12. shí èr

292 92 10
                                    

Matahari sudah mulai tenggelam saat Dahyun kembali ke kediaman keluarga Zhou

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah mulai tenggelam saat Dahyun kembali ke kediaman keluarga Zhou. Dia bersenandung kecil sambil melangkah ke dalam rumah. Hal yang pertama kali dia lihat adalah kaki panjang Zhou Jieqiong yang terangkat di atas meja ruang tamu.

Tatapan Zhou Jieqiong sangat tajam, Dahyun terpaksa memasang wajah memelas untuk mendekatinya.

“Sudah puas berpacaran? Bahkan lupa kalau aku ada disini.” Jieqiong menyampaikan keluhan terbesarnya untuk sahabatnya.

Dahyun menekuk bibir lalu merengek, “Maaf, Jieqiong-ah...”

“Senang?” tanya Jieqiong ketus.

“Sangat senang.” Dahyun melebarkan senyumnya. Dengan semangat dia menganggukkan kepala beberapa kali.

Jieqiong tidak bisa membantu penyakit sahabatnya itu, dia ingin memukul kepala sahabatnya yang berwajah bodoh itu.

“Bagaimana dengan rencana pulangmu?” Jieqiong menurunkan kakinya dari meja dan menyuruh Dahyun duduk di sampingnya.

Dahyun mengambil posisi duduk di sofa samping Jieqiong, dengan tatapan tidak tertarik dia berbicara dengan Jieqiong,

“Kan sudah kubilang aku tidak jadi pulang.”

Jieiqong berdecak dan bertanya lagi, “Kamu berencana tinggal disini berapa lama lagi?”

“Apakah kamu mengusirku?”

Dahyun tidak tahu kalau Jieqiong sebegitu ingin mengusirnya.

Jieqiong menggelengkan kepalanya. Sepertinya kepala Dahyun terbentur bongkahan  batu besar bernama Dong Sicheng terlalu keras, sampai melupakan semuanya.

“Tidak. Tapi apa kamu akan menganggur selamanya? Lihat dirimu, sudah bucin miskin juga!” ejek Jieqiong tak berperasaan.

Beruntung Dahyun mempunyai sahabat seperti Jieqiong. Bisa-bisanya dia lupa kalau niat awalnya tinggal di Beijing hanya sebagai liburan, dan cepat atau lambat dia harus kembali ke Seoul untuk bekerja lagi. kalau tidak, dia benar-benar akan menjadi miskin.

“Baiklah...baiklah. Cuma satu minggu lagi. aku akan menambah cuti satu minggu.” Kata Dahyun menuruti saran Jieqiong.

“Cepat bicara dengan orang kantormu,” kata Jieqiong galak.

Dahyun menyanggupinya takut-takut, bisa saja dia akan ditendang dari rumahnya malam ini juga jika tidak segera melakukan apa yang Jieqiong katakan.

“Biarkan aku meminjam pc. Aku akan menghubungi mereka lewat email.” kata Dahyun.

“Kamu bisa memakai komputer adikku. Sepertinya cuma dia yang punya komputer selain ayahku.”

“Dimana?”

“Di kamarnya.” Jieqiong menunjuk arah kamar samping kamarnya.

Dahyun ijin masuk ke kamar Zhou Yi meminjam komputernya untuk menghubungi orang-orang di kantor studio produsernya.

Hello, Nihao! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang