digunakan untuk tidur malah tertunda karena teriakan merdu mereka berdua.

"KALIAN BERDUA CEPAT TIDURRRR! SEKOLAH!" teriak Sandra menggelegar diseluruh penjuru mansion.

Mereka berdua yang masih berkejaranpun langsung kicep. Buru buru mereka ngacir ke kamar masing masing daripada terkena amukan singa betina.

__________________________

Berbeda dengan di kediaman keluarga Rasheed, mansion keluarga Maurivan kini dilanda sunyi nan mencekam. Dulu yang selalu ramai karena ulah Nadira, kini hilang dalam sekejab. Kenapa Tuhan begini? Apakah ini adil? Jika mereka bisa mereka akan meminta mengembalikan sang berlian yang mereka jaga. Egois memang, tetapi bagaimana lagi.

Nadira dinyatakan meninggal dan jasadnya telah dikuburkan siang tadi. Banyak yang berduka, apalagi anggota BlackWhite World dan abang serta adik Nadira. Mereka sedih, harus kehilangan permata satu satunya dikeluarga Maurivan.

"Sekarang kalian tidur, besok kalian akan sekolah. Bersedih boleh, namun jangan berlarut" tegas Arga--kakak tertua mereka.

"Huftt, baiklah"

__________________________

"Sialan!"

"Ada apa baby?"

"Huh, jalang itu tidak mati. Bisa gagal rencanaku nanti kalau ada hama sepertinya" desis seorang gad-- ups wanita yang ada dipangkuan seorang lelaki.

"Nadifa maksudmu?" tanyanya

"Ya! Bagaimana dengan rencana kita selanjutnya?"

"Akh, kita pikirkan nanti baby. Sekarang mari bersenang senang" ujar lelaki itu langsung meraup bibir sang kekasih dengan agresif.

Skip author masih dibawah umur:))

___________________________

"Jalang kecil ternyata sudah memulai, oke. Let's play to the game!" ujar seorang gadis seraya menatap laptop.

"Mending gue tidur, mempersiapkan drama di esok hari. Hoaaammm mett bobo Nadifa"

To be continued..

_________________________________

Holaaaa👋

Vote nya oke!

Bubay
👇

NADIRA not NADIFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang