11

707 59 0
                                    

~kakel~
















tanpa disadari, Haekal dan teman temannya sudah memasuki kelas 12 seminggu, Haekal sering berkata bahwa pelajarannya susah, tapi nilai pelajarannya terus menerus di atas 90. Kata gurunya dia tak beda jauh dengan Marka yang sering mengeluh bahwa pelajarannya susah.

saat istirahat, Haekal menghela nafasnya sambil menatap hp nya "udah berapa bulan ya ngga ngechat kak Marka" Jendral yang mendengar nama kakaknya langsung menggeleng "jangan, jangan lu chat, dia lagi pengen sendiri" Haekal menatap Jendral "kenapa? kenapa dia ingin sendiri?" Jendral menaikkan kedua bahunya "kemarin aku nelfon Marka dia ngejawab 'jangan nelfon ataupun chat gw, gw lagi pengen sendiri' terus suaranya serak serak gimana gitu" Haekal tidak ingin memikirkan yang tidak tidak ke Marka.

Haekal menaruh hp nya di saku celananya, dia sangat merindukan Marka, tiap istirahat biasanya saat dia lagi memakan jajanannya Marka langsung memeluknya dari belakang. bila Haekal sendirian biasa Marka iseng meremas dada Haekal yang membuat Haekal malu tapi merasa keenakan juga.

saat Haekal sedang meminum susu stroberinya dia tiba tiba kepikiran "kayaknya aku gamon" mendengar kata itu, Jendral langsung tertawa lepas "HAHAHAHAHAHAHAHAHA, BOCAH GAMON, EWW HAAHHAHAHAHAHA" Haekal langsung memukul bahu Jendral dan Jendral menghentikan tawanya.

Haekal memasuki kelas dan memutar lagu di hp nya, lagu itu juga termasuk lagu kesukaan Marka. Juan langsung mengambil satu earphone Haekal dan mendengar lagu yang diputar "lagunya galau banget anjir, dasar gamon" Haekal menatap Juan "kasian kamu, jomblo" Juan menjitak dahi Haekal "lo juga jomblo ya"

saat sudah jam pulang, Jendral mendatangi Haekal "kal, gw mau ngomong" Haekal menghentikan jalannya dan menatap Jendral "mau bilang apa?" Jendral memegang tangan Haekal dan mengelus jemari Haekal yang halus "sebelum lo pacaran ama Marka.... gw pernah suka ama lo, tapi setelah gw liatin-" Haekal memukul bibir Jendral "LO UDAH PACARAN AMA JAENDRA TAPI LO MALAH SUKA GW?! KALO JAENDRA TAU LO GINI GIMANA JEN? LO KASIAN GA SIH AMA JAENDRA, SEKARANG SEKARANG JUGA LO UDAH JARANG AMA JAENDRA, JAENDRA JUGA KELIATAN MENJAUHI LO" teriak Haekal dan langsung pergi, hampir satu sekolah menatap Jendral yang berdiri di tengah tengah lapangan.

Haekal secara tidak sengaja berhadapan dengan Jaendra, Jaendra menatap Haekal heran "kal? lo nangis?" Haekal menarik tangan Jaendra dan membawa Jaendra ke Jendral, sesampai di tengah lapangan Haekal menyatukan tangan Jendral dan Jaendra "HARUSNYA LO LEBIH DEKAT KE JAENDRA, BUKAN MALAH GATAL KE ORANG ALJENDRAL PRATAMA" Jaendra terdiam, kata Haekal benar, sekarang sekarang mereka udah jarang dekat dan Jendral suka main ke sana kesini dan pernah didapat oleh Ritya kalau Jendral lagi di club dalam keadaan mabuk berat.

"Kajaendra Adhitama.... maaf membuatmu kecewa.... aku mau kita pu-" belum juga selesai Jendral berbicara tiba tiba Haekal memukul muka Jendral sampai Jendral terjatuh, Haekal terus menerus memukul muka Jendral sampai hidung Jendral mengeluarkan darah "HAEKAL, BERHENTI" Jaendra berusaha menahan Haekal untuk tidak memukul Jendral tapi itu tak berhasil, Juan yang melihat perkelahian di lapangan langsung lari dan menarik Jaendra "LO MAU IKUT MASUK BK HAH?! JANGAN IKUT IKUTAN BERKELAHI JAENDRA" kata Juan dan Jaendra hanya terdiam dan menatap Haekal yang masih memukul Jendral.

