Ep.04

9 0 0
                                    

"Airish."

Panggilan itu menghancurkan pertahanan Airish, panggilan yang seseorang itu pakai ketika pertama kali menjadi tetangganya, Airish-nama depan Airish.

Kaisar memang beda dari yang lain, semacam menjadi orang spesial. Sebenarnya, itu karena dia tidak sengaja melihat bordiran nama di kaos club' milik Airish. Tapi Airish tidak peduli yang penting Airish sangat menyukai panggilan itu terutama panggilan dari Kaisar.

Airish mengulum bibirnya dan menekan kuat menahan detak jantung yang kian meledak. Kaisar melangkah mendekat, kini tubuh tingginya sudah berada tepat di hadapan Airish.

"Rish." Panggilnya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Airish yang sudah merona tentu saja.

"Ah, iya maaf."

Kaisar tersenyum. "Ada perlu apa?" tanyanya.

Cobaan apa lagi ini, nikmat Tuhan yang tak bisa didustakan. Melihat senyum Kaisar membuat jantung Airish kian meledak seperti kembang api di tahun baru, bahkan dapat Airish rasakan seperti ada kupu-kupu mulai beterbangan di perutnya.

Airish gugup tentu saja. "I-itu... mama lo-eh maksudnya mama kita-"

Mati aku kenapa jadi salah ngomong sih. Batin Airish merutuki kegugupannya.

"Mamah kita?" Kaisar mengulang ucapanku sambil menundukkan kepalanya mendekat. Ah, Kaisar tolong jangan seperti itu, Airish sungguh tidak sanggup menahan gejolak debaran jantungnya.

"Muka lo merah."

Batin Airish berteriak menahan malu kepergok merona didepan doi.

"Aku- eh gue disuruh mama ngambil lo- eh ambil pesanan Tupperware!" ucap Airish sambil memejamkan mata supaya fokus.

Kaisar tertawa kecil, Airish tertegun mendengar tawa renyah Kaisar.

Sungguh ambyar sudah hatiku karenamu, Kaisar Dewangga! Batin Airish meronta-ronta saking salah tingkahnya.

"Santai aja. Bentar ya gue ambilin." Ucap Kaisar kemudian melangkah masuk kedalam rumahnya.

"Haaaahh~"

Airish menghembuskan nafasnya yang tercekat, di hirupnya oksigen banyak-banyak sambil memegangi jantungnya yang hampir meledak.

Ini tidak baik, berada didekat Kaisar terlalu berbahaya untuk jantung Airish. Pertahanan Airish goyah. Bisa-bisanya Kaisar terlihat biasa saja padahal sudah membuat anak orang sesak nafas.

Sebuah senyuman terbit di bibir Airish, Airish menangkup mukanya dan bertingkah seperti orang gila. Airish memang sudah gila, gila karena Kaisar!

Ceklek!

Bunyi pintu terbuka membuat Airish menegakan tubuh dan bersikap biasa.

Tenang El tenang. Batin Airish menekan segala rasa yang membuncah di hati.

Kaisar sudah membawa kantong kresek warna putih yang sudah terisi pesanan mama Melan dan memberikannya pada Airish.

Airish menerimanya dan tersenyum "Makasih." Ucapnya tersipu malu.
Kaisar mengangguk dan balas tersenyum sampai menampilkan lesung pipinya. "Sama-sama."

Lesung pipinya pun membuat Airish salah fokus dan melayang.

Kenapa bisa ada cowok setampan ini ya ampunn. Batin Airish tanpa sadar menggigit gemas plastik kresek di tangannya kalau saja Kaisar tak buru-buru menahannya.

"Jangan dimakan Rish, itu bukan makanan." Ucapnya menyentuh tangan Airish.

Bulu kuduk Airish meremang merasakan sentuhan Kaisar yang seperti tersetrum ber volt-volt tegangan listrik.

Airish menggaruk dahinya salah tingkah. "Um, gue permisi dulu ya." Ucapnya karena kalau kelamaan bersama Kaisar tidaklah aman untuknya, ralat, untuk hatinya. Kaisar mengangguk.

Airish melambaikan tangan dan membalik tubuhnya untuk pulang.

"Airish."

