🌜Kedua🌛

15 5 2
                                    

Matahari dan bulan memang tidak akan pernah bertemu ... tapi ke dua itu bertemu dengan bumi bukan?
Maka kau matahari dan aku bumi ...

~LGB

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Seorang gadis berkacamata turun dari pesawat dan berjalan sampai mobil jemputan di bandara Soekarno-Hatta.

Paras yang cantik, dan bermata elang tertutupi dengan masker dan kacamata hitam.

Menjadi pusat perhatian memang sudah biasa terjadi pada nya, tetapi menghadapi panas nya negara Indonesia yang membuat dia sedikit berkeringat, sangat berbeda jauh iklim di negara sebelumnya.
Memang dia asli Indonesia tetapi waktunya di tanah kelahiran cukup singkat dan langsung terbang ke negara kincir.

"Gue udah ada di Indonesia." ucapnya pada seseorang di seberang telepon lalu langsung mematikan sambungan tersebut.

Sopir membukakan pintu mobil untuknya dan dia pun segera masuk kedalamnya.

Di sepanjang jalanan, dia melihat-lihat jalanan ibukota Jakarta yang memiliki banyak ke unikan, dan lainnya.

Tak terasa, dia sudah sampai di depan gerbang rumah mewah miliknya yang dulu sempat di tinggalkan.

Masuk ke dalam rumah, melalui pintu utama. Dan wow ... para asisten rumah tangganya langsung menyambutnya dengan hangat.

"Selamat datang kembali nona Nia ...." teriak 10 orang asisten di rumah tersebut.

"Wow ... terimakasih kalian semua," ucap Vania terharu dan tersenyum.

Para asisten tersebut langsung menyerbu Vania kedalam pelukan mereka.

Uhhh ... seperti nya mereka sangat merindukan Vania.

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Pada ke-esokan pagi, Vania berdiam diri di dalam kamar sungguh membosankan bukan?

"Ah ... pergi ke taman aja deh," dialognya sendiri sambil bersiap untuk pergi.

|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Pada saat di taman, ia melihat banyak anak-anak yang bermain memenuhi taman tersebut, dia menjadi teringat masa-masa dimana ia kecil pernah bermain disini.

Di sebelah nya berdiri pula seorang lelaki tampan, sedang memperhatikan anak-anak bermain juga.

Tiba-tiba mereka saling berhadapan tanpa di sengaja.
Membalikkan tatapan kembali, dan mulai teringat.

"Ani?"

"Una?"

Ucap mereka kompak, dan mereka saling mengangguk memberikan jawaban.

"Beneran, kan?" tanya mereka barengan lagi.

Dan mengangguk lagi.

Grepp ....

Lelaki yang bernama Una pun langsung memeluk Ani dengan erat. Begitu pun dengan Ani, tak kalah erat memeluk Una.

Tampaknya mereka saling merindukan.

Sambil melepaskan pelukan, mereka nangis haru.

"G-gue masih engga nyangka bakalan ketemu lo lagi An," aku Una, sambil mengelap bekas tangis haru nya.

"G-gue juga Un, gue pikir kita engga bakalan berjumpa lagi setelah gue pergi," jawab Ani.

Bercerita tentang kehidupan sehari-hari mereka setelah sekian lama berpisah membuat mereka merasakan kesuraman tanpa satu sama lain.

Leader Gengster BobrokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang