12

3.4K 99 1
                                    

Dan seiring berjalannya waktu, ciuman lembut Benedict pada bibir Keyla berubah menjadi pagutan liar.

Entah sejak kalan mata Keyla terpejam, gadis itu tidak menyadari tangannya kini pun sudah mengalung di leher Ben, semantara tangan cowok milik cowok tersebut yang tadinya merangkup kedua sisi wajah Keyla, sekarang bergetak menuju belakang lehernya, menekan tengkuk gadis itu untuk memperdalam ciuman mereka.

Geleyar aneh mulai menguasahi tubuh gadis itu sepenuhnya. Otot perutnya bergolak seolah ada ribuan kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya secara bersamaan disana. Kepalanya terasa sangat pusing karena sensasi dari ciuman Benedict yang begitu memabukkan.

Keyla mengerang di sela ciuman panas mereka. Mencengkram kuat segumpal rambut dari bagian belakang kepala Ben saat merasakan lidah milik cowok itu melesak masuk kedalam mulutnya.

Perasaan asing saat daging kenyal dan panas itu mulai membelai lidahnya berubah menjadi kenikmatan intens yang begitu candu bagi Keyla. Sekali lagi gadis itu mengerang, mulai terbiasa mengikuti irama ciuman Benedict dan membalasnya.

Lidah mereka saling melilit panas, dengan bibir yang terus mencecap liar tanpa jeda. Mendorong tubu Keyla ke belakang hingga berbaring di sofa tanpa melepaskan ciumannya pada bibir gadis itu, Benedict menghimpit tubuh munggil di bawahnya itu dan melanjutkan ciuman panas mereka.

Keyla bisa merasakan sesuatu yang besar dan tegang dari Ben menusuk bagian tubuhnya di bawah sana.

"Ah."

Suara itu keluar dari bibir Keyla saat ciuman mereka berakhir. Benedict melepaskan bibir Keyla dan menjauhkan wajahnya beberapa inci dari wajah gadis tersebut.

Dan hal yang pertama di lakukan oleh Keyla adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya. Napasnya terlihat terengah-engah karena kekurangan kadar oksigen efek dari ciuman panjang yang baru saja mereka lakukan.

Kondisi Benedict pun tidak jauh berbeda, napas cowok itu terlihat tersengal walaupun tidak separah Keyla. Menatap wajah gadis di bawahnya yang hanya berjarak beberapa senti dari miliknya, Benedict tersenyum samar di sudut bibirnya saat menemukan wajah cantik Keyla kini sudah semerah delima.

"Feel better?" Benedict yang masih menatap wajah Keyla lekat, bertanya dengan suaranya yang parau. Tangannya bergerak untuk menyisihkan sejumput rambut yang berada di wajah Keyla, menyelipkannya ke belakang telinga.

Gadis itu mengangguk malu-malu saat menjawab pertanyaan Benedict. Menggigit bibir bawahnya yang kini terasa lebih tebal dan bengkak karena ciuman panas mereka.

"Stop gigit bibir lo." Kata Benedict mengingatkan, tangannya bergerak untuk menyentuh dagu Keyla, membuat gadis itu melepaskan gigitan pada bibir bawahnya. Cowok itu menundukkan kepalanya lagi, menekan bibirnya ke bibir gadis itu dan mengecup bibir Keyla lembut sekali lagi.

Ciuman singkat yang membuat wajah Keyla terasa panas dua kali lipat.

"Elo bikin gue gila, Key." Erang Benedict lagi menatap mata Keyla dengan pandangan yang sudah di liputi oleh Gairah. Cowok itu menekankan miliknya yang sudah sepenuhnya tegang ke tubuh Keyla seolah memberi tanda.

Gadis itu terdiam, sama sekali tidak menjawab ataupun merespon ucapan Benedict barusan.

Otaknya yang masih cukup kacau berusaha mencerna kalimat yang baru saja di katakan oleh Benedict.

"Wanna do it?" Tanya Keyla kemudian setelah berpikir sejenak, mengambil langkah pertama dengan mengalungkan tangannya ke leher Ben. Membuat mata cowok itu terbelalak lebar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Keyla.

"What?" Tanya Ben bodoh, seolah tidak paham dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut Keyla.

"You hard, Ben." Kata Keyla lagi, kali ini salah satu tangannya bergerak ke bawah untuk meremas milik Ben yang sudah sepenuhnya ereksi, membuat cowok itu mengerang, karena sentuhan tidak terduga yang dilakukan oleh Keyla. "Elo bisa lakuin apapun, tapi ini nggak ngratis." Kata Keyla lagi, memutuskan untuk mengambil keputusan yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya.

TOUCH ME SOFTLY (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang