1 tahun sebelum Zayn wisuda.
Zayn tersenyum menatap tabungan di tangannya. Tanpa siapapun tahu, diam-diam Zayn sudah menyiapkan dana untuk pernikahannya nanti. Cowok itu menghembuskan napasnya. Dia memejamkan mata seraya menatap langit kota Bandung di malam hari. Bandung hari ini begitu dingin, sejak pagi hujan tak berhenti turun. Dan tanpa sebab Zayn merasa sedikit gelisah. Tiba-tiba saja dia teringat pada seorang gadis bertubuh mungil yang selalu berhasil membuat jantung Zayn berdebar saat mengingatnya. Kira-kira dia apa kabar, ya? Sudah lama sekali mereka tidak berjumpa. Terakhir kali, dia melihatnya di acara Aqiqahan Dehan. Apapun yang terjadi padanya, Zayn hanya berharap kalau Qia akan baik-baik saja.
Asanya belum sekuat itu hingga mampu melindungi gadis itu dengan tangannya sendiri."Sabar, ya. Gue harap di sana lo sabar nunggu," lirih Zayn.
Perasaannya sudah membuncah kuat. Tapi lagi-lagi dia harus bersabar.
Ini belum waktunya.
Angin malam semakin terasa menusuk kulit. Bahkan Sargan sudah heboh sendiri menyuruh Zayn masuk.
"Woy Abdurrahman! Masuk, ntar sakit lo. Gue yang repot," omel Sargan. Dia tengah memasakkan mie instant untuk dirinya juga Zayn.
Zayn menatap bunga matahari yang belum mekar. Dia menunggu bunga ini mekar. Agak aneh memang di saat kuliah sedang sibuk-sibuknya. Zayn malah punya hobi baru. Yap, berkebun bunga matahari.
Sampai Sargan memberi dia julukan tukang kembang.
"Heh tukang kembang! Buru masuk, kagak ada yang beli kembang malem-malem gini!" Kan apa? Baru saja dibahas.
"Sabar duren! Marah-marah mulu lo, jadi bapak-bapak tau rasa."Zayn memasukkan buku tabungannya ke saku hoodienya. Bahaya kalau sampai Sargan lihat.
"Gue emang bapak-bapak ya, Samsul!"
"Dih ngegas, gara-gara gagal nikah tahun ini jadi sewot terus lo," cibir Zayn.
"Tega banget lo Zayn sama calon Om lo. Btw bujuk Ateu lo dong, gue udah siap lahir batin gitu. Kenapa mesti ditunda coba?" keluh Sargan yang sudah ingin segera mengganti statusnya
"Ogah, bujuk aja sendiri."
"Sial-"
"Direkam terus kasih ke Ateu gue, sabi kali, ya?"
Lemparan bantal sofa yang mengenai bahunya membuat Zayn tertawa puas. Senangnya punya room mate seperti Sargan. Dia bisa dengan sesuka hatinya membuat Sargan kesal.
Setelah Zayn wisuda.
Zayn bergedik ngeri saat ingatannya malah memutar adegan debatnya dengan Sargan. Hih, kenapa malah dia yang muncul. Lamunannya pun buyar ketika mendengar suara klakson yang cukup berisik. Zayn mendengus. Dasar tidak sabaran. Cowok itu kembali menyalakan motornya. Rencananya dia mau survey ke alamat yang Rumaysha berikan. Dia mau mencari rumah Qia. Haha, hitung-hitung menghafal jalan, supaya saat lamaran nanti dia tidak nyasar.
Dia sempat bertanya banyak hal pada Rumaysha, tentang Qia tentunya. Tapi adiknya bilang kalau mereka sudah lost contact 1 tahun lalu. Jadi untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Zayn memutuskan untuk mendatangi TKP langsung. Yups, Tempat Kediaman Penerima lamarannya.
Berhubung motor Zayn cukup besar. Zayn rasa tidak akan cukup jika dia bawa masuk gak sempit ini. Alhasil dia menaruh motornya di depan sebuah warung. Tentu dengan perizinan dari si pemilik warung.
Dia memastikan ulang alamat yang ada di ponselnya dengan nomor rumah di hadapannya.
Tapi masa iya Qia tinggal di rumah kumuh seperti ini? Mana kacanya pecah.
"Nuju ka saha, A?" (Mau ke siapa A?)
"Punten,Bu. Abdi bade naroskeun. Ieu bumina Qia, sanes?" (Permisi, Bu. Saya mau tanya. Ini rumahnya Qia, kan?)
"Oh muhun. Tapi anjeun na tos teu di dieu deui. Ti taun kamari ge da tos arangkat," (iya bener, tapi dia udah gak di sini lagi. Dari tahun lalu juga udah pada berangkat) terang Ibu itu.
"Hatur nuhun, Bu."
"Muhun, A."
Zayn menatap sendu ke arah rumah di hadapannya. Matanya berkaca-kaca.
"Lo kemana?" lirihnya.
Paham tidak sih? Bagaimana Zayn menabung rasa rindu ini selama bertahun-tahun. Lalu saat hari di mana dia merasa sudah siap membongkar rasa rindunya. Orang yang dia rindukan malah menghilang.
Dia berdoa dengan penuh keyakinan. Dia tidak pernah merasakan kekecewaan barang sedikitpun saat memohon pada-Nya. Jikalau memang gadis bernama Razqia Wardany adalah seseorang yang ditakdirkan untuk jadi pelengkap separuh agamanya yang hilang. Sejauh apapun mereka terpisahkan. Entah oleh jarak ataupun waktu. Maka keduanya pasti akan kembali dipertemukan. Dan Zayn pantang menyerah sebelum dia berhasil menemukan apa yang dia cari. Ini janjinya sebagai seorang laki-laki.
nah lho kemana coba
target komen 1,2k baru next.
sengaja, aku ngulur waktu wkwk.semoga suka.
mana nih yg ngeship kapal zayn sama qia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally I Found You [TERBIT]
SpiritualButuh waktu 4 tahun bagi Zayn untuk berani memutuskan hal sebesar ini. Arti pernikahan di matanya begitu penting dan sakral, butuh kesiapan penuh untuk bisa terikat dalam hubungan bernama pernikahan ini. Zayn bukannya tidak punya keberanian. Hanya s...