Belum. Airish belum melangkah, tapi seperti ada magnet yang menahan membuat Airish berhenti.

Airish memutar tubuhnya cepat menghadap Kaisar. "Iya?" jawabku.

"Besok malem sibuk?" tanyanya. Airish terhenyak dan berpikir sebentar, tidak dia tidak sibuk.

Airish menggeleng. "Kebetulan nggak, ada apa?" tanyanya berusaha keras menahan debaran didada.

"Temenin gue jalan, mau?"

Brak!

Kantong kresek berisi Tupperware terjatuh dari genggaman Airish, dia menatap tak percaya. Mengedipkan matanya berulang kali mencoba mencerna. Apakah Airish tak salah dengar?

KAISAR DEWANGGA NGAJAK GUE JALAN! Batin Airish menjerit kesenangan.

Kaisar menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gak mau, ya?"

Airish memerjapkan matanya dan mengangguk cepat. "Mau-mau. Gue mau!" ucapnya lantang. Airish rapatkan bibirnya, memejamkan mata, merutuki dirinya yang kelepasan.

"Um maksud gue itu, iya boleh. tapi... cewek lo emang engga marah?"

Kaisar menatap Airish bingung. "Cewek gue? Siapa?" tanyanya.

Airish ikut bingung. "Iya cewek lo, Aneta." Jawabnya

Kaisar langsung tertawa, membuat Airish menggaruk tengkuknya. Memangnya ada yang salah dari ucapan Airish?

"Jadi lo percaya gossip itu juga?"
Airish menatap bertanya Kaisar. Gossip?

"Hm, menarik sih tapi biar gue klarifikasi. Jadi mereka semua salah sangka, gue sama Aneta engga pacaran. Nyokap Aneta dan nyokap gue temenan. Tapi temen-temen nyangkanya gue sama dia pacaran karena kadang pulang dan berangkat bareng ke sekolah." Jelasnya.

Airish terkejut setelah mendengarkan penjelasan Kaisar. Airish bersumpah mengutuk kepada siapapun yang menyebar gossip itu!

Kaisar mengambilkan kantong kresek yang Airish jatuhkan dan memberikannya pada Airish lagi.

Airish tersenyum kikuk. "Maaf, gue gak tahu." Ucapnya menunduk malu.

"Iya gapapa kok. Jadi gimana, mau 'kan temenin gue?"

Airish mendongak menatap Kaisar, sedikit bingung. Ditolak sayang gak ditolak rejeki, jadi rejeki gak boleh ditolak-itu kata mama Melan tersayang.

Airish mengangguk pelan dan tersenyum. Kaisar mengangguk dan menepuk bahu Airish pelan. "Sampai ketemu besok." Ucapnya dan melangkah masuk kedalam rumah.

Pintu tertutup, Airish langsung berjingkrak kegirangan, diremas-remasnya plastik kresek sambil berlari ke rumahnya. Airish langsung memeluk mama Melan yang sedang di dapur sampai dia terkejut.

"Ya Gusti El, kamu ngagetin mama tau gak!" ucap mama Melan. Airish melepas pelukannya dan mencium pipi mama Melan gemas.

"Ya ampun kamu ini kesambet apa sih." Mama Melan bingung dengan kelakuan Airish.

"Hehe, makasih ya mah. Besok-besok sering suruh El aja ya, kalo kerumah tante Nesa." Ucap Airish meletakan pesanan mama Melan

Mama Melan menatap heran. "Aneh kamu, tadi pas disuruh ogah-ogahan sekarang semangat empat lima? Coba kasih tau Mama ada apa?"

"Mama bener anaknya tante Nesa ganteng poll! Handsome!" ucap Airish tersenyum bahagia. Sampai senyumannya menular ke mama Melan. "Nah kan apa mama bilang, kamu sih gak percaya."

"Sekarang percaya banget ma."

"Yaudah mending sekarang kamu mandi terus makan nih, mamah udah masakin ayam goreng."

"Oke!"

Airish langsung ngacir ke kamarnya, naik ke kasur dan melompat-lompat tidak jelas. Digigitnya bantal saking gemasnya.

"Otw fitting!!!"

Tbc.

Jangan lupa vote dan komen, thanks 😉

KAIRISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang