My Story 3

241 39 3
                                        

Hari ini Surya akan mencari Satya. Hesa, Reyhan dan Azka bertugas menjaga dan menenangkan Kinara dan adek-adeknya. Sean merasa bersalah karena tidak memperhatikan abangnya. Surya berusaha untuk menenangkan Sean agar Sean tidak usah merasa bersalah. Malahan Surya dan Kinara yang merasa bersalah karena lalai menjaga Satya.

“Bunda, ayah cari Satya dulu ya.  Bunda dirumah aja jagain anak-anak dan jangan lupa berdoa semoga Satya gak kenapa-napa dan cepet ditemukan” perintah Surya. Kinara hanya mengangguk lemas dengan mata yang basah. Surya pamit ke anak-anaknya lalu beranjak pergi dari villa.

Sementara di gedung tua yang letaknya jauh dari villa Surya terdapat 5 anak laki-laki dan 3 anak perempuan yang dihadapannya terdapat 6 laki-laki gemuk dan tinggi, si pelaku penculikan. 6 pelaku penculikannya berinisial HJ, SK, TB, RH, PA, dan YI.
“PA, lu mau nyicip yang mana dulu nih ?” tanya TB. Perlu kalian ketahui kalau pelaku penculika ini adalah seorang buronan yang dicari polisi karena mereka terlibat dalam kasus pelecehan dan pembunuhan anak di bawah umur. Mereka memakai anak-anak layaknya sampah, tidak peduli gender atau usia yang penting memuaskannya.

“Eum yang pakai baju merah cakep tuh” jawab PA. Sontak semua orang melihat ke anak perempuan yang memakai baju merah. Anak-anak itu termasuk Satya tangan dan kakinya diikat dengan tali yang cukup kuat. Mulutnya juga dilakban agar tidak ada yang berteriak.

TB membawa anak perempuan itu ke hadapan PA. Di depan mereka sudah tempat tidur. Ya mereka sudah mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari. Selanjutnya kalian yang bayangkan. PA melakukan hal ‘itu’ dengan anak perempuan berbaju merah itu di depan anak-anak yang lain. Mampu membuat psikis anak-anak menjadi drop parah.

Surya memanggil anggota mafianya untuk membantu mencari Satya. Surya baru ingat kalau Satya memakai jam tangan yang dapat dilacak. Buru-buru Surya memanggil tim nya untuk segera melacak Satya. Dalam hati Surya merapalkan doa agar Satya baik-baik saja.

Komputer mulai menemukan titik Satya berada. Dari tempat Surya ke gedung tua itu membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Surya langsung menaiki mobilnya dan menuju ke gedung tua itu diikuti anggotanya dari belakang.

Permainan antara PA dan anak perempuan berbaju merah itu sudah selesai. Sungguh rasanya sangat mengerikan seperti melihat iblis yang tidak punya hati dan seenaknya melakukan ‘itu’ tanpa merasa bersalah pada si korban. Satya hanya bisa menangis melihat hal ‘itu’ di depan matanya sendiri. Saat ini Satya yang keras kepala dan suka membantah tiba-tiba berubah menjadi Satya yang hanya bisa menangis.

Permainan masih berlanjut dengan SK dengan seorang anak laki-laki berbaju oranye. Di gedung itu hanya terisi suara tertawa para pelaku dan isak tangis anak-anak. Satya rasanya ingin cepat-cepat keluar dari tempat terkutuk ini. Satya merasa bersalah karena tidak mau menuruti kedua orang tuanya. Padahal ayah dan bunda sudah memperingatkannya untuk tidak pergi kemana-mana tanpa ayah, bunda dan saudara-saudaranya.

Mobil Surya dan anggotanya sudah berada tepat di gedung tua itu. Mereka bisa mendengar suara desahan, tawa dan isak tangis yang bercampur menjadi satu. Pikiran Surya sudah negative ketika mendengar suara-suara itu. Surya dan anggotanya lari memasuki gedung tua itu.

Acara permainan SK harus berhenti di pertengahan karena Surya dan anggotanya berhasil mendobrak pintunnya. Surya dan anggotany terkejut dengan pemandangan di depannya. Seorang laki-laki, yaitu SK tanpa busana sedang memaksa seorang anak laki-laki berbaju oranye untuk melakukan suatu hal yang Surya yakini melakukan hal ‘itu’. 5 orang laki-laki yang sedang menonton permainan SK yang disamping kanannya terdapat beberapa anak-anak yang diikat.

Satya melihat ayahnya, dia hanya bisa menangis karena tangannya masih diikat dan mulutnya dilakban. Kejadian tadi masih terngiang-ngiang di kepalanya. Dia tidak bisa menepis kejadian itu dari kepalanya begitu saja. Rasa takut mendominasinya.

Surya pun menyuruh anggotanya untuk melumpuhkan para penculik. Sisanya membantu Surya untuk membebaskan Satya dan anak-anak yang lain. Surya berlari menuju Satya, melepaskan lakban di mulutnya dan tali yang mengikat tangan dan kaki anaknya. Sungguh sekarang Satya masih tidak berhenti menangis. Sudah berapa liter air mata yang ditumpahkan Satya hari ini ?.

Surya hanya bisa memandang Satya sendu dan tanpa aba-aba memeluknya dengan erat. Satya hanya bisa diam ketika dipeluk Surya. Satya merasa lemas hari ini, kepalanya pusing akibat terlalu banyak menangis dan berakhirlah Satya pingsan di pelukan ayahnya. Surya yang melihat Satya pingsan langsung menggendongnya dan membawanya kerumah sakit. Surya juga menyuruh anggotanya untuk membawa para pelaku dan anak-anak ke kantor polisi agar secepatnya diselidiki lebih lanjut dan intense.

//Hello, ini My Story 3. Semoga kalian suka. Maaf kalau nanti updatenya bakal ngaret alias slow update.
//Jangan lupa Vote dan Comment nyaaa

My Story || ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang