//01//

10 4 0
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

HAPPY READING 😊

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Cuaca pagi hari ini sangat menyejukkan, matahari tidak terlalu terik angin berhempusan dengan pelan. Pagi ini di keluarga Ardelino tengah berkumpul di ruang makan, mereka semua akan melaksanakan sarapan pagi ketika akan berangkat bekerja atau pun ke sekolah.

Novi_istri Ardelino tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarganya di bantu oleh asisten rumah tangganya. Sedangkan Arnold_pria itu tengah meregek ke istrinya ingin di pasang kan dasi, tapi Novi tidak menghiraukan itu dia masih sibuk karena terlambat bangun akibat dia terlalu larut mengurua butik nya.

"Mama, kaos kaki Serli sebelah hilang. Mama liat gak?" pekik seorang gadis yang sudah memakai pakaian rapi. Berjalan mendekati Novi degan wajah kusut.

"Ma, liat kaos kaki Serli gak?" tanya Serli_anak pertama Novi yang sudah belajar di perguruan tinggi. Serli Oktavia Ardelino_kerap di sapa dengan sebutan Serli, anak yang sangat pelupa dia emang sudah belajar di perguruan tinggi tapi sifatnya yang masih kekanak-kanakan berbeda dengan Zelli Oktaviani Ardelino adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Mereka berdua berpaut enam tahun, tapi sifat Zelli lebih dewasa dari Serli.

"Ya ampun Serli, mana mama tau. Coba kamu cari yang bener deh! Ini mama juga sibuk lagi siapin sarapan buat kalian" jelas Novi, membuat Serli mengerucuk bibirnya kesal.

"Sayang, pasagin dasi ini dong" rengek Arnold mengikuti kemana langkah kaki istrinya.

Novi yang geram pun menghentikan langkahnya menatap garang suaminya. "Pasang sendiri bisa kan? Kamu gak liat aku sibuk," ucap Novi ketus.

"Udah sih biar bibi aja yang kerjain" ucap Arnold memberikan dasinya, dan langsung di rampas oleh Novi dengan kasar.

"Sini aku gantung di pohon toge, pasang dasi aja harus sama aku sih? Gak tau apa aku juga punya kesibukan bukan cuman kamu dong" omel Novi, tapi tetap memasangkan dasi di kera baju suaminya.

Arnold tersenyum gemes, menarik pinggang istrinya agar lebih dekat dengannya "Kamu tambah cantik ya" puji Arnold dengan mata yang mengedip.

"Ingat umur," sambar Zelli yang tiba-tiba muncul di dekat mereka, niatnya yang akan mengambil roti bakar tapi malah melihat kedua orang tuanya bermesraan di dapur.

"Nih bocah ganggu amat sih," guman Arnold melepaskan tangannya dari pinggang istrinya menatap anaknya dengan tajam.

Zelli yang di tatap seperti itu menaikkan satu alisnya. "Papa kenapa? Kesambet?" setelah berucap seperti itu Zelli meninggalkan papanya yang sudah mendumel pelan.

Zelli berjalan mendekati kakaknya yang tengah memakai sepatu, duduk di dekatnya, memakan sepotong roti sambil bermain ponsel.

"Ma, Pa. Serli pergi dulu ya! Assalamu'alaikum" salam Serli dengan nada teriak, dan langsung berlari keluar dari rumah mewah itu.

"Serli sarapan dulu," pekik Novi yang baru saja kembali dari dapur membawa roti bakar. Tapi teriakkan nya sama sekali tidak di dengar oleh Serli karena dia sudah keluar.

"Ma, Pa. Zelli juga pamit ya! Assalamu'alaikum" pamit Zelli tidak lupa mencium punggung tangga kedua orang tuanya sebelum benar-benar pergi dari sana.

"Waalaikumsalam, kamu hati-hati di jalan ya" ucap Novi. Yang di balas angkuhan kecil dari Zelli.

****

Gagal Move'on [On Going] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang