Prolog

45 2 2
                                    

Hari yang melelahkan tapi tidak terlalu lelah bagi Airish karena ada seorang Kaisar. Airish tersenyum mengamati satu cowok tampan yang tengah menjadi pusat perhatian cewek-cewek sekolah semenjak dirinya dinobatkan menjadi Kapten basket.

Orang tampan dan cool memang suka menjadi pusat perhatian dan saingan Airish menjadi banyak.

"Kalo diliatin doang mah gak bakal deket El."

Uhuk

Uhuk

Airish tersedak es yang sedang dia minum karena ucapan Laras–sahabatnya sekaligus tablematenya.

Laras merangkul bahu Airish. "Mau dibantuin gak nih biar bisa deket?" Ucap Laras tersenyum dan memainkan alisnya.

Airish menggeleng kencang, perasaannya tidak enak sampai akhirnya benar saja.

"KAISAR DAPET SALAM DARI-Hmmpp."

Airish langsung membungkam mulut Laras sebelum dia menyebutkan namanya tentu saja, benar 'kan perasaan Airish sudah tidak enak. Laras memang jahil.

Kaisar dengan teman-temannya menatap Laras dan Airish bergantian.

"Gila Lo ya!"
"Kenapa?"

Tatapan Airish dan Laras seolah berbicara. Perlahan Airish melirik ke depan, untungnya Kaisar dan teman-temannya mengabaikan Airish dan Laras. Airish menurunkan tangannya.

Plak!

"Ahhkk!" Rintih Laras.

Airish memukul lengan Laras sampai dia meringis kesakitan dan beranjak pergi sambil menjulurkan lidah pada Laras.

Mata Airish melirik Kaisar saat melewatinya keluar. Tentu saja dia menghiraukan Airish, Kaisar asik mengobrol dengan temannya.

Pipi Airish terasa panas dan merah padam karena Kaisar.

Airish sungguh tidak mau dianggap cari perhatian oleh Kaisar. Cukup Airish jadi secret admirer-nya dan itu membuatnya lebih leluasa memandangnya dari jauh tanpa deg-degan.

Benar kata Laras waktu itu, Airish mengakui kalau dia memang aneh karena menyukai seseorang tapi tidak mau menyatakan. Bagaimana Kaisar bisa tahu kalau Airish begitu menyukainya, kalau Airish saja tidak pernah mendekatinya.

Beberapa anak cewek sekolah pernah menyatakan perasaan pada Kaisar dan tentu saja semuanya tidak mendapatkan jawaban yang mereka inginkan. Untunglah Kaisar tidak menerimanya, pikir Airish.

Airish merasa sangat egois, tidak mau menyatakan perasaan tapi juga tidak ingin Kaisar pacaran. Airish hanya menyukainya, sangat menyukainya tapi dia tidak berfikiran atau membayangkan pacaran dengannya. Menyatakan perasaan saja tidak mau bagaimana mau pacaran.

Untuk beberapa orang mungkin mudah dalam menyatakan perasaan tapi tidak dengan Airish. Laras pernah bilang, bagaimana jika tiba-tiba Tuhan membuat Kaisar menyukai Airish tanpa dia sadari?

Itu hanya andaian, Airish yakin kemungkinan pastinya tidak akan mungkin. Bertemu dengannya saja hanya sekelebatan mata tidak pernah bertatap muka secara dekat.

Tapi jika mungkin?

Airish tidak ingin menjawab sekarang, bagaimana alurnya saja. Saat ini Airish hanya ingin seperti ini. Untuk kemungkinan itu biarlah Tuhan yang mengaturnya.

~to be continued~

Jangan lupa vote dan komennya ya, sebagai dukungan dan saran buat aku :)

KAIRISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang