Dahyun mendengus menyentak ponselnya yang terus berbunyi, sementara badannya tergeletak masih sama seperti keadaan kemarin malam. Dia enggan berdiri namun keadaan perutnya yang lapar berat memaksanya duduk.
Rambutnya berantakan, wajahnya polos sudah seminggu tidak terpoles make up dan matanya sembab tak sempat mengempis. Kamarnya juga sama berantakan seperti keadaan dirinya.
Seminggu ini Dahyun tidak pernah keluar dari apartemennya, hanya tidur, menangis, bangun, makan, lalu menangis lagi. Terkadang ketiduran karena lelah menangis, terkadang juga menangis dalam tidurnya.
Dipandangnya sebuah foto yang telah terkoyak dan dia buang ke dalam tong sampah tertimbun beberapa cup ramennya. Tangan Dahyun menjangkaunya tak peduli sudah sekacau apa bentuk satu lembar foto itu. Ia buka kertas yang menyerupai gumpalan dengan beberapa bagian sobek, lalu ia membawanya ke dalam dekapan antara dada dan lututnya yang tertekuk duduk di lantai.
"Jaehyun..."
Dahyun melakukannya seolah sedang mendekap sosok lelaki yang memiliki nama itu.
Perasaannya kembali kalut penuh dengan potongan ingatan tak menyenangkan yang akhirnya membuatnya meremas foto itu. Sama seperti yang sudah ia lakukan puluhan kali dalam beberapa hari ini.
Ponselnya berbunyi lagi. Dahyun menggeser pantatnya malas, dia merenggangkan badannya dan meraih ponsel yang tadi dia lempar ke lantai. Seperti yang dia kira, ponselnya memiliki retak di layarnya tapi beruntung masih bisa hidup. Tapi dia berfikir lebih baik itu mati sepenuhnya agar tidak bisa mengganggunya lagi.
Di layar ponselnya sebuah tampilan panggilan video grup muncul. Pelakunya adalah Hwang Eunbi dan Zhou Jieqiong.
"YYA! YYA! DIA MASIH HIDUP!"
Teriakan itu muncul begitu saja ketika Dahyun menekan tombol terima pada panggilan video dari para pengganggu itu.
"Hwang Eunbi, maaf saja kalau aku masih hidup. Nanti aku kabari lagi kalau sudah sampai di akhirat."
Dengan suara seraknya, Dahyun membalas dengan tak bersemangat.
"HAHAHAHA maafkan aku, Dahyun. aku bercanda," balas Eunbi.
"Lihat penampilanmu itu.. Wow, kau sangat jelek, Dahyun," kata Jieqiong tidak mengenal kata basa-basi.
"Apa kalian menganggu hariku hanya untuk mengolok bagaimana jeleknya aku dan kenapa aku masih hidup?" Dahyun kesal dengan semua omong tidak berguna dari dua temannya.
"YYA!! JANGAN DIMATIKAN!!"
"Eunbi, bisa tidak tidak perlu teriak? Aku sedang di lokasi syuting."
Eunbi dan Jieqiong bertengkar dalam video call grup.
Dahyun tebak Eunbi masih ada di tempat les tari, tempatnya mengajar. Di tempat itu sangat berisik jadi Eunbi terbiasa berteriak saat berbicara atau menelpon orang, terlepas dari karakternya yang memang suka berteriak. Sementara Jieqiong yang bekerja menjadi aktris di China terlihat staff lalu lalang di belakang tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Nihao! ✔
Short StoryTentang perjalanan move on Dahyun dari Jung Jaehyun kepada Dong Sicheng Start: 11 juni 21 End: 20 oktober 21 Thanks to Dianty_Ros for amazing cover