TIGA

162 31 11
                                    

Lia baru saja menghentikan langkahnya ketika ia sadar seseorang menahan kepalanya. Gadis itu mendongak, menatap seorang pemuda yang menatapnya dingin. Ya, gadis itu tak memperhatikan langkahnya. Jika saja orang itu tak menahan laju Lia, mungkin gadis itu sudah menubruk pintu kaca transparan di hadapannya.

"Thanks!" cicit Lia pelan ketika sadar atas perbuatannya.

Bukannya menjawab pemuda itu langsung pergi dari hadapan Lia saat itu juga. Lia hanya menatap kepergian pemuda itu. Sangat susah untuk menebak apa yang akan dia lakukan. Dia adalah orang yang sangat perhatian namun juga sangat misterius. Tingkahnya benar-benar random bagi Lia.

"Morning Julie!" sapa seseorang dari arah belakang. Pemuda itu segera mengusap puncak kepala Lia. Sepertinya sudah menjadi ritual bagi pemuda yang usianya beda dua tahun dari Lia itu.

"Morning Jeff!"

"Julie i miss you!" rengek seorang lainnya. Ia sepertinya tak ingat umur. Lia hanya tertawa kecil melihat tingkah konyolnya.

"Ann, you know... Aku buat kue ini kemarin. Kau mau mencobanya?"

"Oh come on Felix, jangan buat dia sakit perut dengan hasil percobaan mu itu!" sanggah seseorang. Lia tahu betul dia siapa.

"Hey, ini enak ya. Awas saja jika kau minta kue ini nanti!"

"Tidak akan pernah!" sahutnya penuh penekanan.

"Hahaha... Sudahlah jangan bertengkar. Felix biar aku mencobanya nanti!"

"Oh thanks sweetie!"

"Ayo masuk, Julie!"

Yasmine segera menyeret Lia masuk ke kelas. Gadis itu hanya pasrah mengikuti langkah Yasmine. Sebelum benar-benar menghilang di balik pintu. Lia menoleh pada satu orang yang tersenyum hangat ke arahnya. Senyuman hangat pengganti ucapan selamat pagi tentunya.

Seseorang yang sadar akan kejadian itu langsung menghampiri orang tersebut. Melihat beberapa kali ke arah dalam kelas, dan kemudian kembali melirik orang di sebelahnya.

"Suka?" orang itu menoleh.

"Suka apa?" ia tampak bingung sendiri atas pertanyaan ambigu yang baru saja terlontar itu.

"Julie!" satu nama itu berhasil membuat orang yang ditanya itu terkejut.

Ia menghela napas pelan. "Hanya kagum!"

"Bagus deh!" orang itu melirik. "Jangan buat Yasmine harus menyingkirkan orang tak bersalah. Jika itu dulu, mereka yang lebih dulu ke-centilan!"

"Gue masuk dulu!"

"Coba lo tanyakan pada diri sendiri!" dia tak menggubris orang itu lagi.

setelah mengatakan itu, orang itu pergi ke arah kelas lain. Ya karena memang mereka beda kelas. Pemuda itu hanya tersenyum kecil sembari bergumam. "Menarik!"

***

"Julie!" gadis yang terpanggil namanya itu menoleh.

Ia sedang asik membaca di halaman sekolahnya. Persis terlihat seperti sedang piknik. Tapi hal ini sudah sering di lakukan oleh siswa dan siswi RV. Apalagi saat suasana cerah dan berawan, serta hembusan angin kecil yang sedikit memberi kesejukan.

"Ken?" gumam gadis itu pelan.

Ia tersenyum melihat pemuda yang lebih tua darinya itu melangkah menuju ke arahnya. Ken memposisikan diri duduk di samping gadis bersurai panjang itu.

PRINCESS AND FIVE KNIGHTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang