2

701 103 5
                                    

Gue sering nginep ditempat Rintarou sepanjang libur semester. Sudah seminggu semenjak gue dateng ke tempat Rin, banyak makhluk tak kasat mata yang berusaha deketin gue. Entah bermaksud baik, atau pun jahat, gue gak peduli. Tapi, dari sekian banyaknya demit yang gue lihat, gue hanya penasaran dengan salah satu sosok yang rupanya mirip banget sama gue, bedanya poni dia kearah kanan. Dan yang lebih horror lagi, dia tau nama gue.
.
.
.
" Sam, gue disuruh nemenin Ibu ke kota sebelah. Lu gapapa kan gue tinggal jaga rumah ? "

" Sans bro, dah lu nemenin tante aja. "

" Oke "

" Osamu, tante titip rumah sama kamu ya "

" Iya tante, hati - hati "

Gue ngelambaikan tangan gue kearah mobil Rin yang mulai berjalan menjauhi perkarangan rumah. Mata gue tertuju pada pohon besar yang tak jauh berada di depan rumah Rin.

Disitu gue ngeliat ada sosok yang serupa dengan gue sedang memperhatikan gue dari balik pohon. Gue menggedikkan bahu gue dan masuk kedalam rumah.

" Haah, Rin punya apa ya di kamarnya ? "

Gue naik ke lantai atas, dan gue terkejut makhluk dibalik pohon tadi ngetuk jendela lorong. Gue pura - pura gak ngeliat, tapi makhluk itu tetep kekeh berusaha mengetuk jendela lebih kencang.

" Aku tau kamu bisa liat aku, tolong buka jendelanya "

" Kan lu bisa nembus dinding anjir "

" Gak sopan atuh kalo asal nyelonong masuk "

" pinter juga nih demit "

Gue membuka jendela dengan ragu - ragu. Hantu itu kemudian masuk dan dia tersenyum. Gue kaget, nggak, bener - bener kaget. Dari jauh, gue ngerasa emang ni hantu mirip gue. Tapi gue gak nyangka kalau dari dekat bakal semirip ini.

" Aku Atsumu, kamu ? "

" Gue Osamu "

" Osamu ya... boleh ku panggil Samu ? Soalnya saudaramu manggil kamu pake nama Samu kan ? "

" Ya. Ngomong - ngomong, kenapa lu ada disini ? "

" Dari dulu kali "

" Serius ? "

" Iyalah... "

" Oke, gue lagi gak nyediain jasa pertolongan sama demit. Gue lagi pengen goleran "

Gue masuk ke kamar Rin dan rebahan di kasurnya, dan tentu saja Hantu itu mengikutinya

" Goleran ? Apa itu ? "

" Kayak yang lo liat saat ini "

" Hoo... tiduran ? "

" Hm "

Gue memejamkan mata gue dengan lama, tapi gue ngerasa si Atsumu masih disebelah gue sambil ngeliatin gue.

" Kok kita bisa mirip ? "

Pertanyaan itu terlontar bebas dari mulut gue, sekilas gue ngelirik kearah Atsumu. Dan raut muka dia keliatan sedih

" Kenapa ? "

" Nggak kok, oh iya kita main yuk "

" Main apaan ? "

" Main apaan kek gitu "

" Gini loh, aku dah SMA. Gak cocok main— "

Gue terdiam ngeliat Atsumu megang monopoli, raut muka dia keliatan sedih. Atsumu balik badan dan segera ku cegah.

" Ma–ma–mainan monopoli kan ? "

Atsumu mengangguk, Gue turun dari kasur Rintarou dan duduk dibawah bersama Atsumu.

" Kamu bisa memegang benda - benda ya, kok bisa ? "

" Entahlah, aku bisa memegang semua benda. Tapi aku gak bisa megang manusia "

" Eh ? "

" Seriusan " Atsumu meraih tangan gue dan tembus " Tuh kan gak bisa "

" Iya, iya, aku percaya. Jadi main kan ? "

" Jadi ! "

Gue sama Atsumu main monopoli dari pagi sampai sore. Terkadang, Atsumu kalah dan ekspresi dia cukup membuat gue terhibur. Sampai tak terasa mobil Rin terdengar, sebelum menyambut mereka pulang, gue ngeberesin monopoli nya. Atsumu kebingungan ngeliat gue nyimpenin mainannya.

" Samu ? "

" Atsumu, gue punya peraturan. Pertama, kita main kalo mereka semua gak ada dirumah atau tidur. Kedua, jangan tiba - tiba nampakin diri "

" Apanya yang gak nampakin diri, Sam ? "

Monopoli di tangan gue, tiba - tiba gue jatuhkan. Suasana menjadi sangat hening, membuat Rintarou agak sedikit merasa bersalah dengan sepupunya itu.

Twins [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang