-Chapter 1-

27 10 0
                                    


Tas mungil soft pink dengan gantungan kunci berbentuk kucing berwarna putih itu bergoyang saat gadis berumur 16 tahun itu berlari.Musim semi tahun ini mungkin akan menjadi musim semi terbaik yang pernah ada.Matahari pagi ini begitu hangat,matahari tersenyum dengan indah.Gadis itu tersenyum,memandangi bunga yang bermekaran di sepanjang jalan,tak jarang kelopaknya berjatuhan di rayu angin sepoi-sepoi yang lembut.

Senyum gadis itu benar-benar manis,matanya berbinar-binar.Ia berhenti tepat di sebuah halte untuk menunggu bus.Sembari menunggu,jantungnya berdebar-debar.Hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah menengah atas,ia benar-benar sangat bersemangat.Ia juga tak sabar untuk belajar bersama teman-teman barunya.

Namanya lee aeri,seperti namanya,ia adalah seorang gadis cantik yang pintar.Aeri seorang gadis yang baik dan lembut,berparas cantik,manis,berambut mullet,bertubuh mungil berisi dan pendek.Untuk hal tipe,aeri dikategorikan sempurna.Aeri juga selalu menggapai juara umum di sekolahnya,kepintarannya tak dapat diragukan lagi.Namun,dibalik semuanya itu aeri adalah anak yatim piatu,ibunya meninggal karena sakit dan ayahnya meninggal karena kecelakaan.

Aeri lahir di tengah-tengah keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang,itulah mengapa ia tumbuh menjadi gadis yang baik hati.Orangtuanya selalu menanamkan sesuatu yang baik pada aeri sejak kecil,keduanya juga mengajari aeri untuk selalu berbuat dan bersikap baik pada orang lain.Ayahnya,lee taeyong,memiliki perawakan yang sangat tampan bak seorang pangeran dan ibunya,bae soorin memiliki paras yang cantik dan lembut seperti dewi,maka tak heran jika aeri memiliki wajah yang sangat cantik nan manis.

Kini,walaupun kedua orangtuanya telah tiada,aeri tidak kesepian.Aeri tinggal berdampingan dengan anak-anak panti asuhan di gereja yang dibangun ayahnya sendiri dan juga seorang hamba Tuhan yang biasa aeri panggil nyonya ahyeong.Nyonya ahyeong adalah kepala panti asuhan dan juga manajer ayahnya,kini ia juga kepala pelayan di rumah aeri,tentu saja ia menjadi orang kepercayaan ayahnya.Karena itulah sekarang perusahaan ayahnya sementara di pegang oleh nyonya ahyeong sampai aeri sudah dewasa dan dapat mewarisinya.Aeri benar-benar bersyukur kepada Tuhan,Tuhan tak mengizinkannya sendirian di dunia ini dengan kehadiran nyonya ahyeong dan anak-anak panti yang sangat baik padanya.

Senyum aeri semakin mengembang saat melihat sebuah bus biru berjalan mendekati halte tempatnya menunggu.

"Aeri nunaaa!!!Tunggu!!!" suara teriakan itu mengalihkan perhatian aeri dari bus tersebut.

Seorang laki-laki bertas biru dongker berlari ke arah aeri.Aeri tak menyangka,lelaki yang lebih muda setahun darinya itu dapat menyusulnya dengan cepat,padahal tadi ia telat bangun pagi.Namanya jung wooyoung,laki-laki bermata bulat dan berhidung mancung itu adalah salah satu anak yang tinggal dan tumbuh di panti asuhan milik ayahnya.Dari wooyoung berumur lima tahun,wooyoung sudah di titipkan di panti asuhan karena kedua orangtuanya telah meninggal dalam sebuah kecelakaan hebat.Aeri sangat dekat dengan wooyoung.Mereka selalu bersama-sama seperti seorang kakak dan adik laki-lakinya.Aeri sangat menyayangi wooyoung,begitu pula dengan wooyoung.

"Jadi,kau benar-benar pindah sekolah ke sekolah yang ada di seberang sekolah nuna?" tanya aeri dengan mata bulat lebar.

"Yap!" jawab wooyoung sambil sedikit terengah.

"Tapi semalam kau bilang tidak akan pindah ke sana,dasar pembohong!" aeri mencubit pipi wooyoung lumayan kuat,yang empunya pipi hanya tertawa kecil,diiringi ringisan.

"Wuehehehh...Ciee yang tertipu!" ledek wooyoung,menjulurkan lidah.

"Dasar!Tuhan marah loh!Kalau wooyoung bohong,berdosa!"

"Ampuni wooyoung Ya Tuhan..." wooyoung menengadahkan kepalanya ke atas,menatap langit,"Sudah!Tuhan pasti sudah mengampuni wooyoung" ucap wooyoung simple dan langsung menghindar saat aeri mencoba untuk mencubitnya lagi.Keduanya berhenti saat wooyoung berteriak,"Nuna,busnya sudah datang!"

Wooyoung dan aeri pun langsung menaiki bus.setelah masuk,mereka mencari tempat duduk yang kosong.Bus itu hampir penuh,aeri sampai bingung ingin duduk di mana.Wooyoung mendapat sebuah kursi kosong di samping seorang laki-laki,dekat jendela.Dengan cepat wooyoung menarik kerah baju nuna-nya itu dan menuntunnya untuk duduk di kursi itu.

"Nuna duduk di sini,wooyoung berdiri di sini,di samping nuna"wooyoung meraih sebuah tiang yang ada di samping kursi aeri dan memegangnya erat.

"Wahh,terimakasih..." aeri tersenyum sambil mengusap lembut lengan wooyoung.Wooyoung ikut tersenyum kemudian mengangguk seperti seorang anak kecil yang menggemaskan.

Bus itu perlahan meninggalkan halte.Sementara itu,aeri membuka tasnya dan mengambil sebuah buku.Jika biasanya aeri membaca buku yang bersangkutan dengan pelajaran,kali ini aeri membaca sebuah novel.Sebenarnya aeri tak pernah berniat untuk membaca sebuah novel itu adalah hadiah perpisahan sekolah dari sahabat dan teman sebangkunya,jeong yunho.Kembali aeri mengenang kebersamaan mereka berdua.Yunho adalah laki-laki tertampan di sekolah menengah pertamanya,yunho dan aeri sering di pasangkan.Tak heran karena aeri juga di cap primadona sekolah karena parasnya yang cantik nan manis ditambah lagi ia gadis yang pintar.

Aeri menghela nafas menatap novel itu.Ibu jarinya perlahan mengusap sampul novel berwarna abu-abu itu.Sejak libur panjang perpisahan sekolah menengah pertama,aeri sangat merindukan yunho,seseorang yang selalu membuatnya tertawa dan cemberut karena tingkah jahilnya.Aeri ingin sekali satu sekolah dan satu kelas lagi dengan yunho.Tapi sepertinya tak mungkin karena yunho pernah bercerita kalau dia mungkin saja disekolahkan di luar negeri mengingat ia seorang penerus sebuah perusahaan besar dan itu akan segera karena ayahnya telah meninggal setahun lalu.Walaupun sedih rasanya,tapi yunho memintanya untuk selalu tersenyum tanpa ada dirinya di samping aeri.Yah,sampai sekarang aeri selalu melakukannya.

Novel itu,buku yang ingin aeri beli saat terakhir kali ia ke perpustakaan kota bersama yunho.Tapi karena umur aeri masih 14 tahun,belum cukup untuk membaca novel bergenre romansa itu,aeri mengurungkan keinginannya.Karena itulah yunho membeli buku itu dan memberikannya pada aeri sebagai kenang-kenangannya darinya.Namun sampai saat ini,aeri belum membaca novel itu,mungkin nanti atau besok?

Bus itu melambat dan berhenti di halte selanjutnya.Beberapa penumpang bus itu turun satu persatu.Kemudian beberapa penumpang baru memasuki bus.Penumpang yang baru masuk rata-rata murid yang berseragam sama dengan aeri.Jantung aeri kembali berdegup kencang,ia sangat senang.Senyumnya menyapa para murid-murid baru yang memasuki bus.

Aeri memperhatikan seluruh bus hingga netranya menangkap sesuatu.Senyumnya perlahan menghilang seketika melihat pemandangan itu.Tampak di kursi penumpang agak di belakang,ada tiga orang pelajar perempuan yang berseragam sama dengannya,mengelilingi seorang gadis yang tampak ketakutan,firasat aeri mengatakan ada yang tak beres di sana,apa ketiga gadis itu sedang merundung?

"Hey...Pagi ini kau cantik sekali" seorang di antara mereka menyentuh pipi gadis itu dengan jahil.

"Kita berempat bertemu lagi,apa kabar?" kata perempuan yang lain kemudian tersenyum miring.

"Hari ini kau membawa apa?" yang satu lagi tampak menarik paksa tas yang di peluk gadis itu,Ia membuka tas gadis itu dan dengan sengaja membalikkan tasnya hingga isinya keluar semua,"upss...I'm sorry" ucapnya berlagak orang terkejut.Sesaat kemudian terdengar ketiganya tertawa.

Sebenarnya itu bukan urusan aeri,tapi aeri benar-benar tak suka melihatnya,ia terusik.Kasihan gadis berambut bob imut yang di sana,ia pasti sangat ketakutan.Kedua mata aeri sempat bertemu dengan kedua matanya,aeri semakin kasihan padanya.

