HAPPY READING•••
"Sebagai kata terimakasih yang ketinggalan kemarin, gue kasih ini buat, lo." kata Elva menyondorkan kotak makan berisi kue coklat yang sendari tadi dibawanya. Netra hitam miliknya bertemu dengan netra biru milik Adlan.
(Ilusi Kue Coklat)
Cowok bername tag Jestino Adlan Fahtrio ini masih menatap dingin Elva, membuat yang ditatap merasa tidak nyaman. Sampai akhirnya cowok berdarah London itu berniat untuk menerima pemberian Elva. Toh niatnya hanya untuk berterimakasih. "Taruh aja." Adlan menjawab tanpa menerima kontak makan tersebut langsung dari tangannya.
Bukan, bukan ini yang Elva harapkan. Seharusnya Adlan menerima pemberian Elva dengan suka rela dan berucap terimakasih balik kepadanya. Jika seperti ini rasanya akan sia-sia ia bangun pagi dan menyempatkan waktu hanya untuk membuat kue coklat ini.
Kemudian dengan gerakan pelan Elva menaruh kotak makan berisi kue coklat itu ke meja yang sudah ada tiga piring pempek dan tiga minuman juga. Melihat hal itu, jadi membuat Elva tertawa pelan, mengingat bahwa si Adlan baru saja ditinggalkan dengan miris oleh kedua sahabatnya. Terlebih ditinggalkan bersama makanan pesanan sahabatnya yang sama sekali belum tersentuh sedikit pun. Kasian sekali.
"Lain kali ngga usah bikin kaya ginian. Lagian kemarin lo dibawa Aled juga gara-gara, gue." ujar Adlan tanpa melihat Elva.
Mendengar hal tersebut membuat Elva merasa apa yang dilakukannya ini berlebihan. Padahal niatnya juga hanya untuk berterimakasih dan kalaupun Adlan tidak suka, tidak seharusnya juga cowok itu berkata demikian dengan nada yang amat sangat ketus.
Secara cepat raut wajah Elva yang tadinya ramah berubah menjadi mode jutek dan sinis. "Oh," ujar Elva yang sudah terlanjur kesal.
Tanpa berkata apapun lagi gadis berambut gerai dengan badan ramping itu segera pergi dari meja Adlan. Jika tau seperti ini sekalian saja ia tidak usah mengucapkan terimakasih apalagi sampai membuat kue coklat.
Awalnya Elva ingin bertanya kenapa kemarin ia bisa dibawa oleh Aled dan dijadikan bahan taruhan agar Adlan datang. Dan sebenarnya apa hubungan Aled dengan Adlan sampai membuatnya terlibat. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terpecahkan di otaknya.
Dan sepertinya itu tidak akan terjawab sekarang mengingat bagaimana respon Adlan tadi saat menerima pemberiannya.
"Kurang ajar banget, tuh, cowok! Bener-bener ngak tau diri banget, ngak ada makasih-makasih nya sama sekali. Udah gue sempetin buat bikinin kue coklat sebagai kata terimakasih karena nolongin kemarin. Eh, responnya malah ngak ada bagus-bagus nya. Tau gitu sekalian aja gue ngak usah bilang makasih!" sesampainya di meja kantin yang tadi Elva tempati, tidak henti-hentinya mulut kecil Elva itu mendumel meluapkan kekesalannya pada Adlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELVARETTA
Teen FictionElvaretta Chamberlin gadis dengan segala latar belakang yang berantakan hingga menyebabkan dirinya memiliki banyak perubahan. Begitu banyak alasan yang membuatnya menjadi murid baru di SMA Laksana. Niat berpindah sekolah untuk mencari ketenangan ma...