tiba tiba saja Jendral bangkit dan langsung memukul kepala Haekal dan kepala Haekal mengeluarkan darah segar "BANGSAT LO, MATI AJA LO ANJING, NYUSAHIN MARKA AJA, GAGUNA LO HIDUP DISINI, TENDRA AMA JOHAN PASTI MENYESAL PUNYA ANAK SEPERTI LO, WARNA KULIT LO YANG ITEM BEDA AMA KELUARGA LO YANG PUTIH" Jendral memukul Haekal lagi, kata kata Jendral sangat menusuk Haekal, Haekal mengeluarkan air matanya. Haekal langsung mencakar mata Jendral "ANJING" Jendral memegang matanya yang dicakar oleh Haekal dan mengepalkan satu tangannya dan memukul mata Haekal, Haekal mengatur nafasnya "bangsat... hah... hah... jen... gw ga... bisa nafas..." Jendral membuka matanya dan melihat kepala Haekal mengeluarkan banyak darah dan hidungnya juga.

Jendral terdiam, dia berusaha berdiri dan menyadari bahwa sudah satu sekolah menatap mereka yang berkelahi dari tadi, salah satu guru menarik tangan Jendral ntah dibawa ke mana, sedangkan Haekal digendong oleh Yangga dibawa ke uks.

Jendral dibawa ke ruang guru, Jendral menatap guru yang menariknya tadi seperti sedang menelfon seseorang. sepertinya telfon tersebut telah diangkat "halo? atas nama pak Jafar?" Jendral menggigit bibir bawahnya anjing, kok dia tau nomor ayah Jendral menelan ludahnya dan menatap guru tersebut yang masih berbicara dengan ayahnya.

tiba tiba telfon itu berakhir, guru itu menaruh hp nya di kantung celana dan menatap Jendral "aku pak Syakun, panggil aja pak Kun, aku teman dekat ayahmu, baru beberapa hari aku menjadi guru disini" pak Kun mendekati Jendral dan mengelus luka Jendral, Jendral meringis merasakan perih "sakit ya? kirain kamu kuat" tiba tiba pintu ruang guru terbuka dan terlihat Jafar dan Ritya masuk dan menatap Jendral yang babak belur "astaga Aljendral, kamu kenapa?!" Ritya memegang tangan Jendral dan menatap banyaknya darah dan luka, memar di muka Jendral "anak anda, Aljendral Pratama tadi berkelahi ama ananda bernama Haekal Sanjaya" Jafar melototkan matanya "HAEKAL SANJAYA?!" Jafar langsung menatap Jendral dan menatap pak Kun lagi "sekarang Haekal dimana?" "di uks, katanya Haekal kehabisan oksigen" Jafar menghela nafasnya.

"baiklah Kun, bolehkan saya membawa Aljendral pulang dan tidak sekolah selama seminggu karena ada acara keluarga yang tidak bisa dilewatkan" pak Kun hanya mengangguk dan mempunyai firasat yang tidak enak, tidak biasanya keluarga Jafar ada acara sampai seminggu.

Haekal sudah sadar, dia melihat dirinya sendirian di ruangan yang sangat sempit, walau penglihatannya masih buram tapi dia melihat tangannya di infus "hah.... masuk rumah sakit lagi" Haekal baru sadar dia menggunakan alat untuk membantu bernafas, dia tadi memang kehabisan oksigen. mungkin ini yang membuat dia masuk rumah sakit.

"aku takut Jendral dimaki sama om Jafar, om Jafar kalo menghukum sakit banget...." Haekal sangat susah berbicara, dia melihat satu orang memasuki ruangan, bentuk badannya sangat tidak asing "hm? kenapa dia mirip kak Marka...." penglihatan Haekal tetap buram, jadi dia tak bisa melihat jelas orang tersebut yang terlihat mirip dengan Marka, orang yang mirip dengan Marka menutup mata Haekal dan membuka alat pembantu Haekal bernafas dan menggantinya dengan yang hanya dipake di hidung dan langsung mencium bibir pucat Haekal, melumatnya, dan bermain dengan lidah Haekal. lelaki itu melepaskan ciuman tersebut dan menatap dibawahnya "sht, kenapa adikku bangun" suara serak itu mirip dengan suara Marka "heung? apakah kamu kak Marka? suaramu sangat mirip dengan kak Marka" lelaki itu mendengar kata Haekal langsung lari keluar dari ruangan Haekal dan pergi entah kemana.

lelaki itu berada di taman rumah sakit, lelaki itu menutup adiknya yang sedang bangun dengan kresek belanjaan cemilan dia "sial, hampir saja aku ketahuan kalau aku Marka"


















TBC

kakel (MARKHYUCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang