n

188 22 0
                                    

lima hari, lima hari rey tidak tampak di mata jev. lima hari itu juga rey tidak membalas pesannya.

"kak jev?"

tiba-tiba, sosoknya muncul dipintu rumah jev yang tengah memikirkan dirinya,

itu rey.

"kak, kamu kenapa? aku minta maaf, beberapa hari ini nggak ngebales chat kamu, aku pergi keluar kota. maaf ya kak, kakak marah ya? maaf ya, udah makan? belum pasti. aku masakkin ya? kakak jangan sedih, nanti aku ikut sedih. aku minta maaf..." rey berlutut didepan jev, memeluknya.

"pelan-pelan sayang. kenapa nggak bilang?"

"hp aku masuk ke air. mau pinjem hp kak nata gak dibolehin, mama udah berangkat duluan sama papa. kakak belum makan kan? bentar aku masakkin. pasti belum belanja, nanti kita belanja ya, biar aku bisa masakkin kakak." rey beranjak dari posisi awalnya, tapi jev menahannya.

"hey, sebentar. jelasin pelan-pelan. jangan mikirin makan dulu." netra rey menatap netranya, rey bingung. itu yang dia baca.

"huh..."

"pelan-pelan aja. aku nggak tau, kamu ngapain diluar kota. bisa jelasin tentang itu?"

"kak juna meninggal."

jev tidak menebak soal itu, sungguh.

"kak juna meninggal, kak jev..." matanya berkaca-kaca, tampak kehilangan.

"rey, i'm so sorry. aku mikir yang enggak-enggak." jev memeluk rey. bahunya bergetar.

"jahat ya... padahal kak juna orangnya baik... kenapa dia udah diambil?"

"semua akan dikembalikan ke sisi sang pencipta. aku, kamu, bunda, ayah, kak nata, kak juan, dan yang lain. tapi Tuhan sayang sama kak juan, dia diambil lebih dulu karena takut, takut disakitin sama orang lain. udah ya, jangan nangis, nanti kak juan sedih, aku juga ikut sedih nanti. rey anak baik, nggak boleh nangis, oke?"

dia mengangguk, mengusap jejak air mata yang tersisa di pipinya.

"rey udah makan?" tanya jev, dibalas gelengan.

"gimana sih, nanya aku udah makan atau belum, tapi sendirinya belum makan." jev mengusak surainya lembut.

"hehe, kak jev itu prioritas, harus diutamakan! aku mah nanti aja."

"kalau di aku, itu kebalikannya. kamu dulu, baru aku. sekarang makan yuk? beli bahan aja, kita masak sendiri, mau?"

"mau mau mau!"

nadir : 1

nadir : 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nadirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang