Switched. 2.

6 3 0
                                    

"Jasmine Lalita"

"nama yang ceria" batinnya, tulus memuji.

30 menit yang lalu,

"Jasmine, nama gadis yang tubuhnya kumasuki ini. Akan kugali identitasmu" ucapnya ditutup dengan senyum tipis.

Ia berjalan-jalan didalam rumah, mengecek setiap sudut, kepalanya menengok kesana kemari, mendongak dan menunduk. Ia kini tau rumah seperti apa yang mereka tinggali. Kecuali kamar atau ruangan yang terkunci ia sudah mengecek semuanya, "area bawah selesai" sisanya hanya loteng tempat ia terbangun tadi.

Ia perlahan menaiki tangga, tak lupa tangan kanannya menyeret dinding untuk berpegangan, tangganya sangat curam terlebih lagi tidak ada pagar tangga, tidak bisa berpegang dan tidak bisa dipastikan aman. Pandangannya mendongak keatas, ia melihat pintu kayunya terbuka, persis seperti terakhir kali ia meninggalkannya. Terbuka, memperlihatkan seluruh isi kamar.

Ia memasuki kamar itu, diantara pintu dan tangga tidak memiliki sela sama sekali, sangat menakutkan jika sampai lupa kamar ini ada diatas, keluar kamar akan langsung tergelincir terguling dan masuk ke rumah sakit.

Kamar itu sangat sempit, cukup untuk satu meja kecil, rak buku, dan satu kasur tipis ukuran satu orang, baju-bajunya pun hanya ditaruh keranjang, terlipat rapi. Seragam sekolahnya digantung menggunakan hangar, terlihat ia memanfaatkan paku yang mencuat keluar.

Sangat rapi dan bersih, dimeja kecilnya ada sebuah foto. Foto bersama teman sekelasnya, dilihatnya gadis dengan rambut sedikit berantakan, memakai kacamata, dan senyumnya terlihat pedih. Wajahnya sangat mirip dengan wajah yang dilihatnya dikaca. Saat itu dia tau, kehidupan gadis ini sepertinya tidak beruntung.

Setelah benar-benar mencari dan mengobrak-abrik setiap sudut, "aku tidak menemukan barang-barangnya" batinnya putus asa, kiranya ia dapat menguak identitas gadis ini dengan cepat.

Ia melihat sekelilingnya, mencoba merasakan kepedihan gadis ini. Pandangannya terhenti saat melihat rak buku, seperti ada yang terselip diantara buku-buku yang tersusun rapi.

Seperti pita merah yang terjulur, karena penasaran ia mencoba untuk menariknya. Tarikan itupun terhenti, seperti tersangkut sesuatu. Satu dua buku diambilnya untuk mencari tau apa yang membuat pita merah itu tersangkut. Saat itulah petunjuk mulai muncul, terlihat kotak berwarna hitam terselip dibelakang buku, diikat dengan pita merah yang lusuh.

Ia mengambil semua buku yang terjejer rapi di rak itu agar bisa mengeluarkan kotak hitam misterius yang diikat dengan pita menyeramkan itu.

"kuharap saat ku buka tidak muncul kutukan seperti di film horor" ucapnya membuat permintaan, dengan mata tertutup dan tangan siap untuk menarik ikatan pita yang mengunci kotak itu.

Ia menarik ikatan pita itu tanpa ragu, dengan masih menutup mata, ia membuka kotak itu. Sekarang kotak itu benar-benar terbuka. Ia mengintip dengan satu matanya, setelah memastikan tidak ada yang terjadi perlahan ia membuka kedua matanya.

Seperti menemukan harta karun, benar saja, semua barangnya ada disini. Handphone, dompet, buku harian, kertas-kertas(?), dan ada satu kapsul obat tidur.

Crak, crak. Suara kapsul diguncang, "obat ini sepertinya masih baru," ia membuka tutup kapsulnya, dan melihat isinya. "hanya tersisa setengahnya.."

Ia mengambil dompet sang gadis, membukanya, dan disitulah harta karun paling berharga berada. Kartu pelajar. Ia mengambil dan mengamatinya, nama, tanggal lahir, sekolah, golongan darah, alamat rumah ini, seketika salah satu ujung bibirnya naik, "jakpot!" serunya. Semua informasi yang ia cari ada dalam satu kartu dan ia menemukannya, seperti mengambil jangkah besar dalam berjalan.

"baiklah.. Siapa nama lengkap gadis ini,"

"Jasmine Lalita"

"nama yang ceria" batinnya, tulus memuji.

Ia mencoba menghidupkan handphone milik Jasmine, terpampang gambar baterai dengan isi nol persen.

Menghela napas pendek, sedikit kesal, "apa-apaan gadis ini, begitu mempersiapkan kematiannya, apa kau coba mempersulit polisi?" ucapnya, lalu menghela napas lagi.

"Kurasa gadis ini berpikir menelan banyak pil akan membuatnya mati. Jika kau ingin mati loncatlah dari tempat tinggi, menggantung diri, atau menyayat lengan. Tapi kau malah memilih cara paling aman, dan sekarang aku terjebak di tubuhmu."

Tch!  Decahnya kesal.

"kau menyusahkan tuan muda Naga"

/Tbc-/

Ding!
Pesan dari rspbrry!
Bagaimana menurut kalian?
*long sigh*
Kumohon beri cerita ini vote
Yap! See you next time!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SwitchedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang