My Story 4

467 43 28
                                        

Satya sedang diperiksa oleh dokter. Surya menelepon istrinya untuk datang ke rumah sakit bersama anak-anak. Setelah selesai menelepon, Surya mendapatkan telepon dari Teo, anggota mafianya. Teo memberitahukan bahwa keenam penculik itu buronan dan kasus ini akan sesegera mungkin ditangani, anak-anak yang berada di lokasi di bawa ke psikolog terlebih dahulu baru keluarganya dihubungi.

“Keluarga pasien” ucap dokter ketika keluar dari ruangan Satya. “Iya saya ayah pasien” jawab Surya. “Keadaan fisik pasien baik-baik saja tapi sepertinya pasien mengalami kejadian yang membuat pasien mengalami trauma” ucap dokter. Kinara yang baru sampai dengan anak-anaknya terkejut mendengar penuturan dokter. Surya melihat Kinara dengan mata yang berkaca-kaca, Ia merasa gagal menjadi seorang ayah. Hesa dan Azka menghampiri Surya lalu memeluknya.

Dokter pamit undur diri. Surya memeluk Hesa, Azka dan Juan. Kinara ditenangkan oleh Reyhan, Sean dan Ricky. 15 menit acara berpelukan itu harus diselesaikan karena teriakan Satya. Segeralah mereka memasuki ruangan Satya. Dilihatnya Satya sedang menekuk lututnya dan kedua tangannya menutup kedua telinganya. Satya kembali menangis.

“LEPASIN SATYA HIKS SATYA KANGEN AYAH BUNDA HIKS TOLONGIN SATYA. SATYA KANGEN ABANG DAN ADEK HIKS” teriak Satya disertai isak tangisnya.
“Satya, ini ayah bunda abang dan adek. Kita disini Satya” ucap Surya dengan lembut. Rasanya sangat sakit melihat Satya seperti ini.
“Satya, sini peluk bunda” Kinara merentangkan tangannya.
“Bunda ayah abang adek, Satya takut” Satya masuk kepelukan Kinara.
“Satya gak usah takut ya. Mas Hesa, Mas Rey, Bang Azka, Sean, Juan dan Ricky akan selalu ngejagain Satya” ucap Hesa. Satya sudah tenang, ia tertidur di pelukan Kinara. Kinara merebahkan Satya dikasurnya agar tidurnya lebih nyaman.

“Mas, apa yang terjadi paa Satya ? Kenapa Satya bisa mempunyai trauma ?” tanya Kinara kepada Surya. Surya menghela napas lalu menceritakan kejadian yang ia lihat saat menyelamatkan Satya.

Dokter sudah memperbolehkan Satya untuk pulang karena kondisinya sudah membaik tetapi Satya harus dijaga ekstra karena sewaktu-waktu traumanya bisa kambuh. Satya bersama keluarganya pergi dari rumah sakit menuju ke villa. Mereka harus beberes karena hari ini mereka akan pulang ke Jakarta.

3 bulan semenjak kejadian yang menyebabkan Satya trauma sudah berlalu. Walau kadang trauma Satya tiba-tiba kambuh yang menyebabkan Satya berteriak dan menangis histeris harus ditenangkan dengan obat penenang atau pelukan dan kata-kata penenang. Trauma Satya itu kekerasan dan hal-hal yang menjerumus ke seks.

Matahari menyapa dengan malu-malu. Kinara bangun dari tidurnya ketika sinar matahari masuk kedalam kamarnya. Kinara pergi ke dapur untuk memasak sarapan. Menu hari ini nasi goreng dan susu untuk anak-anaknya, kopi untuk suaminya. Kinara membangun mereka satu persatu berdasarkan letak kamarnya.

“Mas bangun, ayo kita sarapan” ujar Kinara. “Morning kissnya bun” jawab Surya. “Gak ada, udah cepet cuci muka dan sikat gigi” ucap Kinara sambil mendorong suaminya.

Kinara berlalu menuju kamar putra sulungnya “Mas Hesa” tanya Kinara. “Iya bunda” Hesa menjawab panggilan bunda. Saat bunda memasak, Hesa sudah bangun. Sekarang dia sedang merapikan tempat tidurnya. “Ayo turun kita sarapan” ucap Kinara. “Siap bunda” jawab Hesa.

Saat Kinara ingin menuju kamar putra keduanya, Reyhan sudah keluar terlebih dahulu disusul Azka yang kamarnya disamping Reyhan. “Pagi bunda” ucap mereka bersamaan. “Pagi anak gantengnya bunda. Ayo turun kita sarapan. Bunda panggil Sean, Juan, Ricky dan Satya dulu” jawab Kinara. Kamar Satya paling ujung karena dia selalu berisik jadi biar gak ngeganggu ayah bunda dan saudara-saudaranya yang lain, dia pilih kamar paling ujung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Story || ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang