CHAPTER VIII. Sebelum Badai Besar

84 14 24
                                    

Halo!
Aku muncul lagi setelah kabar buruk yang beredar baru-baru ini. Awalnya sulit percaya Gfriend yang kita kenal nggak akan pernah sama lagi. Namun, harusnya kita optimis kan, ya. Gfriend dengan kualitas dan talenta mereka akan selalu mengesankan di jalan manapun yang akan mereka ambil nantinya, kan.

Setelah mencoba berani untuk ngelanjutin work ini. Aku ngerasa emang sesuatu yang dimulai dengan baik harus diakhiri dengan baik, pula. Untuk itu, aku menghadirkan chapter ini. Semoga kalian suka, ya. Maaf, aku gak tepat waktu, lagi dan lagi. Maklumi aku lagi kali ini ya. Dan lagi lagi lainnya. Luv u guys! Have a nice day!💜💙

_______________________________________________

Pagi ini, Umji bergerak gelisah di kasurnya. Berkali-kali ia memegangi kepalanya yang pusing. Umji lalu terduduk di kasurnya. Umji menarik ikat rambut dari pergelangan tangan kirinya. Setelah mengikat rambut kusutnya dengan mata yang sulit untuk terbuka sepenuhnya, Umji beranjak dari kasurnya berniat mengambil obat pengar.

 Setelah mengikat rambut kusutnya dengan mata yang sulit untuk terbuka sepenuhnya, Umji beranjak dari kasurnya berniat mengambil obat pengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu menginjakkan kaki di lantai, Umji tidak sengaja menendang seseorang yang tengah meringkuk di lantai kamarnya.

“Yerin tidur di kasur, jangan menghalangi jalan begini.”

Sambil berusaha membuka matanya, Umji menendang pelan orang yang tidur di lantai kamarnya. Berniat membangunkannya. Yerin bisa sakit kalau tidur di lantai dingin begini, tidak memakai selimut, penghangat ruangan yang lupa dinyalakan padahal di luar badai salju tampak lebih buruk dari hari-hari sebelumnya.

“Yerin, tidurlah di kasurku. Kau bisa sakit kalau begini.”

Umji kesal Yerin tidak mendengarkannya. Umji lantas meninggalkan Yerin untuk mengambil obat pengar. Sambil minum obat pengar, Umji bertanya-tanya dalam hati. Tampaknya sudah mulai sadar,
’Yerin kan tidur di kasurku. Lalu siapa yang tidur di lantai?’

Umji yang sudah benar-benar sadar akhirnya melihat pemandangan yang tidak biasa pagi ini. Flat kecil yang selalu rapi dan tenang ini berubah menjadi sangat mengerikan. Botol-botol soju, soda dan bir tampak menggunung di pintu, bungkus cokelat, keripik, ayam beserta kupon-kuponnya berserakan dimana-mana.

Dan yang paling membuat Umji terperanjat adalah keberadaan dua sosok asing yang sedang tidur di lantai apartemennya. Yerin yang sedang tidur di kasur dengan membelakangi pintu kamar Umji, tak lupa selimut tebal Umji yang sudah dijajah olehnya yang tampak tak menyadari ada orang asing yang tidur di flat Umji. Bukan satu tapi dua!

Umji mencoba menghampiri dan memastikan siapa orang-orang yang masuk flatnya tanpa izin. Umji terlebih dahulu memeriksa orang yang sempat ditendangnya saat mencari obat pengar. 

Orang itu tampak tak terganggu walau Umji sudah menepuk bahunya. Coat tebal yang dipakainya menutupi kepala disingkap Umji secara hati-hati. Sebenarnya Umji takut mendekati orang asing yang mungkin saja penjahat, perampok atau pemabuk onar namun Umji memilih berpura-pura tenang agar tidak membangunkan Yerin yang masih tertidur di kasurnya. Saat Umji yang berjongkok berhasil menyingkap coat yang orang asing itu kenakan, Umji terkejut bukan main.

Gloomy WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang