Jangan menjanjikan sesuatu kalau nyata nya kamu hanya memberikan sebuah harapan
.
.
.
.
.©Raibae_
Sinar remang matahari menembus jendela kaca kamar asha pagi ini. Jangan salah sangka, asha sudah bangun sejak subuh hari tadi padahal sekarang hari minggu. Semalam asha sudah merencanakan apa yang akan ia lakukan seharian ini, mulai dari jogging pagi hingga belajar pada malam hari untuk ulangan besok. Kali ini asha memutuskan mengajak mama untuk jogging bersama, tapi mama kelewat sibuk karena ada arisan ibu-ibu komplek siang ini dirumah. Bahkan mama memulai bersih-bersih rumah sedari subuh.
Sekarang asha berada di taman komplek. Mood nya untuk jogging pagi ini tiba-tiba hilang. kesal karena mama tidak bisa ikut. Asha ingat sekali perkataan kakeknya dulu, ketika Asha menangis sejadi-jadinya hanya karena ia kesal tak diajak main teman-temannya. Kakek yang saat itu sedang tenang membaca koran ditemani secangkir kopi hitam jadi tergopoh-gopoh menghampiri asha kecil di perkarangan rumah.
"Kamu kenapa?".tanya kakek dengan suara khas miliknya.
" Gak tau!... Asha kesal! "
"Kenapa kesal hah? "
"Gak tau kek.... Asha juga heran kenapa sedih. Rasanya tuh kayak kesalllllll banget. Kayak ada yang ganjal di hati Asha. Hiks hiks"
Kakek geleng-geleng kepala melihat tingkah lucu cucunya. Dengan perlahan kakek mengambil duduk di samping asha sambil menepuk-nepuk pelan bahunya. Mengeluarkan jurus kata-kata penenang paling ampuh sepanjang hidup asha.
"Terkadang memang seperti itu asha, kita bisa kesal karena hal sepele. Sering malah terjadi, kakek juga sama seperti kamu. Rasanya sedih sekali. Itu mengapa jangan menaruh ekspetasi tinggi pada hal yang kita inginkan. Ingat, Takdir tidak selalu berjalan mulus seperti yang kita harapkan asha, adakalanya kita harus menerima kenyataan itu. ". Kakek memang tidak pernah mengecewakan.
Keadaan taman sepi, Tidak seperti biasanya. Asha jadi tambah murung. Gagal sudah rencananya. Jadi seharusnya sehabis jogging Asha akan mengajak anak-anak yang biasa bermain di taman jalan-jalan keliling komplek atau sekedar bermain petak umpet bersama. Kemarin mereka sudah berjanji akan datang.Tapi sekarang, tidak ada satupun yang muncul padahal Asha sudah menunggu selama 30 menit. Asha benar-benar bosan, mana handphonenya tertinggal dikamar. Tapi ia malas kembali kerumah, karena pasti mama akan menyuruh-nyuruh Asha untuk membantunya, Nakal memang.
"Hmmm, ngapain ya?. " Pikir Asha sejenak sambil menikmati semilir angin pagi yang menabrak wajahnya ketika ia menganyukan ayunan dengan perlahan. Asha memejamkan matanya, begitu menikmati suasana. Rasanya Asha ingin berteriak agar beban di otaknya bisa dikurangi. Tentu saja Asha harus berpikir dua kali sebelum melakukannya kalau tidak mau digebukin warga karena sudah mengusik ketenangan pagi yang indah ini.
Jalanan memang sudah ramai orang berlalu lalang melakukan kesibukan akhir pekan mereka masing-masing. Tapi tetap saja di taman ini sepi. Merasa sudah sangat bosan, Asha memilih berjalan-jalan berkeliling komplek saja. Tenang, Asha sudah sangat hafal jalan dekat komplek nya. Walaupun baru pindah 3 minggu yang lalu, Asha sudah terbilang dekat dengan tetangga-tetangganya karena sifatnya yang easy going dan humble, juga karena dulu ia sempat tinggal di sana selama beberapa tahun.
Setelah beberapa menit berjalan, asha menemukan sebuah cafe yang sudah buka, sepagi ini. Untuk ukuran cafe, bisa dibilang sangat cepat. Karena terlihat menarik, Asha tanpa ragu memutuskan membeli sarapan di sini, mungkin lebih baik menghabiskan nya juga disini. Cafe ini minimalis, tapi menyuguhkan desain interior yang menenangkan dengan nuansa warna coklat muda. Sangat tepat untuk keadaan Asha saat ini.
Di jam segini cafe memang masih sepi. Paling orang-orang lebih memilih take away untuk dibawa kerja atau sekedar berjalan-jalan. Asha memesan satu cup mocca latte dan se- porsi pancake. Sambil menunggu pesanannya datang, Asha mulai berkeliling cafe, melihat-lihat dengan detail setiap inci cafe. Sampai pada saat Asha melihat satu meja di pojok ruangan diduduki oleh seorang laki-laki yang nampak fokus membaca, itu zayn!. Ayolah, kenapa harus zayn?
Asha segera mencari meja yang agak jauh namun masih bisa untuk dipakai untuk memantau zayn dari kejauhan. Asha menutup wajahnya dengan buku menu, sesekali melirik ke meja zayn. Mata Asha tidak bisa lepas dari pemuda itu, entah apa yang ada dipikiran gadis satu ini.
"Mocca latte dan pancake nya mbak".
Pelayan cafe meletakkan pesanan Asha tadi keatas meja." Engga makasih ". Dengan pede Asha mengucapkannya sehingga membuat pelayan itu bingung.
" Maaf mbak, ini pesanannya". Ujar pelayan cafe dengan agak sedikit ragu. Seakan baru sadar dengan ucapannya tadi, Asha langsung mengalihkan pandangannya pada pelayan cafe dengan mata yang melotot sempurna, jelas Asha kaget sekaligus malu. "OH IYA! maaf mas". Asha menundukkan kepalanya sebagai ujaran terimakasih, dengan sedikit cengiran. Untungnya pelayan itu hanya tersenyum lalu segera beranjak pergi.
Teriakkan Asha tentu mengundang perhatian zayn. Zayn mendongak melihat kearah sumber suara, matanya tepat bertemu dengan mata Asha saat gadis itu juga mendongakkan kepalanya. Tatapan tanpa artian milik zayn seakan mengintimidasi gadis itu, Spontan Asha langsung menunduk sedalam-dalamnya menahan malu dan mengutuk dirinya sendiri.
Asha makan dengan menutup wajahnya dengan buku menu yang sama, Asha benar-benar malu kali ini,
"doublekill, untuk pagi ini sha".
Asha makan terburu-buru hingga makanannya tandas dengan waktu tak sampai 10 menit. Asha bergegas berdiri dari posisi duduknya, namun tanpa diduga zayn sudah berdiri tepat didepan kursinya. " Apalagi? ".
" h-hai zayn! A-apa kabar? Hehe. Aku mau pergi dulu ya? Soalnya mama udah nungguin dirumah. Bye! "Gerakan asha terhenti ketika tangan zayn dengan sengaja menahannya. Asha menoleh, namun yang didapat nya hanya tatapan nyalang milik zayn. "Aduh nih anak kenapa lagi sih? ". Cukup lama mereka berdiam diri sambil tatap-tatapan. Sampai kemudian Asha melepas tangannya dari cengkraman zayn.
" maaf zayn. Tapi aku beneran harus pulang, bentar lagi film BoBoiBoy mulai. Dah! ". Gadis melenggang pergi begitu saja.
Zayn menatap kembali jemari tangannya, apa yang dia lakukan?.
©Raibae_
Asha ngga bohong soal nonton BoBoiBoy, karena sekarang dia memang lagi nonton kartun kesukaannya itu. Tapi pikirannya tidak bisa fokus, Asha terus memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu itu.
Waktu itu, waktu Asha tak sengaja menatap mata Zayn. Satu hal lagi yang ditemukannya, tanda lahir didekat mata.
Asha memang duduk sebangku bersama Zayn, tapi dia tidak pernah memperhatikan Zayn sejauh itu. Dan mulai saat ini, Asha yakin dia pasti orangnya.
To Be Continue...
Part ini pendek banget :(, tapi tanganku gatal pengen publish. Soalnya baru sadar udah lama banget terakhir kali publish huhu. Jangan lupa vomment ya kawan" ku🤍
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Asha || Lee Jeno
Short Story[SLOW UPDATE] "kalau kamu jadi aku, apa yang bakal kamu lakukan?" Aku suka caramu memaknai arti kehidupan, aku suka caramu memahami sikap setiap orang, aku suka caramu memberi perhatian. Karna aku suka setiap inci dari dirimu, tanpa terlewatkan. Ka...