KEYLA POV
Brak! Brak! Brak!
"Buka! Buka pintunya!!"
Aku yang tengah bersiap untuk sekolah di kamar dikejutkan oleh suara orang mengetuk pintu rumahku dengan kasar. Seiring berjalannya waktu teriakannya semakin keras, tidak sabaran. Membuatku segera berlari keluar kamar untuk mengetahui siapa orang tidak punya sopan santun yang datang sepagi ini, walaupun dalam diriku sebenarnya sudah mengetahui siapa orangnya. Tapi aku masih berharap itu adalah orang lain.
Brak! Brak! Brak!
"Buka!"
Ceklek. Ceklek.
Aku memutar anak kunci pintu depan, dan seperti dugaanku. Aku menemukan empat anak buah Pak Bani tengah berdiri diambang pintu dengan muka garangnya.
"Lama banget! Budek ya?!" Teriak salah satu dari mereka kesal kepadaku.
"Maaf, saya tadi lagi siap-siap buat sekolah." Terangku mencoba menjelaskan.
"Halah, alasan! Kita kesini cuma mau ingetin, besok itu hari jatuh tempo buat lunasin semua hutang lo!"
Deg! Jantungku seolah berhenti berdetak seketika.
"Bu.. bukannya masih bulan depan ya, pak?" Tanyaku mencoba mengingatkan, karena seingatku masih ada waktu sekitar satu bulan lagi untuk melunasi utang itu.
"Halah, mau besok kek, mau sebulan kek, setahun lagi juga lo juga nggak bakal sanggup bayar!" Teriak pria berpakaian preman itu lagi.
"Enggak, pak. Saya usahain bayar."
"Nggak ada ulur-ulur waktu lagi. Sesuai perjanjian. Kalo lo nggak bisa lunasin hutang, rumah ini bakal di sita sebagai gantinya!" Terang Pria itu kasar membuat tubuhku menggigit ketakutan.
"Gue kasih waktu lo sampe besok pagi. Lo pergi dari rumah ini, atau lo bisa dateng ke Bos Bani buat jadi istri ke dua belas dia."
Aku hampir menangis sekarang, air mataku sudah memenuhi kedua pelupuk mataku.
"Tolong kasih saya waktu, pak. Saya pasti bakal lunasin semua utangnya.." isakku memohon, meraih salah satu tangan mereka. Berharap mereka akan merasa tersentuh dengan ketulusanku, dan memberiku waktu tambahan.
"Udah nggak usah nangis! Gada gunanya! Kecuali lo bisa ngeluarin berlian dari mata lo!" Kata Pria itu gusar, menyentakan tanganku lepas lalu melangkah pergi diikuti oleh tiga orang lainnya meninggalkanku yang kini menangis histeris didepan pintu.
Apa yang harus aku lakukan? 250 juta sangat mustahil aku dapatkan dalam sehari. Bahkan kerja paruh waktu yang aku lakukan sepulang kerja sampai tengah malam saja hanya cukup untuk membayar bunganya saja.
Maa... apa yang harus Keyla lakukan? Keyla bingung, Ma.. Kayla butuh mama disini...
Otakku berpikir kelas sepanjang perjalanan menuju sekolah. Hari ini aku memilih untuk jalan kaki dari pada naik bus sekolah. Bukan hanya karena jarak sekolah dengan rumahku tidak begitu jauh, aku juga juga butuh waktu untuk sendirian. Setidaknya dengan jalan kaki aku tidak perlu memikirkan pandangan-pandangan aneh dari penumpang lain karena mataku yang sembab.
Ini adalah tahun ketigaku di sekolah menegah atas. Aku sempat berpikir untuk berhenti sekolah dan bekerja sepenuhnya. Namun setelah aku pikir-pikir sangat sayang jika aku tidak melanjutkan sekolahku, toh aku dapat beasiswa,dan pekerjaan apa yang bisa aku lakukan dengan ijasah SMP? Tentu akan lebih baik jika aku menamatkan sekolahku dulu, paling tidak setelah lulus SMA aku bisa melamar sebagai buruh pabrik atau yang lainnya.
Dan sekarang sepertinya sekarang aku menyesali keputusanku. seharusnya aku berhenti sekolah saja! Jika saja aku bekerja dan memberi Pak Bani lebih banyak uang, dia pasti akan memberiku lebih banyak tambahah waktu! Tapi nasi sudah menjadi bubur, aku tidak bisa mengulang semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH ME SOFTLY (21+)
Teen Fiction21+ Demi biaya pengobatan ibunya, Keyla terpaksa harus menerima tawaran Ben untuk menjadi pacarnya dengan imbalan uang. Berawal dari hubungan atas dasar uang, tanpa perasaan. Tapi seiring berjalannya waktu bersama. Perasaa Keyla berubah menjadi ras...