"Nay!"
Suara yang keras dari sudut lapangan membuat gadis itu tersenyum lebar dan membalasnya dengan lambaian tangan. Dukungan dari orang-orang yang kini menjadi bagian dari hidupnya merupakan sebuah anugrah yang bahkan sejak beberapa bulan yang lalu tidak bisa ia bayangkan. Hidupnya yang dulu memprihatinkan kini secara perlahan sudah tersapu dan ia bisa sedikit membuka celah hatinya.
Nayara Deandira, nama yang terpampang di sebuah karton yang dibawa oleh beberapa orang yang tadi meneriakinya. Gadis yang diteriaki itu sekarang sedang memegang alat pemukul dan fokus pada Pitcher yang akan melemparkan bola. Sudah dua kali gadis itu gagal memukul bola dan sekarang, ia harus benar-benar fokus agar temannya yang mengisi seluruh base bisa berlari ke home plate.
TAKKKK
*Flashback*
"Wah, ini club softball, ya?" tanya gadis berambut sebahu dengan name tag bertulis "Aratami Sofiareta" sambil tersenyum. Ia ditemani oleh laki-laki yang lebih tinggi 10 cm darinya.
"Ra, lo gak usah aneh-aneh, deh!" ujar laki-laki itu sambil menariknya pergi dari lapangan.
"Ih, gue kapan aneh-aneh ya ampun. Lo lihat deh, anak softball cakep-cakep," Aratami yang akrab disapa Ara melepaskan tarikan Edvano, laki-laki yang bersamanya saat ini. Pandangannya tiba-tiba mengarah ke area kursi penonton "Eh, lihat, Ghea ngomong sama siapa, tuh?"
"Hmm? Sasaran empuk barunya kali. Udah lo gak usah ikut campur de-"
Ucapan Edvano terhenti sesaat ketika melihat Ara yang langsung beranjak dari tempat mengikuti Ghea ke arah belakang sekolah. Ia menghela nafas kasar kemudian mengikuti Ara dari belakang.
"No, lo diem bentaran. Kalo lo ngomong, bisa-bisa besok sekolah ada kasus."
---
Note : ini bakal flashback selama beberapa ch karena alurnya emang dimulai dari belakang dulu, dari prolog itu udah beberapa bulan kedepannya hehe~
Makasih yang sudah bacaaa~○~
[Ditulis pada 13 Agustus 2021]
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
De TodoKebahagiaan Nayara mulai hadir ketika bertemu dengan Ara dan Edvano. Pertemuan yang tidak disengaja ketika Nayara hampir membuat masalah di sekolahnya. Namun, apakah kebahagiaan itu akan terus ada? Bagaimana dengan keadaan sebenarnya yang ditutupi...