[2]. Di mana mereka?

520 59 87
                                    

--------------------------~oOo~-----------------------

Cerita tidak bermaksud untuk menyinggung siapapun, institusi apapun, atau negara manapun.

Ini hanya fiksi jangan dianggap serius.

Mohon maaf bila ada persamaan nama, tokoh, karakter, alur, dll.

Alur cerita milik Author

Ngga kuat keluar saja. Demi keamanan mental.

13+

Enjoy yah guys happy reading.

--------------------------~oOo~-----------------------

Setelah kejadian tadi, para siswa diminta untuk tetap diam dalam asrama mereka. Atau singkatnya, seluruh pengurus Asrama Cybera meminta mereka untuk me-lockdown-kan diri.

Indonesia beserta teman-temannya tidak jauh berbeda, mereka masih diselimuti dengan ketakutan.

“Siapa mereka? Apa jangan jangan kita diserang teroris? Atau gerombolan pembunuh? Atau napi yg kabur?" Indonesia yang bermaksud menghindari hening, malah membuat teman-temannya semakin cemas.

“Hei melati! Jangan menakuti kami seperti itu!" Kesal Rusia.

"Tapi apa kau tidak panik? Kita diserang!" Teriak Indonesia (untuk ke sekian kalinya).

"Kami paham, tapi tenanglah. Pasti ada cara agar kita bisa bebas dari sekolah ini dan meminta bantuan." ucap Yunani.

"Huh ... Yang paling aneh, bagaimana bisa sekolah kita hilang dari peta?"

Jerman melihat langit-langit, "Padahal waktu aku di kelas, aku melihat denah sekolah kita masih ada di peta."  terdengar deru napas lelah setelahnya.

"Lalu bagaimana kita harus bertindak? Bahkan militer pun tak bisa menemukan kita." ucap Indonesia seolah putus asa.

"Aku sudah mencoba menghubungi mereka, tapi mereka bilang saat mereka datang ke lokasi yang dimaksud, mereka hanya menemukan lahan kosong.” Italia menambahkan.

"Jadi, kita harus bagaimana? Kalau pencarian darat sudah gagal, mencari lewat udara tidak mungkin karena daerah sekolah kita sedikit jauh dari perkotaan dan di tengah hutan.” Malaysia memutar otak.

Sementara Indonesia melihat ke jendela, mengamati pohon besar dengan daun-daun yang menari di dahan-dahannya. “Apalagi mencari lewat laut. Kita memang dekat dengan sungai dan pantai, tapi mustahil juga bisa dijadikan media pencarian.” tambahnya.

"Sinyal masih ada, walau di waktu-waktu tertentu. Namun peta dan GPS tidak bisa digunakan." Ucap Malaysia sembari mengutak-atik handphone-nya.

"Sebentar, berarti aplikasi komunikasi masih bisa digunakan?" Tanya Yunani.

"Bisa." Jawab Malaysia.

Pernyataan Malaysia dibalas dengan gerakan spontan Indonesia yang mengambil handphone-nya.

"Aku mau menghubungi keluargaku dulu. Siapa tau mereka bisa menemukanku lewat dukun." katanya. Sementara teman-temannya yang mendengar perkataan Indonesia hanya memasang muka datar

"Halo?" Indonesia mengawali salam.

“Siapa?" suara di seberang smabungan terdengar tidak asing.

Ravenette [New Asrama Cybera] || HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang