Efek Obat Bius

467 63 42
                                    

Maaf jika terdapat kesalahan kata dan typo yang bertebaran🙏
.
.
.
.
.
Happy Reading😊

*Budayakan Vote sebelum membaca⚠

*Budayakan Vote sebelum membaca⚠

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini Syalgia akan melakukan pemeriksaan di sebuah rumah sakit yang berada tak jauh dari kediamannya bersama dengan sang bunda yang senantiasa menemani.

Syalgia memiliki sesuatu yang tumbuh di area telinganya paska ia melakukan tindik namun sayangnya malah salah urat dan berakhir daging lebih yang tumbuh di area bekas tindikan tersebut.

Dan Hari ini Syalgia akan melakukan rujuk untuk operasinya sekaligus pemeriksaan terlebih dahulu mengenai kondisi tubuhnya apakah fit dan bisa jika dilakukan operasi?

Setelah menunggu antrian yang panjang akhirnya nama Syalgia pun dipanggil oleh salah satu petugas rumah sakit.

Ia dan ibundanya pun bergegas dan berjalan memasuki ruangan sang dokter. Disana ia bisa melihat papan kecil diatas meja dengan nama yang terteraa

Jimran Demas Pramudya beserta gelarnya yang malas untuk Syalgia baca.

Satu hal yang Gia pikirkan saat matanya pertama kali melihat sosok sang dokter.

Tampan. Sangat tampan.

Membuat jantungnya meletup letup dan rasanya dia akan meleleh ditempat saat sang dokter tersenyum ke arahnyaa.

Sumpah dokternya masih sangat muda. Mungkin masih seumuran dengannya.

Wahhh hebat sekaliii. Muda muda sudah sukses dan jadi dokter lagi. Sementara Syalgia?dia masih sibuk dan berkutat dengan skripsiannya yang belum kelar kelar jugaaa. Syalgia jadi insecure seketika.

Syalgia dan sang ibundapun duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan sang dokter.

Detik kemudian, sang ibundapun langsung menyampaikan keluh kesah serta masalah yang dihadapi oleh putrinya. Sang dokter tampak sesekali menganggukkan kepalanya lalu menulis apa yang dibilang ibundanya.

Pandangan Syalgia hanya terfokus pada sang dokter seorang. Dia benar benar dibuat terpana dengan paras tampan sang dokter. Sampai sampai dia tak menyadari saat Sang dokter mulai beridiri dari duduknya lalu menghampirinya yang masih diam ditempat.

"Sebentar yaa saya liat dulu telinganya" Ucap sang dokter. Karna kursi Syalgia bisa diputar sang dokterpun memutar kursinya agar menghadap dirinya yang kini sedikit membungkukkan badannya dihadapan gadis itu.

Jantung Syalgia rasanya mau copot terlebih saat sang dokter menyelipkan rambutnya dan menyelampirkannya kebelakang telinga Syalgia.

"Untungnya masih kecil yaa jadi mudah saja buat dioperasi nantinya"

Uncover FilterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang