3

7 1 0
                                    

Kezia menarik lengan bianca diikuti rachel dan karin dibelakang nya. Kezia terlihat sangat kesal bianca terus membujuknya kembali kekelas.
Kezia melihat kelas bianca tidak ada seseorang yang ia cari.

"Ck, kemana tuh orang!" Gerutu kezia.

"Kebasecamp mungkin kez!" Sahut rachel yang masih dibelakangnya.

Mereka segera kebasecamp. Rachel ingin membuka pintu tapi pintunya terkunci dari dalam terdengar suara tawa dari dalam basecamp.

"Pintunya dikunci" ucap rachel.

Kezia mengedor gedor pintu basecamp dengan keras. Sama sekali tidak ada sahutan dari dalam, baru saja ingin mengedor lagi pintu sudah terbuka memperlihatkan seorang laki laki didepan mereka.

"Maksud lu apa gedor gedor pintu!"

"Gw mau ketemu pacar lu"

"Gw gak pun_"

"Bella" potong kezia.

Bella melangkahkan kakinya kepintu ia mendengar seseorang menyebut namanya.

"Ada apa sih bram?" Tanya bella pada bram.

"Itu dia nyariin lu" bella menengok kearah kezia.

"Ada urusan apa lu sama gw?" Tanya bella.

Kezia berdecih " yang harusnya gw tanya ada masalah apa lu sama temen gw!"

"Maksud lu?" Tanya bella yang bingung.

"Bianca! Maksud lu buang bajunya apa?" Kata kezia.

"Lu pikir karna lu udah terkenal dan ditakutin semua orang lu bisa gitu buang baju seenaknya"  lanjut kezia.

"Gw gak punya urusan ya sama lu, oiya temen lu gak mempermasalahin iya kan?" Tanyanya kepada bianca.

Bianca yang tidak ingin terjadi keributan mengangguk. Bianca menarik tangan kezia agar dia bisa berhenti berdebat dengan bella.

"Gw udah ikhlas kok gw gak mempermasalahin baju gw" jawab bianca, kezia menatap aneh bainca.

"Yaudah udah kan urusannya selesai" bainca menutup pintu basecamp didepan mereka.

Semua murid menyaksikan kejadian mereka. Kezia dengan kesal balik kekelas bianca menenangkan kezia.
Rachel dan karin ikut menenangkan kezia.

"Bi gw tau ini hal kecil tapi, seharusnya lu lawan dong jangan seenaknya dia buang buang baju lu!" Kata kezia.

"Ya gw tau cuman gw gak mau jadi keributan terus nanti masalahnya jadi besar!" Jawab bianca.

"Lu juga salah kezia jangan marah kebella lu tau dia sifatnya gimana, kita gak sekelas lagi sama bianca, gw takut nanti bianca jadi sasaran kekerasan sama bella apa lagi dia sekarang sekelas sama bella" ucap rachel.

"Iya kez, bi kalo misalkan lu dijahatin sama bella lawan ya bilang kita juga, kita siap kok dukung lu!" Bianca menyiakan ucapan karin.

Bel masuk berbunyi.

Bianca buru buru kekelas keadaan kelas masih sepi. Bianca duduk hatinya sangat gugup ia takut yang dibicarakan rachel benar jika bella akan membullynya. Satu persatu murid masuk kedalam kelas yang tadinya sepi sekarang ramai semua sudah berada dikelas dan juga bella bersama teman temannya sudah duduk ditempat duduk mereka.

Bella membentuk kertas menjadi bulat bulat besar. Bella sengaja melempar kearah bianca, dibelakang tempat duduk bianca tong sampah. Ia berpura pura melempar kertas dengan alasan malas berjalan ketong sampah. Bella melempar kertas yang ia sudah kumpulkan kearah bianca.

"Aww" bianca mengelus kepalanya yang terkena kertas yang bella lemparkan.

Bella tidak menghiraukan bianca yang kesakitan ia terus melemparkan kertas kearah bianca. Lea dan manda juga ikut melemparkan kertas kearahnya. Pak rahmat guru sejarah pun datang kekelas bella, lea dan manda berhenti melemparkan kertas.

Pak rahmat melihat meja bianca banyak kertas yang berserakan.

"Bianca apa apaan ini kamu, banyak banget kertas disamping meja kamu dibelakang bangku kamu juga!" Ucap pak rahmat yang terlihat kesal pagi pagi sudah banyak sampah dikelas.

"Maaf pak" ucap bianca.

"Huu tau bianca kotor banget jadi orang huuu" teriak bella.

"Tau bianca bukannya belajar malah mainan kertas kaya gak ada kerjaan aja!" Sahut lea.

"Sudah kamu juga sama bisannya berisik doang" lontar pak rahmat kebella dan lea.

"Udah sekarang kamu bianca beresin sampah kamu!" Lanjut pak rahmat.

"Baik pak"

Satu persatu bianca memasuki kertas ketong sampah. Bianca sakit hati padahal bukan ia yang melakukannya.


indirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang