4

4 1 0
                                    

Kezia, karin dan rachel berada dibangku kantin mereka asik makan sembari berbincang-bincang sedangkan bianca hanya diam memikirkan kejadian dikelas dirinya bimbang ingin menceritakan ketemannya tapi, dia takut nanti akan ada masalah lagi dengan bella. karin menatap aneh bianca tidak seperti biasanya. kezia dan rachel pun menyadari ada yang aneh dengan bianca.

"Bi... lu kenapa dari tadi diam aja, biasanya lu yang paling berisik?" tanya karin. bianca langsung reflek menatap muka karin ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Gw gak  papa" jawab bianca.

"Beneran?" tanya karin lagi.

"Iya gapapa kok"

***

Malam hari, bianca menatap dari jendela bulan purnama yang sangat terang. suara ketukkan pintu dari kamar bianca, bianca menoleh dan melihat wanita paruh baya masuk berjalan kearahnya.

"Makan malam dulu yuk" ucap wanita itu.

"Iya mah" bianca turun bersama wanita paruh baya yaitu ibunya. bianca menikmati makan malam hanya berdua, orangtuanya pisah sejak ia berumur lima tahun walaupun begitu bianca sangat bahagia ibunya masih merawatnya dengan baik.

Pukul 06:55 bianca telat ia buru buru memakai sergama sekolah bianca juga melewati makan paginya. rumahnya dengan sekolah cukup dekat, bianca berlari dengan sangat cepat. bianca bernafas lega pintu gerbang masih terbuka lebar.

Bel masuk berbunyi bianca sudah ditempat duduk pelajaran pertama olahraga. pak budi selaku guru olahraga menyuruh mereka keluar dan berkumpul dilapangan. semua murid sudah berkumpul dilapangan termasuk bianca.

"Kita pemanasan dulu ikutin bapak" perintah pak budi.

Selesai melakukan pemanasan mereka mengambil point memasukkan bola basket ke ring. satu persatu dipanggil gilaran bianca. bianca maju kedepan dan mulai melempar bola basket percobaan pertama gagal, percobaan kedua gagal, percobaan ketiga juga gagal point bianca dibawah rata rata.

"Huu gitu aja gak bisa, lemah banget jadi orang!!" lontar bella membuat semua murid tertawa.

Bianca hanya menunduk sembari menahan air matanya yang ingin keluar.

"Bella" panggil pak budi. bella segera maju kedepan untuk mengambil poin.

Percobaan pertama masuk bella, percobaan kedua masuk dan ketiga juga masuk. bella berjalan dengan sombong kearah teman temannya.

"Gitu doang mah gampang pak." seru bella.

"Sombong  kamu ya" jawab pak budi.

***

Bianca sudah berganti pakaian yang tadi olahraga menjadi seragam putih abu abu. bianca dan yang lainnya menulis catatan bahasa indonesia dipapan tulis. bianca murid pertama yang selesai menulis.

"Bianca!" panggil bu rahma.

"Ya bu kenapa" jawab bainca dari tempat duduknya.

"Tolong ambilkan tempat pensil diruang guru dimeja ibu"

"Baik bu"

Bianca berjalan kearah ruang guru ia segera ke meja bu rahma terlihat tempat pensil dimejanya segera bianca ambil. saat ingin keluar ia tidak sengaja menambrak bahu siswa laki laki.

Bianca menunduk "Maaf" dia segera pergi tanpa melihat wajah siswa itu.

"Aneh" gumam siswa tersebut.

***

Bianca pulang dari sekolah dengan berjalan kaki. Sesampai dirumah tidak ada orang sepi sekali, ibunya berkerja seorang wiraswasta dia berjualan sembako lumayan laku kadang bianca membantunya berjualan.

"Aku mandi dulu terus beres beres rumah, abis itu masak biar pas mama pulang dia bisa langsung makan" begitulah kehidupan bianca sehari hari.

Selesai beres beres dan masak bianca tidur diruang tamu sambil menunggu ibunya pulang.

"Bi... bianca bangun nak" ucap diana selaku ibu bianca.

"Emm" bianca mengulet.

"Ayo bangun kita makan" pinta diana.

"Mama? Udah pulang?" Tanya bianca yang masih keadaan setengah sadar.

"Iya nak yuk"

"Iya mah"











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

indirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang