prolog

666 78 14
                                    

Mata bulat lucu itu melihat sekitarnya dengan bingung. Dia mengabaikan ayah ibu nya yang berbincang ntah sedang membicarakan apa.

"Appa, Eomma, sampai kapan kita akan disini? Kenapa kita tidak langsung makan? Aku sudah lapar" pria mungil itu akhirnya mengeluarkan protesan nya.

"Sebentar lagi, sayang. Kita masih harus menunggu seseorang. Kau pasti akan menyukainya, Taeyongie" jawab ayah pria mungil itu santai.

Sedangkan Taeyong kembali mengerutkan kening nya bingung. Tadi sore orang tua nya meminta ia datang ke restaurant ini, katanya mereka akan makan malam bersama. Tapi kenapa sekarang malah masih menunggu seseorang? Lalu kenapa juga dia harus memakai pakaian yang sangat rapi begini? Memangnya siapa yang mereka tunggu? Hey, mereka sudah menunggu selama setengah jam disini, menyebalkan.

Pria mungil itu sibuk dengan pikiran nya. Banyak pertanyaan yang muncul di otak kecilnya itu. Sungguh dia sangat ingin pulang, banyak naskah yang harus ia revisi dan diperbaiki ulang. Ya, dia bekerja sebagai penulis.

Menghela nafas, Taeyong beranjak dari duduknya, "Aku ke toilet dulu kalau begitu" ia berjalan sambil mengerucutkan bibirnya. Dia sudah sangat lapar, tapi dia masih harus menunggu tamu yang sangat lelet itu. Sungguh Taeyong kesal sekarang.

Kaki jenjang itu menyusuri lorong menuju toilet. Mulut mungil nya tak berhenti mendumel tentang betapa ia kesalnya menunggu tamu yang lelet itu. Ini membuang waktunya, banyak naskah yang harus ia kerjakan.

Taeyong terlalu sibuk dengan dumelan nya, sehingga ia tak menyadari jika ada orang yang membuka pintu toilet dari dalam. Taeyong menabraknya!

"AAKH!!"

Ntah apa karna orang yang ia tabrak ini memiliki tubuh yang keras, atau karna tubuhnya yang terlalu mungil, sehingga membuat Taeyong terpental dan jatuh terduduk.

"Ishh, ini sakit bodoh! Lihat lihat dulu dong sebelum berjalan, pakai matamu itu!" mood Taeyong semakin buruk sekarang. Ia memarahi orang yang berdiri didepan nya itu, padahal yang salah adalah dirinya.

"Maaf. Biar ku bantu" Orang itu mengulurkan tangannya, bermaksud membantu Taeyong berdiri, tapi ditepis oleh pria mungil itu.

"Tidak usah! Ishh, menyebalkan sekali" Ia berdiri dan membersihkan bajunya sedikit, lalu mengelus pantatnya yang sakit

"ugh, pantat ku sakit, bodoh. Apa kau lihat lihat?!" Taeyong melotot pada pria yang ia tabrak tadi, karna pria itu memperhatikannya.

Sedangkan yang di pelototi seperti itu, hanya terkekeh. Ia sedikit gemas dengan pria mungil ini. Melotot seperti itu bukannya terlihat garang, malah jadi terlihat menggemaskan.

"Tidak ada. Maaf karna membuatmu terjatuh" ujarnya pelan dengan senyum yang menawan. Hanya sebentar, setelah itu kembali datar.

Taeyong mengerjap pelan. Pria di depannya ini lumayan juga. Tapi sepertinya dia bukan dari Korea, garis wajahnya agak berbeda.

"Ah, sudahlah! Menyingkir dari jalanku!" Taeyong mendorong pria itu agar bergeser, lalu masuk ke kamar mandi. Persetan dengan kesopanannya, dia benar benar badmood sekarang.

Sedangkan pria itu masih berdiri di depan pintu kamar mandi sembari terkekeh memperhatikan Taeyong.

"Menggemaskan" gumamnya pelan lalu beranjak dari sana.

•••••

Taeyong mencuci tangannya di wastafel. Wajahnya masih saja tertekuk lucu. Ia menghela nafas, "Baiklah, jika tamu itu belum datang juga, aku akan pulang. Bodo amat dengan makan bersama. Yang ada aku mati kelaparan disini"

Ia segera keluar dari kamar mandi dan menuju ke meja tempat orang tuanya tadi. Masih dengan wajah yang merenggut, Taeyong berjalan sambil menatap sepatunya. Ah, sepertinya ada sedikit lecet diujung sepatunya itu.

Ketika hampir sampai di meja nya, Taeyong berjongkok dan membersihkan ujung sepatunya dahulu, lalu kembali menegakkan badannya. Ia bisa melihat dimejanya bertambah tiga orang, tapi membelakanginya. Sepertinya tamu orang tuanya sudah datang. Ah, syukurlah.

Taeyong menarik kursinya dan duduk dengan nyaman disana, tanpa melihat dulu tamu didepannya itu.

"Nah, ini anak kami, namanya Lee Taeyong. Bukankah dia manis?" ujar Nyonya Lee.

"Taeyong, cepat sapa calon mertua dan suamimu" Tuan Lee menambahkan.

Tunggu, calon.. calon apa tadi?

Taeyong segera mendongak dan menatap tiga orang di
depannya. Matanya membulat sempurna melihat orang yang ada tepat didepannya. Ini kan.. orang yang ia tabrak tadi?

"Perkenalkan, ini tuan dan nyonya Nakamoto. Dan didepanmu itu adalah calon suamimu, Nakamoto Yuta"

"APA?!"











TBC

Ahahaha ini cerita fluffy pertama aku, tenang aja konflik nya gak terlalu berat kok.

Jadi mau dilanjut atau di unpub?

Aku tunggu respon kalian ya! Kalau sepi aku unpub aja nanti. Terimakasih! ^^

 Terimakasih! ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gemes nyaaa 〒_〒

Jodoh  | YutaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang