Switched. 1.

9 3 0
                                    

Ia perlahan membuka matanya, sesekali berkedip sebelum benar-benar sadar, mendudukkan dirinya dalam keheningan. Seperti sedang mengumpulkan potongan-potongan jiwanya.

"gelap sekali, jam berapa ini" menggaruk kepalanya singkat.

"JASMINE!"

Sontak ia terkejut, suara keras itu datang dari bawah. Karena baru bangun ia tidak bisa berpikir jernih. Suara langkah kaki menaiki tangga kian mendekat, seperti menghentak. Mengintimidasi, saat itu ia dapat menyimpulkan bahwa orang yang akan muncul dari balik pintu akan marah, dan tentu saja memarahinya.

Brak! Suara pintu didobrak dengan keras. "JASMINE!, APA KAU TAU INI JAM BERAPA? KAU SEHARUSNYA SUDAH MENYIAPKAN MAKAN MALAM!" serunya dengan tangan bertengger dipinggang.

"makan malam? Aku, menyiapkannya?" matanya lurus memandangi sosok yang berdiri dipintu masuknya itu, dengan bingung menunjuk dirinya sendiri.

"APA-APAAN DENGAN SIKAPMU ITU?! CEPAT TURUN!" meraih buku yang ada di rak dekat pintu dan melemparnya kearah Jasmine. Lemparannya meleset tentunya.

Tanpa pikir panjang ia pun menuruti perintah, turun secara perlahan, memegang tembok di sebelah kirinya karena tidak ada pagar tangga.

Dengan kikuk ia berjalan ke dapur. Melihat ada tiga orang sedang duduk di meja makan, seorang pria berkacamata sedang membaca koran, wanita yang tadi datang memarahinya, dan seorang gadis muda yang tengah bermain handphone. Seperti satu keluarga utuh, dan dia mulai berpikir peran apa yang ia mainkan dalam keluarga ini.

Dengan segenap kemampuannya ia mulai memasak, dengan bahan yang sekiranya dia tau.

Jadilah telur mata sapi dengan garam dan lada, nampak begitu indah dengan sedikit koyakan dan warna coklat kehitaman. Ia menyajikannya di meja makan, dengan wajah penuh bangga diri. Ia menarik kursi dan berencana duduk, ingin sekali merasakan masakannya itu.

Belum sempat duduk, gadis yang tadi asik bermain handphone melirik tajam. Berucap perkataan yang sangat sarkas terhadapnya, "apa yang kau lakukan?" menaruh handphonenya di meja. "apa kau tidak ingat? Tempat dudukmu itu disana." ia menengok dengan anggunnya, menunjuk lantai dengan meja kecil disana.

"HAH?" batinya, tabung marahnya mulai terisi. Ekspresinya mulai tersenyum meremehkan, paham dengan situasi yang sedang dihadapinya.

"aku melupakanya, maaf. Hehe" ditutup dengan tawa, senyum yang lebar sampai membentuk eyes smile.

Ia mulai berjalan kearah singgasana yang merasa miliknya itu, duduk perlahan sembari memberikan pandangan tetap kearah gadis itu. Dan dibalasnya pandangan bingung, aneh dan jijik(?).

"berhenti melihatku, mau ku congkel matamu? Menjijikkan." tukasnya.

"pftt-. Congkel katanya" batinya menahan tawa, meskipun ekspresinya terlihat bibir yang melengkung kebawah dan alis terangkat keatas. Jelas sekali jika dia menertawakan sesuatu.

"apa ini?" wanita tua itu terlihat bingung dan marah, melihat masakan Jasmine yang tersaji di meja makan. Seperti menghilangkan selera makannya. Ia kemudian berjalan kearah Jasmine, bersiap memarahinya. Sampai didepan Jasmine ia menghela napasnya, menahan marah. "Hari ini kita makan diluar, tentunya tanpa Jasmine. Biarkan dia makan makanan busuknya itu."

Tiga orang itupun bersiap-siap dan kemudian pergi keluar. Hanya tinggal dirinya duduk di dapur dengan meja kecil didepanya. Ia menyangga dagunya dengan tangan kiri, jari tangan kananya bergerak bergantian naik turun. Membentuk suara ketukan yang berurutan.

Ia mulai membuka mulutnya, berbicara sendiri dan mencerna. "jadi ini bukan mimpi, aku terbangun ditubuh orang lain. Dia tinggal dengan tiga orang lainnya, sifat mereka sangat buruk kepadanya. Apakah aku masuk kedalam film Disney? 'Cinderella'? Pastinya tidak." ia mulai berdiri, berjalan ke meja makan. "Mari kita cari tau."

Ia mengambil garpu dan menancapkannya pada telur yang dimasaknya, membuka mulut lebar-lebar dan melahapnya. "um.. Enak," ucapnya memuji.

"namun sedikit pahit." setelah menelan makanan yang dikunyahnya ia meminum satu gelas air.

"Jasmine, nama gadis yang tubuhnya kumasuki ini. Akan kugali identitasmu" ucapnya ditutup dengan senyum tipis.

/Tbc-/

Ding!
Pesan dari rspbrry!
Hi kalian, jika suka jangan lupa vote ya! Comment apapun boleh, keluarkan isi hati kalian. Aku akan menerimanya dengan lapang dada!
Kritik dan saran diterima!
See you next time!

SwitchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang