2. Hai

64 14 0
                                    


HAPPY READING

•••

"Adlan awas!!!"

Bugh

Satu tendangan mendarat di punggung Adlan sanggup membuat sang empu jatuh tersungkar dibawah kengkangan lawannya. Kini posisi mereka berbalik. Yang tadinya Adlan menindih Aled, sekarang dengan bantuan Ansel dan Brata Aled dapat membuat Adlan jatuh dibawah sang rival.

"Shit." umpat Adlan.

Adlan yang tidak mudah menyerah, kembali untuk berusaha bangkit dan melawan cowok bercelana abu-abu itu. Selalu menang dalam beradu dengan Aled, membuat Adlan berambisi untuk mengalahkan cowok itu terus-menerus.

Adlan terkekeh sinis melihat kelakuan musuhnya yang curang. "Cih, pengecut." remeh Adlan dengan tersenyum kecut menatap Aled, Ansel, dan Brata bergantian.

"Kenapa? lo, takut?" tanya Aled merasa menang.

"Payah, sama kita-kita aja lo takut." sambung Brata meremehkan Adlan. Tidak ingat saja minggu lalu ia ikut mencari gara-gara dengan Adlan berhasil tidak masuk sekolah tiga hari akibat ulahnya sendiri yang merecohi Adlan.

Dibilang seperti itu Adlan tidak terima. Ia mengarahkan kakinya untuk menendang bagian perut Aled yang berada diatasnya, sehingga berhasil membuat Adlan kembali berdiri. Namun saat Adlan ingin melanjutkan aksinya dibagian lain, secara tiba-tiba beberapa lelaki yang terlihat seperti preman yang tak lain adalah orang suruhan Aled untuk menculik Elva tadi, ikut menyerang Adlan atas perintah Aled.

"Anjing lo semua! kalo berani by one!" seru Adlan tidak dihiraukan oleh mereka.

Bugh

Bugh

Bugh

Tidak tinggal diam Adlan masih tetap melawan mereka semua. Meskipun ia dikroyok oleh mereka yang berjumlah delapan bukan berarti Aldan harus menyerah begitu saja.

Elva yang melihat pun kembali panik. Ia masih belum berhasil melepaskan tali yang masih melekat di salah satu tanganya. Tali itu diikat begitu kuat ditangan Elva membuatnya kesusahan dalam melepas. Dengan gerakan cepat ia segera melepasnya sekuat tenaga hingga ia terbebaskan dari ikatan itu.

Elva meringgis kala melihat Adlan yang sudah hampir tidak berdaya. Sedangkan Aled, Ansel, dan Brata tertawa puas dengan apa yang dilakukannya.

Brakk

Suara dobrakan keras yang berasal dari pintu depan mengema keseluruh ruangan yang ada di dalam.

"Anjing!!!" Seorang lelaki berkulit putih dan berbadan tinggi datang bersama satu teman disebelahnya, sanggup membuat semua pasang mata menatap terkejut ke arah mereka.

Dia Jansen dan Renan sahabat Adlan yang ia kenal sejak menduduki sekolah menengah pertama. Sahabat tanpa ada kata pengkhianatan satu sama lain diantara mereka.

Tanpa banyak tingkah kedua cowok berparas menawan itu terlebih dahulu menyerang Brata dan Ansel yang sedang menahan Adlan, hingga dengan bantuan kedua temannya Adlan dapat terlepas dari mereka. Setelahnya Adlan kembali menyerang Aled balik dengan emosi yang kian memburu.

Siapa bilang Adlan kesini tanpa persiapan. Sebelum Adlan berangkat, dia sudah memberi kabar pada kedua temannya jika Elva dibawa oleh Aled karena mengira Elva memiliki hubungan dengan Adlan.

Pada awalnya Jansen dan Renan ngotot untuk ikut. Namun Adlan mencegah dan menjanjikan mereka jika satu jam dia tidak mengabari, maka Jansen dan Renan diperbolehkan untuk menyusul.

ELVARETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang