CHAPTER V. Misteri Bunga Daisy

101 21 11
                                    

Halo teman-teman!
Setelah setahun ya! Maaf banget. Banyak hal yang terjadi selama aku absen dari wattpad. Banyak juga pelajaran besar yang aku petik sehingga aku balik lagi ke sini.

Sebelumnya aku tuh ngerasa nulis itu satu-satunya kegiatan yang bisa aku lakukan tanpa harus berpikir terlalu keras, tapi belakangan, aku jadi ngga semangat nulis sama sekali. Blog aku juga terbengkalai. Biasanya aku rajin bikin prosa, sekarang rasanya muak buat nulis apapun. Sekarang aku mulai lagi pelan-pelan update lagi dan membangun lagi kesenanganku dalam menulis dan menemani kalian dengan karyaku.

Aku berharap, kalian terus tunggu karyaku ini ya :) Semoga kalian selalu sehat dan bersemangat mengerjakan hal hal produktif versi kalian :) Terima kasih ya, pembacaku semua❤️💙
_______________________________________________

"Umji-Ya! Sini! Sini!" Teriak Yerin.
Umji berlari menghampiri Yerin. Dengan semangat Yerin mulai menarik tangan Umji memasuki supermarket. Hari ini libur musim dingin dimulai. Seperti liburan musim dingin lainnya, Umji dan Yerin merencanakan suatu kegiatan atau perjalanan bersama. Namun sejak dua tahun lalu, Umji dan Yerin menambah satu perjalanan lagi.

Saat memasuki supermarket, Yerin membeli banyak makanan ringan dan soft drink, beberapa batang cokelat, roti kering, soju dan bir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat memasuki supermarket, Yerin membeli banyak makanan ringan dan soft drink, beberapa batang cokelat, roti kering, soju dan bir. Sementara Umji membeli sekantong apel besar, sekantong jeruk, beberapa bungkus ramyeon.

 Sementara Umji membeli sekantong apel besar, sekantong jeruk, beberapa bungkus ramyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Umji-Ya! Kenapa beli banyak apel dan jeruk?" Tanya Yerin keheranan. Tak seperti biasanya, Umji membeli apel dan jeruk padahal Umji jarang makan apel dan jeruk juga tidak terlalu cocok saat dimakan di perjalanan musim dingin.

"Untuk persembahan di rumah abu." Tukas Umji dengan pelan dan tenang.

"Oh, benar juga. Tahun lalu kita tidak membawa apa-apa karena keadaanmu sangat buruk, ya. Seingatku anak itu juga suka musim dingin. Kau masih bersedih ya?" Yerin memperhatikan bibir Umji yang bergetar. Tampaknya ia menahan tangis.

"Hm, sedikit. Eh kau tunggu di depan supermarket saja ya. Aku beli buket bunga dulu di seberang sana."

"Baiklah. Baiklah. Jangan lama ya. Nanti aku digoda orang jahat. Hahaha."

Gloomy WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang