Siapa sih yang ga pernah merasakan yang namanya penyelasan, sebuah rasa yang sangat berbahaya jika terus menerus di pelihara di dalam diri. Menyalahkan diri sendiri, merasa diri bodoh, bahkan ada yang merasa hidup nya hancur sia – sia.
Ga salah sih sebenarnya punya perasaan menyesal, justru dengan penyesalan yang kita punya artinya kita tau letak kesalahan kita, artinya kita mampu mengevaluasi letak kesalahan kita yang menyebabkan kita merasa menyesal.
Tapi masalah nya, terkadang kita tidak bisa mengontrol perasaan menyesal yang ada di dalam diri, memelihara perasaan tersebut sampai kita merasa terpuruk, yang seharus nya kita bangkit dari kesalahan yang telah kita buat tapi malah berdiam diri merasakan penyesalan yang semakin hari semakin besar.
Tentu saja setiap pilihan yang kita ambil memiliki resiko, dan yang namanya hidup adalah pilihan, mau ga mau kita harus memilih. Memilih mau ini atau itu, memilih mau begini atau begitu, memilih akan seperti ini atau seperti itu, semua pilihan ada di tangan kita.
Ketika kita merasa salah dalam memilih suatu pilihan, perasaan yang biasanya muncul adalah merasa menyesal dengan pilihan tersebut, dan hal itu adalah wajar.
Namun, hendaknya kita menelisik kembali apakah pilihan yang kita pilih itu salah, atau hanya perasaan kita saja dan justru pilihan lain lebih besar resiko nya sehingga sebenarnya pilihan kita adalah yang paling benar.
Terdengar seperti rasionalisasi memang, tapi setidaknya kita bisa merenungkan kembali pilihan kita dan menerima dengan lapang dada apapun yang terjadi, karena "Life Goes On" hidup itu terus berjalan, kita tidak bisa terus menerus berada dalam bayang bayang masa lalu dan terus menyesalinya.
Masih ada masa depan yang harus dikejar. Masih ada pilihan – pilihan lain untuk kita pilih.
Terpuruk dalam penyesalan atau bangkit dari keterpurukan adalah suatu pilihan.
So, mau memilih yang mana?