🍒 Chapter 2 🍒

1 1 0
                                    

Brumm

Brumm

Deru mobil Rainey memecah keramaian ibukota jakarta.
Jalanan memang sedikit ramai namun dengan lihainya Rainey menyalip mobil demi mobil dengan kecepatan sedang tanpa memperdulikan umpat umpatan dari pengemudi lain.

              ~~£££~~➡⭐⬅~~£££~~

Sesampainya dirumah Rainey langsung masuk dan mengucapkan salam entah kepada siapa.

"Assalamualaikum Rainey pulang" katanya Rainey sendu melihat suasana rumah yang sepi , sunyi dan dingin.

Rainey sangat rindu dengan kehangatan keluarga. Tapi apalah daya dia ini semua sudah takdir. Rainey dengan segera masuk mengunci pintu dan naik ke atas untuk menuju kamarnya yang bernuansa hitam, silver dan putih.

"Hufss Pa...ma..kak.. Rainey kangen kalian, kalian apa kabar? Apa kalian bahagia dengan keluarga baru kalian ? " lirih Rainey memandang langit yang mendung dari balkon kamarnya.

"Pa... Ma.. Kak... Rainey kesepian gak ada kalian disisi Rainey, Rainey butuh kalian , dimana kalian saat ini? Apa kalian tidak merindukan ku? Jika kaliam tanya aku maka akan ku jawab jika aku sangat merindukan kalian hisk" kata Rainey yang sudah tak kuasa menahan air mata dimatanya yang ingin tumpah.

"Hisk hisk hisk hisk hisk kenapa kalian pergi tanpa aku hisk hisk" tangis Rainey semakin deras , tetes demi tetes air mata mulai membasai pipi chubby Rainey.

Sepertinya alam ikut merasakan kesedihan Rainey hingga alam ikut menangis . hujan turun dengan derasnya seperti air mata yang keluar tanpa henti dari mata Rainey.Rainey memandang hujan yang mulai mmbasahi lantai balkon kamarnya. Tapi ia Rainey tetap tidak bergeming ia tetap berdiri di tempat yang sama membiarkan rambut dan seragamnya basah terkena air hujan.

Hingga air mata menyatu dengan guyuran air hujan yang membasahi rambut hingga ujung kaki Rainey.

"Kau tau hujan aku sangat menyukaimu , tapi disaat yang sama aku juga membencimu" lirih Rainey dengan mata sembab dan baju yang sudah basah kuyup.

"Karnamu mereka bertengkar, berpisah, dan akhirnya mereka pergi meninggalkan ku disini sendiri dengan begitu banyak memori indah yang ikut mereka tinggalkan" lirih Rainey mengingat tragedi dimana kedua orang tuanya bercerai.

"Aku lelah pura pura tegar seperti ini ,aku lelah, lelah , sangat LELAH " kata Rainey dengan diakhiri triakan pilu di akhir kata.
Rainey lalu masuk dan membersihkan dirinya di kamar mandi.

Setelah 15 menit berlalu Rainey keluar kamar mandi dengan piyama pororo dan langsung merebahkan diri di kasur empuknya.

"Kenapa hidup gue gini amat yah?, emang gue gak pantas buat bahagia gitu?" Kata Rainey.

"Kak keyne gue kangen kak sama lo" kata Rainey dengan muka pucat dan mata sembab karna menangis.

"Gue harap suatu hari nanti kita bisa bertemu kak maupun itu disengaja atau tidak , gue akan terus dan setia menunggu hari itu kak , I miss you my brother" kata Rainey menggemgam kalung liontin pemberian sang kakak sebelum berpisah dulu.
Rainey kemudian terlelap karna sudah terlalu lelah menangis sedari tadi.

Dilain tempat.
Disebuah kamar bernuansa gelap tampaklah seorang lelaki yang duduk dipinggir ranjang dengan memandang kalung dengan bentuk seperti kunci di genggamanya.

"Kamu dimana dek, kakak kangen ." katanya sambil menatap kalung itu dengan mata yang menyiratkan kerinduan yang mendalam.

Yah dia adalah Keyne Xavieoron Xryn .
Kakak dari Rainey Noelani Zephyrine .
"Kakak harap kamu baik baik aja yah
Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu kembali dek, I miss you Sister " kata Keyne dengan senyum sendu dan mulai masuk ke alam mimpi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainey The Rainy Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang