Versi terbaik seseorang itu berbeda. Jadi jangan pernah membiarkan siapapun memberi tahu mu atau membuatmu merasa belum cukup
-lee jeno
.
.
.
.
.©Raibae_
dering suara berisik alarm menggema di seluruh ruangan, membuat sang empu nya terbangun malas untuk mematikannya. Zayn mengucek mata pelan ketika membuka ponsel, jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi, mau tak mau ia harus segera bangkit lalu bersiap-siap.
Zayn selalu bangun lebih awal daripada orang rumahnya, lalu berangkat lebih cepat. Ia hanya tak mau berhadapan dengan keluarganya -baca ayahnya- yang hanya akan membuat moodnya hancur. Walaupun memang ia tak pernah merasa benar-benar mood untuk menjalankan hari-harinya yang begitu membosankan.
Sambil menunggu Zayn bersiap, mari kita sedikit berbincang,
Berbicara soal Zayn.
Laki-laki satu ini memang terlihat sedikit mengerikan jika kita tatap lamat-lamat. Tapi akan terlihat sangat manis jika ia tersenyum, dengan mata yang menyipit menyisakan garis halus yang samar. Sayang, ia jarang sekali menunjukkannya.
Zayn memiliki otak diluar kapasitas teman seumuran nya. Kecerdasannya bisa menandingi seorang albert einstein, ilmuwan terkemuka di dunia. Tapi lagi-lagi, sayangnya ia tak pernah mau menonjolkan bakatnya itu. Hanya sedikit, iya sedikit saja. Paling-paling cuma untuk memenangkan olimpiade bergengsi tingkat internasional.
Zayn tak punya teman, dalam artian tak ada yang benar-benar ia anggap 'teman'. Bukan karena orang-orang tak mau berteman dengannya. Tapi memang karena dia menutup diri dari sekitar. Tak banyak orang yang bisa duduk dekat dengannya, hanya orang yang mendapat izin khusus yang bisa melakukannya. Ayolah, Zayn memang terlihat mengerikan, tapi ia tak lain hanyalah seorang anak yang merindukan kasih sayang kedua orang tuanya. Dan tak banyak orang yang peka terhadap hal itu, karena Zayn pandai menutupinya.
Temannya sehari-hari hanyalah buku-buku yang membosankan bagi sebagian orang, yang bahkan sudah ia baca berkali-kali
Sepertinya sudah cukup berbincang nya, karena fakta tentang Zayn akan terkuap sendirinya seiring cerita ini berjalan.
tak perlu waktu lama, kini Zayn sudah siap dengan seragam dan tasnya. Ia hanya perlu memakai sepatu lalu berangkat dengan mobil pribadinya, hasil dari memenangkan olimpiade-olimpiade bergengsi tentu saja. Zayn memang jarang makan dirumah, bahkan hampir tak pernah. Ia lebih memilih meminum secangkir kopi americano di cafe langganannya. Setidaknya secangkir kopi dapat menenangkan pagi harinya yang biasa saja.©Raibae_
Kelas masih kosong saat Zayn tiba, tidak lain karena memang Zayn lebih memilih datang lebih awal. Karena kelas akan terasa sangat tenang disaat seperti ini, dan Zayn menyukainya. Hal lain yang disukai oleh Zayn selain kopi americano adalah suasana kelas di pagi hari, sangat menenangkan. Zayn membuka buku paket pelajaran hari ini, ia selalu terbiasa untuk membaca lebih awal materi yang akan disampaikan oleh guru nanti. Sebab menurutnya akan lebih mudah memahami materinya ketika guru menjelaskan,walaupun sebenarnya ia sudah sangat mengerti. Zayn memasang sebelah headset Nya, mulai menikmati suasana.
Tapi suara pintu yang terbuka sedikit mengalihkan perhatian laki-laki itu. Pelakunya adalah asha, ia sudah datang bahkan sebelum pukul setengah 7. Asha terlihat sangat riang, tapi tidak berisik dan cerewet seperti biasanya. Entahlah, zayn tak mau ambil pusing. Ia kembali memfokuskan diri untuk membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Asha || Lee Jeno
Nouvelles[SLOW UPDATE] "kalau kamu jadi aku, apa yang bakal kamu lakukan?" Aku suka caramu memaknai arti kehidupan, aku suka caramu memahami sikap setiap orang, aku suka caramu memberi perhatian. Karna aku suka setiap inci dari dirimu, tanpa terlewatkan. Ka...