1

14 5 0
                                    

Happy Reading Guys...

Jangan Lupa Tinggalkan jejak...

And Always Support Me><

Jangan lupa vote yah...
Menulis itu susah><

_________________________________________

Titik-titik hujan berjatuhan ke bumi sejak pagi. Seluruh kelas di Akademi Guardian sunyi lantaran seluruh siswa-siswinya lebih memilih tenggelam dalam kegiatan masing-masing. Guru-guru enggan masuk kelas karena udara dingin yang menyerang. Kantin sekolah sepi, tidak ada murid yang mau menerobos rintik hujan.

Di antara lorong-lorong perpustakaan, terlihat 3 orang siswi yang duduk bersandar di rak-rak buku perpustakaan. "Aishh, gini banget endingnya." salah seorang siswi berujar kesal lalu melempar novel yang ia pegang.

"Susah yah, nyari novel yang sesuai selera kita..." dia berujar lagi.

"Iya yah... contohnya ini, kok si ceweknya goblok banget sih. Mau aja di boongin," ujar gadis disebelahnya.

Hah... dia menghela nafas.

"Na, kamu kok diem aja daritadi," ucap siswi yang melempar novel tadi.

"Iya nih... sebagus itukah novel yang kamu temuin?"

"Hm... bagus sih. Penulis serasa ngajak aku ke Real dunia Fantasy," ucap gadis yang dipanggil Asna itu. Kedua gadis disampingnya hanya mangut-mangut dan kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Teng teng... suara bel pulang berbunyi, Asna dan kedua temannya itu bergegas keluar perpustakaan. "Kamu pulangnya sama siapa, Ca?" ucap Asna.

"Hm... nanti pak supir jemput. Kalian pulang bareng aku aja, hujannya belum berhenti," balas Ica.

"Lah truss... motor aku gimana Ica! Di jual gitu?!" temannya berseru.

"Ehehe... tinggal aja, Ta," Kata Ica cengengesan, mendengar itu Vita merenggut kesal.

"Au ah... ngambek." Vita memalingkan wajahnya.

"Acie.. cie, ngambek." Ica menggoda Vita.

"Udah-udah kalian... malu-maluin banget." Asna menengahi.

"Ica tuh, ngeselin." Vita membela diri.

"Dih... kok aku?" Ica manyun, bibirnya maju sesenti.

"Udah-udah, ayok pulang." Asna melangkah kearah parkiran diikuti kedua temannya.

Asna mengeluarkan sepedanya, Vita juga ikut mengeluarkan motornya. Hujan tidak sederas pagi tadi, hanya gerimis kecil dan langit mendung yang tersisa. Ica duduk menunggu di pos satpam dekat gerbang, sesekali ia menyanyikan lagu boyband kesukaannya walaupun tak jelas liriknya.

"Supir kamu belum datang, Ca?" Asna bertanya seraya memarkirkan sepedanya didepan pos satpam, Vita juga ikut memarkirkan motornya didekat sepeda Asna. Mereka berdua mendekat dan duduk disamping Ica.

"Iya nih... mungkin masih dijalan," jawab Ica sambil melirik jam tangannya. Asna dan Vita hanya mengangguk.

Keadaan sunyi, tidak ada yang membuka suara. Di sekolah hanya tersisa mereka bertiga. Tidak ada aktivitas ekstrakulikuler hari ini. Sesekali guntur menemani. Mereka menunggu supir Ica yang belum menunjukkan batang hidungnya.

"Eh, besok jadi kan?" Ica membuka suara.

"Jadi, tapi aku mau ke Pasar dulu besok. Bisa-bisa nanti kena omel ibu negara lagi," Kata Vita.

Ica mengangguk dan mengalihkan pandangan kearah Asna. "Kamu jadi, Na?" tanyanya.

"Jadi..." Asna berucap sambil membolak-balikkan novelnya.

3 SAHABAT : The Lost ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang