"Cepatlah bagun, Taeyong! Ibu rumah tangga tidak boleh bangun kesiangan!"
"Ibu rumah tangga itu harus gesit. Kau lihat daun daun dihalaman itu? Cepat sapu semuanya, Taeyong!"
"Lihatlah semua piring kotor ini, kau harus membersihkannya sampai bersih!"
"Taeyongie! Astaga, kau harus mengepelnya dengan benar! Bagaimana kau akan menjadi ibu rumah tangga yang baik jika mengepel saja tidak tau!"
"Bersihkan dengan benar, Taeyong! Lihatlah debu disini! disana juga!"
"Lee Taeyong! Kau harus menggosoknya dengan benar! Baju baju itu tidak akan bersih dengan sendirinya!"
"Perhatikan ini! Kau harus memotongnya dengan posisi pisau seperti ini"
"Ck, Lee Taeyong! Perhatikan bumbu yang kau masukkan kedalam masakan, ini terlalu manis! Kau mau membuat anakmu diabetes nanti?!"
Dengan nafas terengah, Taeyong melemparkan tubuhnya ke sofa ruang tengah. Sekujur tubuhnya terasa nyeri sampai ketulang tulangnya. Bahkan bajunya sudah terlihat basah karna keringat.
Ibunya benar benar gila. Ia menyiksa Taeyong dengan semua pekerjaan rumah yang ada di rumah besar itu. Seandainya masih ada beberapa maid yang membantunya, pasti akan lebih mudah bagi Taeyong. Tapi ibunya sudah meliburkan semua maid dirumah itu. Benar benar menyebalkan.
Sebenarnya Taeyong tidak masalah jika harus bersih bersih. Dia juga memiliki jiwa kebersihan yang kuat seperti ibunya. Lihatlah apartemen pria manis itu, begitu bersih hingga debu pun tidak betah berada disana. Hanya saja, jika harus membersihkan seluruh rumah keluarga Lee yang sangat besar sendirian, ia tentunya tidak sanggup.
Ayolah, bahkan ibunya saja yang gila kebersihan harus memperkerjakan beberapa maid untuk mengurus rumah besar itu. Apalagi hanya dirinya? Tubuhnya yang mungil, kurus dan kering ini dipaksa bekerja rodi dirumah orang tuannya sendiri.
Tak hanya itu, ibunya juga suka sekali mengkritik hasil kerjanya. Sebenarnya hasil bersih-bersih Taeyong selalu memuaskan, hanya saja ibunya itu selalu saja mencari cari kesalahannya. Sangat menyebalkan bukan?
Untuk masalah memasak, ia memang tidak terlalu pandai. Tidak seenak masakan ibunya, tapi tidak buruk buruk amat. Masih bisa diterima lidah kok.
Lagipula, untuk apa ibunya melakukan ini semua? Untuk melatihnya sebagai seorang istri katanya? Haa! Tidak akan! Bukankah sudah Taeyong katakan kalau dirinya tidak akan menikah sebelum kaya? Dan lagi, Taeyong tidak akan pernah mengikuti ajaran ibunya tentang menjadi ibu rumah tangga yang baik ini. Dia 'kan akan menjadi calon istri, bukan calon babu, cih.
Eh, calon istri dari siapa memangnya?
Taeyong menyeka keringat yang menetes dari keningnya, "Arghh baru setengah hari aku disini, tapi sudah seperti seribu tahun di neraka" keluhnya sembari mengipasi wajahnya yang gerah. Sepertinya Taeyong akan berpikir kembali untuk pindah tetap ke rumah ini lagi.
Tingg..
Tingg..
Tingg..
Taeyong segera merogoh sakunya ketika mendengar suara notifikasi dari ponselnya. Ia melihat layar kaca ponselnya, ternyata ada pesan dari sahabatnya.
Jablay Thai ku (5)
TAEYONGIE!! AKU MERINDUKANMU!!
[ 09:00 AM ]AKU DATANG MENJENGUKMU KE KOREA!! Mungkin ketika kau menerima pesan ini, aku sudah sampai dihotel.
[ 09:00 AM ]Tidak usah menelponku, kemungkinan besar aku sedang tertidur pulas karna jet lag sekarang.
[ 09:01 AM ]Mari kita bertemu! Nanti sore, di cafe tempat biasa kita berkumpul. Ajak si galak Doyyie juga! Jika kau tak datang, aku akan mendobrak apartemenmu, Lee!
[ 09.02 AM ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh | Yutae
FanfictionTaeyong memiliki masa lalu yang buruk tentang percintaan, seiring waktu ia tak pernah berpikir untuk menjalani hubungan lagi. Tapi tiba tiba, orang tua nya menjodohkan nya dengan orang yang tak ia kenal. Apakah Taeyong akan menerima nya? atau akan...