"Baiklah, sampai disini saja meeting kali ini. Minggu depan tolong kumpulkan laporan bulanan masing masing divisi. Terima kasih atas kerja keras kalian" Pria itu menatap semua karyawannya dengan datar. Aura tegasnya membuat semua orang menghormatinya.
Semua karyawan itu berdiri lalu membungkuk hormat padanya, setelah itu beranjak meninggalkan ruangan meeting. Sedangkan pria tampan itu tetap ditempatnya. Ia berdiri dan berjalan kearah jendela kantornya. Mata tajamnya menatap indahnya kota Tokyo di bawah sana.
Ketika sedang hanyut dalam lamunan, ponselnya berbunyi membuatnya tersentak. Ia segera mengangkatnya, "Ya, halo?"
"Ck, bersikaplah lembut sedikit, Yuta. Setidaknya panggil aku sayang. Apa kau sudah selesai meeting?" tanya orang diseberang sana.
"Baru saja selesai. Kenapa? Kau butuh sesuatu?" jawab Yuta.
"Kita perlu bicara, sekalian makan siang bersama. Kau mau?"
"Baiklah. Ditempat biasa?" Yuta beranjak dari tempat nya.
"Ya, aku sudah ditempat. Aku menunggumu, anata"
"Hm, sebentar lagi aku sampai, Yuki-Chan" lalu panggilan itu dimatikan.
Yuta keluar dari ruangan itu, tapi sebelum berangkat ia memberitahukan sekertarisnya dahulu untuk mengosongkan jadwal, karna ia ingin makan siang dengan kekasihnya.
Pria tampan itu berjalan dengan tenang. Tatapan nya datar dan tajam. Ia melewati lobi diikuti tatapan kagum dari para karyawannya. Yuta memang memiliki aura pemimpin yang berwibawa, membuatnya dihormati dan disegani oleh semua bawahannya. Ketika ia melewati mereka, ada yang langsung membungkuk hormat atau bahkan menyapa dengan ramah, yang dibalas dengan ramah pula oleh Yuta.
Ketika ia memasuki mobil, matanya melirik sebentar ke arah jam tangannya. "Masih ada sedikit waktu" gumamnya.
Ia berniat untuk mampir ke toko bunga terdekat dan membeli bunga untuk kekasihnya itu. Terdengar kuno memang, tapi itulah cara Nakamoto Yuta memperlihatkan kasih sayangnya.
•••••
Mata tajam Yuta mengedar, mencari sosok yang dicintainya selama tujuh bulan ini. Sebuah rekor untuknya, karna hubungan kali ini terbilang paling lama ia jalani. Semoga bertahan sampai akhir, pikirnya.
Yuta tersenyum tipis, sangat tipis, ketika ia melihat sosok wanita cantik melambai ke arahnya. Seperkian detik kemudian ia melangkahkan kakinya mendekati sosok cantiknya itu.
"Yuki-Chan, maaf aku lama. Aku membawakan ini untukmu" ucap Yuta ketika sudah sampai dimeja Yuki, lalu menyodorkan bunga yang sedari tadi ia genggam.
Wanita yang ia panggil Yuki-Chan tadi sejenak menatap bunga itu, sorot matanya agak redup. "Hum, kukira kau akan membawa sesuatu yang lebih. Cincin misalnya?" ucap Yuki sejenak lalu akhirnya menerima bunga itu, dan meletakkannya diatas meja.
Yuta mengulum bibirnya, "Kau mau kubawakan cicin? Aku bisa membelinya sekarang" ia hendak beranjak dari kursinya, tapi suara Yuki menghentikannya.
"Tidak usah. Aku hanya bercanda" jelasnya. Ia melirik bunga diatas mejanya. Ntah sudah berapa banyak bunga yang Yuta berikan padanya. Itu terasa hambar, kau tau?
Astaga, seharusnya kekasihnya itu memberikan sesuatu yang lebih romantis. Setidaknya memberikannya satu dua perhiasan. Ntah apa karna Yuta pelit atau tidak peka selama ini. Menyebalkan. Tapi tidak apa apa, sebentar lagi ia juga akan terlepas dari pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh | Yutae
FanfictionTaeyong memiliki masa lalu yang buruk tentang percintaan, seiring waktu ia tak pernah berpikir untuk menjalani hubungan lagi. Tapi tiba tiba, orang tua nya menjodohkan nya dengan orang yang tak ia kenal. Apakah Taeyong akan menerima nya? atau akan...