"Hey!Kenapa kalian bertiga usil sekali?!" akhirnya aeri berdiri dari kursinya dan mendekati ketiga wanita usil itu.

Salah satu di antara ketiganya berdiri dan menghadap aeri sambil bersedekap,"memangnya kau siapa?Ini bukan urusanmu,dasar gadis jelek!"

"Nuna..." wooyoung bangkit dan menggenggam pergelangan tangan aeri.Aeri menatap wooyoung,wajahnya tampak memelas,seakan menyuruh aeri untuk berhenti dan tidak ikut campur.Aeri menggeleng lalu menepis pelan tangan adiknya itu.

"Kalian bertiga!Apa untungnya mem-bully seseorang?Memangnya gadis ini salah apa?"

"Aku sudah bilang ini bukan urusanmu!Gadis bodoh sepertimu seharusnya dia,tak usah ikut campur!"

"Haishh...Para nuna-nuna cantik ini..."wooyoung ikut berdiri di samping aeri untuk meredakan emosi,"nuna-nuna ini cantik,percuma cantik kalau kerjanya mem-bully terus"

"Heh!Anak kecil!Kau hanya anak SMP,berani sekali kau!"

"Kedua manusia ini pasti sedang cari mati padaku,hahahh...hey..."seorang perempuan yang aeri yakini ketua geng itu,menarik dagu aeri dengan kasar,"kau tidak tau kau sedang berurusan dengan siapa?Kau sedang berurusan dengan anak menteri,bodoh!"

Dengan kasar aeri menepis tangan gadis itu,"hhh...Anak menteri?Apa begini kau menunjukkan bahwa kau putri seorang menteri?Aku kira anak seorang preman" sindir aeri sambil tersenyum mengejek.

"BERANINYA KAUUUU!!!" emosi,gadis itu menarik kerah baju aeri dan mengangkat tangannya,bersiap memukul aeri.Sedikit ayunan dan...

HAAPP!!!

Mata aeri yang tadinya terpejam,perlahan terbuka.Pupilnya membulat saat melihat ada seorang laki-laki bertubuh tinggi tegap memegang pergelangan tangan perempuan tadi,menghentikan kekerasan yang hampir saja menyentuh aeri.Laki-laki itu bukanlah wooyoung,ternyata laki-laki adalah...

"Jeong yunho?" mata aeri membulat,ia tidak menyangka yunho ada di sini,lebih terkejut lagi,aeri melihat seragam yunho sama dengan seragamnya,apa ia bersekolah di sekolah yang sama dengan sekolahnya aeri?

"Kau...Kau gadis menyebalkan!Kau tidak pantas di sebut perempuan dengan sikapmu yang kasar ini.Ayahmu pasti sangat malu memiliki putri sepertimu" yunho menepis tangan gadis itu dan juga menarik paksa tangannya yang mencengkeram kerah seragam aeri.

Seketika perempuan itu langsung terdiam dan kemudian meminta maaf pada yunho.Ketiga gadis itu melewati yunho,aeri dan wooyoung,ingin turun.Bus ternyata sudah sampai di depan sekolah.

"Aku menandaimu,gadis jelek!"perempuan tadi menabrakkan bahunya ke bahu aeri.Dia pun turun di ikuti kedua temannya.

Aeri tak peduli,ia asyik menatap pria tampan di hadapannya,pria bertubuh tinggi ini sedari dulu selalu selalu melindunginya,jeong yunho,sahabat terbaiknya.Ia tak menyangka mereka akan bertemu lagi,di sekolah yang sama pastinya,di lihat dari seragam sekolah mereka yang sama.

"Jeong yunho!!" seru aeri lalu melompat dan memeluk laki-laki itu.Ia sangat merindukan yunho,tak sadar air matanya mengalir deras di pipinya,airmata kebahagiaan.

Yunho membalas pelukan aeri juga,dengan erat,"Heh cengeng!" dengan usil ia menyentil dahi aeri,"hey,ingusmu meler tuhh,ihh!!"candanya jahil.

Dengan keras aeri memukul kepala yunho,"aku merindukanmu bodoh!"

"Akhh!!Sakithh!!" ringis yunho kesakitan."Eunghh...Mochi-ku yang yang lucu tidak berubah..." yunho memeluk aeri lebih erat karena gemas,tubuh mungil aeri sampai terangkat.Sesaat kemudian yunho melepaskan pelukannya.Cepat-cepat aeri menghapus airmatanya,lantas tersenyum manis.Yunho mengelus pipi aeri namun kemudian mencubitnya dan menariknya keras.

"YAAAKKK!!!"

"Nuna...Jadi,dia yang namanya jeong yunho?" keduanya tersentak,aeri benar-benar lupa kalau wooyoung masih ada di sana...




-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SEQUOIAWhere stories live. Discover now